Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Siswa Disuruh Bayar Rp150 Ribu untuk Ambil Ijazah, Wali Murid Ngamuk Blokade Jalan Sekolah

Wali murid di Kabupaten Polman mengamuk karena siswa disuruh bayar Rp150 ribu untuk mengambil ijazah.

Tribun Sulbar/Fahrun
PROTES - Warga blokade akses jalan menuju SMKN Paku, di Dusun Silopo, Desa Paku, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polman, Sulbar, Senin (29/9/2025). Blokade akses jalan menuju sekolah ini sebagai bentuk aksi protes orang tua siswa. 

TRIBUNJATIM.COM - Wali murid SMK Negeri Paku di Kabupaten Polman, Sulawesi Barat (Sulbar) mengamuk karena siswa disuruh bayar Rp150 ribu untuk mengambil ijazah.

Mereka melakukan aksi blokade jalan menuju sekolah di Dusun Silopo, Desa Paku, Kecamatan Binuang, Senin (29/9/2025).

Polisi pun sampai mendatangi sekolah tersebut hingga akhirnya pihak sekolah buka suara terkait siswa bayar Rp150 ribu.

Baca juga: Buntut Dugaan Siswa SDN Semanding Keracunan, Pemkab Bojonegoro Panggil Seluruh Kepala SPPG

Blokade jalan menuju sekolah

Kekesalan wali murid itu diluapkan dengan cara membuat pagar bambu ke arah sekolah.

Hal itu dilakukan sebagai bentuk protes kepada guru yang merasa memberatkan para wali siswa.

Akibat dari blokade jalan tersebut, pengendara roda dan empat terpaksa harus mencari akses jalan lain.

"Saya menutup ini dengan palang karena ada pungutan pembayaran ijazah Rp100 ribu, ada juga Rp150 ribu," kata warga bernama Puang Buna kepada wartawan, dikutip dari Tribun Sulbar.

Dia mengatakan, pungutan pembayaran untuk mengambil ijazah itu tidak disampaikan lebih dulu.

Sehingga orangtua siswa menduga pembayaran untuk ambil ijazah ini sebagai bentuk pungutan liar.

Puang Buna menerima informasi adanya dugaan pungli ini merasa geram, dan layangkan protes.

Dia bersama orang tua siswa lainnya lalu sepakat masang blokade akses jalan ke pintu gerbang sekolah.

"Kalau bagi saya ini sudah masuk pungli, karena tidak diawali dengan pembicaraan dengan orang tua siswa," ungkapnya.

Baca juga: Guru Aniaya Siswa SMA Berkebutuhan Khusus di Sekolah, Kini Dilaporkan Ayah ke Polisi

WARGA POLMAN - Warga blokade akses jalan menuju SMKN Paku, di Dusun Silopo, Desa Paku, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polman, Sulbar, Senin (29/9/2025). Blokade akses jalan menuju sekolah ini sebagai bentuk aksi protes orang tua siswa.
WARGA POLMAN - Warga blokade akses jalan menuju SMKN Paku, di Dusun Silopo, Desa Paku, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polman, Sulbar, Senin (29/9/2025). Blokade akses jalan menuju sekolah ini sebagai bentuk aksi protes orang tua siswa. (Tribun Sulbar/Fahrun)

Salah paham

Sementara itu, Kepsek SMKN Paku, Ridwan menyebut masalah ini hanyalah miskomunikasi.

"Pemicunya penutupan warga adanya isu pungutan berkembang, padahal itu bukan pungutan, itu hanya sumbangan," kata Ridwan kepada wartawan.

Dia menjelaskan, siswa membayar untuk ambil ijazah merupakan sumbangan sebagai alumni.

Ridwan menyebut sumbangan itu tidak ditetapkan besaran tarif yang harus dibayar oleh siswa.

Sumbangan itu kata Ridwan, besarannya mulai dari Rp50 ribu, hingga Rp150 ribu per siswa.

"Sumbangan seadanya dari alumni untuk terimakasihnya kepada sekolahnya, kami tidak tetapkan besarannya," ungkap Ridwan.

Dia juga menyangkal jika pihak sekolah sempat menahan ijazah siswa yang enggan membayar sumbangan.

Baca juga: Siswa MTS Takut Makan Menu MBG Imbas Banyak Kasus Keracunan: Sayurnya Udah Bau

Polisi turun tangan

Polsek Binuang mendatangi SMKN Paku di Dusun Silopo, Desa Paku, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar), Senin (29/9/2025).

Kedatangan polisi lantaran adanya aksi protes orang tua siswa dan menutup akses jalan ke SMKN Paku.

Petugas tampak menenangkan warga yang layangkan aksi protes, serta akan coba mediasi.

Warga dan pihak sekolah dipertemukan untuk membicarakan masalah penutupan akses jalan.

Kapolsek Binuang, Iptu Rahman mengatakan mediasi antara warga dan pihak sekolah ini untuk mencari solusi.

"Permasalahan di SMKN Paku ini berawal dari adanya pungutan untuk ambil ijazah, kita coba mediasi," kata Iptu Rahman kepada wartawan.

Dia menjelaskan warga layangkan protes lalu menutup akses jalan menuju depan gerbang.

Sehingga memicu terjadinya gangguan ketertiban masyarakat (Kantibmas) dan coba didamaikan.

Iptu Rahman menyebut akan mempertemukan warga dengan pihak SMKN Paku.

"Kita akan cari jalan keluarnya agar pihak sekolah segera mengakomodir tuntutan orang tua siswa yang layangkan protes," ungkapnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Sumber: Tribun sulbar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved