Yusra Operator SDN Lega Lolos PPPK setelah 19 Tahun Bekerja, Selama ini Gaji Tak Jelas
Yusra, operator SD Negeri 2 Lapang, Kecamatan Lapang, Kabupaten Aceh Utara adalah satu di antara honorer yang lolos PPPK.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
Masker birunya melorot di leher tak mampu menutupi getir yang ia rasakan.
Sejak 2008, setiap pagi ia berangkat ke sekolah dengan semangat yang sama.
Baginya, anak-anak di ruang kelas adalah alasan untuk tetap bertahan, meski upah ia terima jauh dari kata layak.
“Saya digaji Rp500 ribu per enam bulan. Itupun dipotong. Kadang yang saya terima hanya Rp1,2 juta,” ucap Bura dengan suara lirih, saat ditemui ketika berunjuk rasa di Gedung DPRD Mamuju, Senin (15/9/2025), dikutip dari Tribun Sulbar.
Baca juga: Masa Kontrak 1 Tahun, ini Rincian Lengkap Tunjangan PPPK Paruh Waktu
Dengan penghasilan tak menentu, Bura kerap harus mengencangkan ikat pinggang.
Ia tahu, gajinya sebagai honorer tak cukup untuk menutupi kebutuhan hidup sehari-hari.
Namun, rasa cintanya pada murid-murid membuatnya tetap setia hadir di sekolah.
“Saya rajin masuk tiap hari. Hanya Sabtu dan Minggu tidak karena saya ibadah,” katanya.
Harapan sempat tumbuh ketika ia melengkapi berkas untuk mengikuti seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Bura membayangkan, status baru itu bisa menghadirkan sedikit kepastian bagi hidupnya.
Namun, semua pupus begitu pengumuman keluar. Namanya tak tertera dalam daftar.
“Kami hanya diminta sabar. Tapi sampai kapan saya bisa sabar? Kalau soal pakaian, saya bisa sabar. Tapi kalau perut lapar, bagaimana?” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Baca juga: Tangis Bura Cuma Disuruh Sabar Tak Lolos PPPK Padahal Sudah Mengabdi 17 Tahun: Ingin Dihargai
Bura tak kuasa menahan tangis.
Baginya, sabar bukan lagi kata yang mudah diucapkan ketika usia semakin menua.
“Kalau saya masih 17 tahun, mungkin bisa lebih sabar menunggu. Tapi sekarang saya sudah 50 tahun,” katanya, suaranya tercekat.
Meski begitu, perempuan sederhana ini tetap berpegang pada satu hal: anak-anak yang diajarnya adalah masa depan.
Mereka adalah alasan ia terus berdiri di depan kelas, meski penghasilan tak menjanjikan.
“Saya berharap suara kami bisa didengar. Kami hanya ingin dihargai dan diberi kepastian,” kata Bura.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
operator SD Negeri 2 Lapang
Kabupaten Aceh Utara
Pegawai Perjanjian Kerja (PPPK) Paruh Waktu
tenaga honorer
meaningful
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Tangis Roni Ardiansyah Copot Jabatan Kepala Sekolah Usai Tegur Anak Wali Kota, Kini Jadi Guru Biasa |
![]() |
---|
Jangan Ucapkan Hamburger, Karaoke dan Ice Cream di Korea Utara, sudah Dilarang Kim Jong Un |
![]() |
---|
Tekan Angka Pengangguran, Pemkab Kediri Buka Rekrutmen Magang Jepang 2025 |
![]() |
---|
Ajakan Off Bid Massal saat Demo 17 September, Sejumlah Ojek Online Keberatan: Ojol yang Mana? |
![]() |
---|
Ekosistem Industri Rokok di Trenggalek Sehat, 4 Pabrik Baru akan Buka Tahun Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.