Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Yusra Operator SDN Lega Lolos PPPK setelah 19 Tahun Bekerja, Selama ini Gaji Tak Jelas

Yusra, operator SD Negeri 2 Lapang, Kecamatan Lapang, Kabupaten Aceh Utara adalah satu di antara honorer yang lolos PPPK.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.COM/MASRIADI SAMBO
LOLOS PPPK - Honorer mengurus surat kesehatan dari Rumah Sakit Umum Cut Meutia (RSUCM) Kabupaten Aceh, Provinsi Aceh, Selasa (16/9/2025). Satu di antara yang lolos bernama Yusra, operator SD Negeri 2 Lapang, Kecamatan Lapang, Kabupaten Aceh Utara, yang sudah bekerja selama 19 tahun. 

Masker birunya melorot di leher tak mampu menutupi getir yang ia rasakan. 

Sejak 2008, setiap pagi ia berangkat ke sekolah dengan semangat yang sama. 

Baginya, anak-anak di ruang kelas adalah alasan untuk tetap bertahan, meski upah ia terima jauh dari kata layak. 

“Saya digaji Rp500 ribu per enam bulan. Itupun dipotong. Kadang yang saya terima hanya Rp1,2 juta,” ucap Bura dengan suara lirih, saat ditemui ketika berunjuk rasa di Gedung DPRD Mamuju, Senin (15/9/2025), dikutip dari Tribun Sulbar.

Baca juga: Masa Kontrak 1 Tahun, ini Rincian Lengkap Tunjangan PPPK Paruh Waktu

Dengan penghasilan tak menentu, Bura kerap harus mengencangkan ikat pinggang.

Ia tahu, gajinya sebagai honorer tak cukup untuk menutupi kebutuhan hidup sehari-hari. 

Namun, rasa cintanya pada murid-murid membuatnya tetap setia hadir di sekolah. 

“Saya rajin masuk tiap hari. Hanya Sabtu dan Minggu tidak karena saya ibadah,” katanya.

Harapan sempat tumbuh ketika ia melengkapi berkas untuk mengikuti seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). 

Bura membayangkan, status baru itu bisa menghadirkan sedikit kepastian bagi hidupnya. 

Namun, semua pupus begitu pengumuman keluar. Namanya tak tertera dalam daftar.

“Kami hanya diminta sabar. Tapi sampai kapan saya bisa sabar? Kalau soal pakaian, saya bisa sabar. Tapi kalau perut lapar, bagaimana?” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Baca juga: Tangis Bura Cuma Disuruh Sabar Tak Lolos PPPK Padahal Sudah Mengabdi 17 Tahun: Ingin Dihargai

Bura tak kuasa menahan tangis.

Baginya, sabar bukan lagi kata yang mudah diucapkan ketika usia semakin menua. 

“Kalau saya masih 17 tahun, mungkin bisa lebih sabar menunggu. Tapi sekarang saya sudah 50 tahun,” katanya, suaranya tercekat.

Meski begitu, perempuan sederhana ini tetap berpegang pada satu hal: anak-anak yang diajarnya adalah masa depan. 

Mereka adalah alasan ia terus berdiri di depan kelas, meski penghasilan tak menjanjikan.

“Saya berharap suara kami bisa didengar. Kami hanya ingin dihargai dan diberi kepastian,” kata Bura.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved