Breaking News
Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Nasib Siswa SMAN Dikeluarkan Karena Kelas sudah Penuh, Orang Tua Ngaku Dimintai Uang Rp 5 Juta

Siswa SMAN 6 Kota Bogor yang dikeluarkan oleh sekolahnya. Padahal, siswa itu sudah resmi menjadi murid di sekolah tersebut.

Editor: Torik Aqua
Pixabay
PENUH - Ilustrasi bangku sekolah. Nasib siswa SMAN dikeluarkan dari sekolah, alasannya kelas sudah penuh. 

Bantahan Sekolah

Sementara itu, Kepala SMAN 6 Kota Bogor, Denty Dentrijadi, membantah tudingan adanya pungutan Rp 5 juta kepada wali murid terkait sejumlah siswa pindahan dikeluarkan dari sekolah.

Menurut Denty, persoalan yang terjadi karena keterbatasan daya tampung kelas yang sudah penuh. 

“Iya (kami membantah tuduhan menerima Rp 5 juta tersebut). Harapan kami kalau misal seperti itu satu kelas itu 36, ternyata tidak bisa karena maksimal 36,” kata Denty kepada wartawan, Rabu.

Denty menjelaskan awal tahun ajaran baru terdapat sejumlah siswa pindahan yang mendaftar ke SMAN 6 Bogor.

Namun, setelah berjalan satu hingga dua minggu kegiatan belajar-mengajar, sekolah terpaksa mengeluarkan para siswa tersebut karena kuota sudah melebihi aturan.

“Peraturan satu kelas tidak boleh lebih dari 36. Dan kalau tidak terdaftar di Dapodik celaka. Saya lebih baik (memberitahu) pahit dari awal,” ujar dia.

Ia menyebutkan ada tujuh siswa pindahan kelas XI yang dikeluarkan.

Meski begitu, SMAN 6 Kota Bogor tetap bertanggung jawab dengan membantu mencarikan sekolah lain bagi siswa-siswa tersebut. 

“Saya bantu masuk sekolah lain, jadi saya pindahin ke SMA 10 dua orang, ya sudah sekolah di situ terus. Sudah empat orang yang saya bantu untuk masuk sekolah lain,” ungkapnya.

Denty juga mengaku telah mendatangi langsung rumah wali murid untuk menjelaskan alasan pengeluaran dan menawarkan solusi.

Sebagian besar orangtua memahami keputusan tersebut. 

“Saya datang langsung ke rumah orangtua murid untuk menjelaskan alasannya. Saya sampaikan apa adanya. Orangtua murid menerima, 'yuk sok sekarang mau sekolah di mana, saya bantu. Ini solusi dari pihak sekolah',” kata dia.

Denty menegaskan, pihaknya tidak memiliki niat komersial dalam proses ini.

Keputusan ini agar siswa tetap bisa melanjutkan pendidikan tanpa melanggar aturan administrasi. 

“Karena dari awal kami nggak ada niat komersial. Niatnya bantu lillahitaala. Ini dunia pendidikan, jangan sampai putus sekolah,” ucap Denty.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved