Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

LKS Gratis, Wali Murid Malah Diintimidasi Guru usai Protes Harga Rp 140 Ribu, Dikelilingi 10 Orang

Wali murid di sekolah tersebut malah mendapati adanya dugaan praktik penjualan LKS seharga Rp20 ribu dan siswa diharuskan membeli tujuh LKS.

Editor: Torik Aqua
TRIBUNKALTIM.CO/GREGORIUS AGUNG
LKS - Kepala sekolah SD Negeri 017 Sungai Pinang, yang berada di Kecamatan Samarinda Utara, Kabupaten Samarinda, Dahlina, menegaskan bahwa pihaknya telah memahami sepenuhnya aturan dari Pemerintah Kota Samarinda mengenai larangan penjualan buku di lingkungan sekolah. Wali murid ngaku diintimidasi 10 guru akibat protes LKS senilai Rp 140 ribu. 

TRIBUNJATIM.COM - Polemik penjualan lembar kerja siswa (LKS) setelah Pemerintah Kota Samarinda menggratiskan buku untuk sekolah negeri yang meliputi lembar kerja peserta didik (LKPD), LKS, buku pelajaran utama, dan buku pengayaan.

Namun, hal yang berbeda terjadi di SDN 017 Sungai Pinang, Kota Samarinda, Kalimantan Timur.

Wali murid di sekolah tersebut malah mendapati adanya dugaan praktik penjualan LKS seharga Rp20 ribu dan siswa diharuskan membeli tujuh LKS sehingga biayanya Rp140 ribu.

Hal itu kemudian dibongkar oleh para wali murid.

Baca juga: Wali Murid Dibentak Guru usai Protes Ogah Bayar Rp140 Ribu, Padahal Pemkot Sudah Gratiskan LKS

LKS merupakan buku atau modul berisi rangkaian soal, latihan, dan aktivitas pembelajaran yang dirancang untuk membantu siswa memahami materi pelajaran secara mandiri. 

Biasanya LKS digunakan sebagai pelengkap buku utama.

Wali murid bernama Shanty mempertanyakan kewajiban membeli LKS lantaran bertentangan dengan program sekolah gratis yang dicanangkan Walikota Samarinda Andi Harun.

Andi Harun kembali terpilih sebagai Wali Kota Samarinda periode 2025-2030 setelah sebelumnya menjabat periode 2021-2025.

Informasi penjualan LKS beredar di grup WhatsApp wali murid pada awal September 2025 sehingga protes dilayangkan ke pihak sekolah.

Shanty mengaku sudah menghubungi wali kelas anaknya untuk menanyakan persoalan LKS, tapi tak ada respon.

Ia kemudian mendatangi sekolah untuk menanyakan langsung ke guru serta kepala sekolah.

"Saya ketemu dengan wali kelas anak saya. Dan awalnya saya berhadapan dengan dua guru yang menjual buku yang namanya Ibu Atul itu sama wali kelas anak saya itu."

"Awalnya berdua, lalu kepala sekolah ditelepon. Jadi saya ngobrol dengan kepala sekolah itu via telepon, dijelaskan tidak wajib," ucapnya, dikutip dari TribunKaltim.com.

Di sekolah tersebut, Shanty dikelilingi 10 guru yang memintanya melapor ke Andi Harun terkait penjualan LKS.

"Saya dibentak dan diminta menghadirkan Pak Wali Kota (Andi Harun) kalau mau protes."

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved