Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Cara Warga di Desa ini Pakai BBM dari Sampah, Harganya Cuma Rp 10 Ribu Seliter

Sebelumnya, desa ini viral karena program pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) menggunakan sampah.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
Dok Desa Talunombo
PENGOLAHAN SAMPAH - Ketua KSM Lestari Talunombo, Eko Prastyawan saat membeli sampah dari warga. Sampah itu diolah menjadi bahan bakar minyak (BBM) setara solar. 

Kepala desa atau kades meluncurkan program inovatif yang memungkinkan warganya membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dengan pisang.

Program ini dimulai sejak tahun 2023 dengan pembagian bibit pisang Cavendish sebanyak 4.000 batang kepada warga.

Baca juga: Katimin Bayar PBB Rumah Pakai Pisang Cavendish, Usaha Kades di Ponorogo Bawa Solusi Buat Warga

Katimin (36), salah satu warga desa, terlihat bergegas membawa pisang Cavendish yang baru dipetik dari kebunnya ke balai desa.

Ia mengaku akan menggunakan hasil panennya untuk melunasi PBB.

“Sekarang di desa kami bisa membayar pajak dengan pisang,” ujarnya saat ditemui di Balai Desa Bringinan pada Senin (8/9/2025), dikutip dari Kompas.com.

Sebagai petani, Katimin mengungkapkan bahwa program ini sangat membantunya.

Ia sering kali merasa kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari dari penghasilannya.

“Dengan menanam pisang, tanpa disadari, saya sudah memiliki tabungan untuk membayar pajak,” imbuhnya.

Dari satu tandan pisang, Katimin menjelaskan bahwa ia mendapatkan uang sebesar Rp 35.000, dengan harga pisang yang dibawanya sebesar Rp 5.000 per kilogram.

“Bayar pajak rumah saya itu Rp 37.000. Pisang tadi beratnya 7 kilogram, jadi tinggal nambah Rp 2.000 untuk melunasi PBB saya tahun ini,” tuturnya.

Kepala Desa Bringinan, Barno, menjelaskan bahwa program membayar pajak dengan pisang ini bertujuan membantu masyarakat dalam memenuhi kewajiban pajak mereka.

“Kita berpikir tidak hanya nagih saja, tapi kita juga memberikan solusi. Ada tuntutan, ada solusi, sehingga tidak ada yang dirugikan,” ungkapnya.

Barno menambahkan bahwa pemilihan jenis pisang yang diberikan kepada warga didasarkan pada riset, dengan pertimbangan nilai ekonomis yang tinggi.

“Kita pilih pohon pisang jenis apa yang bisa tumbuh terus dalam satu tahun. Dari satu bonggol bisa berbuah dua hingga tiga buah, cukup untuk membayar satu pekarangan,” ujarnya.

Meskipun awalnya program ini tidak berjalan mulus karena warga belum mengenal pisang Cavendish, kini warga mulai merasakan kemudahan dalam pembayaran PBB.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved