Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Didesak DPR soal Warisan Utang Era Sri Mulyani, Menkeu Purbaya: Kenapa Tidak Ditanyakan dari Dulu?

Dicecar DPR soal warisan utang era Sri Mulyani, Menkeu Purabaya mengungkapkan pendapatnya yang menohok.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
YouTube via Tribun Bogor
JAWABAN MENOHOK PURBAYA - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memberikan jawaban menohok usai dirinya diskak DPR soal utang warisan dari masa Menkeu sebelumnya, Sri Mulyani. Ia mempertanyakan mengapa tidak ditanya sejak era Sri Mulyani. 

Hendri menambahkan, nama Purbaya memang tidak sepopuler deretan mantan Menteri Keuangan lainnya seperti Bambang Brodjonegoro, Chatib Basri, atau Sri Mulyani

Kendati demikian, Purbaya tetap memiliki reputasi yang mentereng di dunia keuangan. 

"Purbaya bukan nama baru sih di dunia keuangan, namanya cukup mentereng juga cukup beredar," tutur pria yang akrab disapa Bung Hensa tersebut, dilansir dari Tribun Jakarta.

"Hanya memang, namanya tak sekinclong nama-nama yang pernah ada di Kementerian Keuangan seperti Bambang Brojo, Chatib Basri, bahkan Sri Mulyani ya. Tapi dia cukup penting," jelasnya lagi.

Sementara itu, mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu, memberikan dua pesan khusus kepada Purbaya Yudhi Sadewa.

Ia meminta agar Purbaya tidak mengulangi gaya kepemimpinan ala Menkeu sebelumnya, Sri Mulyani.

Said Didu membeberkan dua kesalahan Sri Mulyani yang menjabat sebagai Menkeu pada tahun 2005-2010 dan 2016-2025.  

Pertama, ia meminta agar Purbaya tidak melanjutkan kebiasaan Sri Mulyani yang diduga kerap melakukan praktik negoisasi anggaran di 'bawah meja' dengan DPR.

Sebab, kebiasaan ini menjadi masalah dalam pengelolaan keuangan negara.

Eks Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu, menyampaikan dua pesan khusus kepada Menteri Keuangan RI, Purbaya Yudhi Sadewa, yang baru dilantik Prabowo Subianto menggantikan Sri Mulyani.
Eks Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu, menyampaikan dua pesan khusus kepada Menteri Keuangan RI, Purbaya Yudhi Sadewa, yang baru dilantik Prabowo Subianto menggantikan Sri Mulyani. (Kompas.com/Rahmat Utomo - Dok Sekretariat Presiden)

Ia menaruh syak wasangka bahwa negoisasi di bawah meja ini termasuk pembahasan kenaikan tunjangan maupun perjalanan dinas bagi anggota legislatif.

"Sri Mulyani sering melakukan itu (negoisasi di bawah meja). Pembahasan anggaran saya paham itu. Hentikan semua itu."

"Kenapa ada kenaikan tunjangan jabatan, kenapa ada kenaikan biaya kunjungan kerja (kunker), macem-macem."

"Itu adalah permainan di bawah meja," ujar Said Didu seperti dikutip dari tayangan di kanal YouTube Hersubeno Point yang tayang pada Selasa (9/9/2025).

Kedua, kata Said, Purbaya diminta untuk tidak mengacuhkan peran Bappenas sebagai lembaga pemikir pembangunan.

Ia menilai, Sri Mulyani selama ini terlalu mendominasi dalam setiap membuat kebijakan keuangan negara dan tidak memberi ruang bagi Bappenas untuk berkontribusi.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved