Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sosok David Anak Penjual Keripik Singkong yang Buat Rektor UI Nangis, Kuliah Nyambi Jadi Driver Ojol

 Kisah David, seorang wisudawan membuat Rektor Universitas Indonesia, Prof Heri Hermansyah, menangis.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
YouTube Universitas Indonesia
KISAH WISUDAWAN - Rektor Universitas Indonesia, Prof Heri Hermansyah menangis saat menyampaikan pidato pada upacara wisuda terakhir, Sabtu (13/9/2025). Ia bercerita soal sosok wisudawan yang kuliah nyambi jadi driver ojol. 

TRIBUNJATIM.COM - Kisah David, seorang wisudawan membuat Rektor Universitas Indonesia (UI), Prof Heri Hermansyah menangis.

Tangis Heri terlihat saat menyampaikan pidato pada upacara wisuda terakhir, Sabtu (13/9/2025).

Sebelumnya, Heri menegaskan, dana abadi UI ditujukkan untuk membantu mahasiswa kurang mampu, bukan untuk dibebankan kepada mahasiswa.

“Bapak, Ibu, ananda, wisudawan sekalian, untuk dana abadi kita tidak akan minta ke mahasiswa, justru kita akan berikan kepada mahasiswa,” tekan Heri melalui pidatonya, dikutip dari Youtube Universitas Indonesia, Minggu (14/9/2025) via TribunJabar.

Mengutip laman resmi UI, dana abadi adalah inisiatif strategis untuk mendukung pelaksanaan tridarma perguruan tinggi berupa pendidikan, pengajaran, dan pengabdian kepada masyarakat serta menyediakan beasiswa bagi mahasiswa yang membutuhkan serta mendukung berbagai program pengembangan sivitas akademika.

Wisuda pada hari itu terbagi menjadi dua sesi, yakni pagi dan sore yang diisi oleh wisudawan asal Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Ilmu Komputer, Ilmu Administrasi, FMIPA, Vokasi, SKSG, dan SIL.

Dalam pidatonya, Heri juga menceritakan kisah perjuangan mahasiswa UI yang berhasi lulus dan masuk UI berkat adanya beasiswa.

Salah satunya adalah David yang merupakan wisudawan FEB UI dan sempat gap year.

Gap year adalah periode jeda dari pendidikan formal, biasanya setelah lulus SMA dan sebelum masuk ke perguruan tinggi, yang dimanfaatkan seseorang untuk istirahat, mengeksplorasi minat, mengumpulkan pengalaman baru (seperti bekerja paruh waktu atau relawan), mengembangkan diri, atau mempersiapkan diri kembali untuk masuk ke perguruan tinggi impian. 

Baca juga: 2 Anaknya Diterima Kuliah di ITB, Santi Tukang Sepuh Emas Nangis Rektor Datangi Tempat Kerjanya

David diketahui berasal dari keluarga penjual keripik singkong.

Selama kuliah, ia juga bekerja sebagai driver ojek online (ojol) hingga akhirnya bisa meraih beasiswa dan resmi menjadi sarjana.

Selain David, ada juga Nadia dari FMIPA UI yang ayahnya bekerja sebagai buruh bangunan.

Nadia mencari penghasilan tambahan melalui magang dan les privat.

Berkat beasiswa, Nadia pun berhasil menyelsaikan pendidikannya.

Heri pun terisak lagi saat menceritakan kisah mahasiswa baru asal Kupang.

Siswa yang berprestasi itu mendaftar UI diam-diam karena keterbatasan ekonomi.

Setelah dinyatakan diterima, mahasiswa baru itu pun dijemput langsung oleh pihak kampus agar bisa tetap melanjutkan kuliah dengan bantuan dana abadi.

Baca juga: Pantas Ayi Anak Penjual Pulsa yang Masuk ITB Gratis Punya Banyak Medali, Dosen: 2 Dinding Tak Muat

Lewat kisah ini, Heri menegaskan, UI akan terus berupaya agar semakin banyak mahasiswa yang bisa kuliah tanpa khawatir biaya dengan memanfaatkan dana abadi sebagai beasiswa.

“Kami usahakan banyak David-David lain dapat belajar di UI tanpa perlu khawatir biaya lagi. Inilah fungsi dari dana abadi UI yang saat ini jumlahnya masih kecil dan harus ditingkatkan agar memberikan manfaat besar untuk mahasiswa,” ujarnya.

Ia pun mengatakan ingin memberikan yang terbaik untuk seluruh mahasiswa yang kelak menjadi penerus generasi bangsa Indonesia.

Adapun UI sendiri mendapat target untuk mengumpulkan dana abadi sebesar Rp 1 triliun dalam lima tahun.

Selama ini, telah dikumpulkan melalui berbagai kerja sama dan penyelenggara acara.

“Dana abadi kita dapatkan dari kerja sama, dari event. Untuk diketahui, kemarin di sesi ketiga, kita mengundang filantropi yang memberikan dana abadi ke Universitas Indonesia,” jelas Heri. 

Heri juga menegaskan bahwa manajemen UI memberi contoh dengan ikut menyumbang secara pribadi. Harapannya, hal ini bisa menggugah semua pihak.

Sebelumnya juga viral kisah Ayi, anak penjual pulsa yang diterima kuliah di ITB atau Institut Teknologi Bandung secara gratis.

Calon mahasiswa asal Pekanbaru, Riau itu didatangi langsung oleh dosen ITB Imam Santoso dan Wakil Rektor ITB Prof Irwan Meilano.

Mereka memberikan langsung beasiswa dari Paragon Corp untuk Ayi.

Siswa SMAN 8 Pekanbaru tersebut diterima Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ITB.

Saat tiba di rumah sederhana Ayi, Imam Santoso terkejut melihat begitu banyak medali dan piagam penghargaan remaja tersebut.

Ternyata selain berotak encer, Ayi adalah atlet renang.

"Medalinya kayak baju di jemuran, banyak banget," ucap Imam Santoso, dikutip dari Instagram, pada Senin (4/8/2025) via TribunJakarta.

"Ayi, atlit renang dari Riau keterima dan dapat beasiswa di FMIPA ITB, awalnya orangtua tak izinkan karena takut biaya," imbuhnya.

Baca juga: Karyanya Raih Medali Emas, Anak Penjual Soto Kuliah Gratis di UGM, Ortu Pesan Tak Menyerah


Saking banyaknya, mendali hasil kerja keras Ayi bahkan sampai memenuni dua dinding di rumahnya.

"Jadi ini punya kamu juga, jadi dipindahin ke sana, dua dinding tidak muat," kata Imam Santoso.

Ayah Ayi yang merupakan penjual pulsa mengatakan selain sekolah putranya juga mengajar les renang.

Uang dari hasil mengajar, lalu dipakai Ayi untuk membayar biaya bimbingan belajar dan bekal kuliah di ITB kelak.

"Jadi guru les renang untuk cari duit biaya bimbel dan bekal kuliah," ujar ayah Ayi.

Berasal dari keluarga yang sederhana, Ayi sempat dilarang ibunya untuk kuliah di ITB.

"Saya bilang kuliah di sini saja, karena biayanya gak sanggup," kata ibunda Ayi sambil menangis.

Namun Ayi tak mau menyerah dengan keadaan, ia belajar dengan sangat keras.

Baca juga: Kisah Anak Pedagang Pasar dan Tukang Las Lolos Masuk ITB, Ingin Perbaiki Kondisi Ekonomi Orang Tua

Ayi akhirnya diterima di ITB dan mendapatkan beasiswa dari Paragon Corp.

Tak cuma itu Ayi juga mendapatkan laptop canggih.

"Tapi dia keras tekatnya, belajar sampai jam 2 malam, pulang latihan dia belajar," ucap ibunda Ayi.

Mendengar ucapan sang ibunda, Ayi langsung mengusap-usap berusaha menenangkan.

"Alhamdulillah keterima ITB dangan skor UTBK tinggi," imbuh ibu Ayi.

Di akhir video, Imam Santoso berpesan untuk tidak pernah bermimpi untuk bersekolah tinggi tak peduli bagaimanapun kondisi ekonomi keluargamu.

"Siapun kamu, bisa kuliah tinggi," kata Imam Santoso.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved