Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk

Tangis Saidi Harap Cemas Lihat Monitor, Menanti Cucu yang Jadi Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny

Saidi adalah warga Sidoarjo yang berharap agar cucunya bisa dievakuasi, meski keinginannya agar korban bisa selamat.

Editor: Torik Aqua
TribunJatim.com/Ahmad Zaimul Haq dan KOMPAS.com/IZZATUN NAJIBAH
MENATAP LAYAR - (kanan) Tampilan live alat berat mulai dikerahkan untuk membongkar puing Musala Ponpes Al Khoziny untuk mengevakuasi korban yang terjebak puing ditayangkan di posko Basarnas, Kamis (2/10/2025). (kiri) Saidi (67) warga Sidoarjo saat menunjukkan foto cucunya yang belum ditemukan dari runtuhan mushala Ponpes Al Khoziny, Jumat (3/10/2025). 

TRIBUNJATIM.COM - Harap cemas Saidi (67) yang hanya bisa menatap layar monitor selama berjam-jam.

Saidi adalah warga Sidoarjo yang berharap agar cucunya bisa dievakuasi, meski keinginannya agar korban bisa selamat.

Perut lapar dan pikiran kosong tak mengganggu perasaan cemasnya terhadap sang cucu.

Pada layar monitor yang ia tonton, memperlihatkan rekaman proses evakuasi runtuhan mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo yang ambruk lima hari lalu.

Baca juga: Satu Permintaan Alfatih usai Diselamatkan dari Reruntuhan Musala Ponpes Al Khoziny, Bak Mimpi

Layar itu ia tatap seksama dengan duduk mendekap lutut.

Sudah berjam-jam Kompas.com memantaunya, raut wajah sedih tak mampu dia sembunyikan.

Bahkan ia tak beranjak sedikit pun saat para awak media melakukan wawancara bersama pimpinan Basarnas.

Begitupun matanya, tak teralihkan melihat kondisi sekitar.

“Setiap saat saya natap layar ini. Tadi di situ (layar monitor luar) karena panas jadi saya pindah ke dalam posko ini,” ujarnya.

Perasaan cemasnya ini akan terobati jika nama cucu pertama kesayangannya, Muhammad Adam Fidiansyah masuk dalam daftar jenazah yang semula pencarian menjadi penemuan.

“Sudah dari Senin di sini, nggak enak makan nasi. Cuma rokok sama roti. Cucu saya belum ketemu,” kata Saidi saat dihampiri Kompas.com, Jumat (3/10/2025).

Cucunya merupakan salah satu santri Ponpes Al Khoziny yang saat ini belum ditemukan petugas SAR selama proses evakuasi runtuhnya bangunan mushala tiga lantai itu.

Lalu, ia pun antusias menunjukkan video cucunya saat sedang mengaji melalui telepon genggamnya.

Tanpa ia sadari, air matanya menetes.

“Seminggu lalu pulang ke rumah sakit terus berobat dan maunya kembali ke pondok. Setelah itu ada insiden ini,” ungkap Saidi dengan terbata-bata sembari mengusap air mata.

Di mata Saidi, cucu pertamanya itu cukup pendiam, penurut, dan tak pernah merengek meminta sesuatu untuk dituruti.

Ia juga mengingat pesan terakhir yang disampaikan untuk Adam.

Ia ingin Adam berhati-hati saat kembali ke pondok, ia juga berharap Adam menjadi anak sholeh.

Tidurnya pun tak tenang.

Setiap waktu dia terbayang-bayang wajah cucunya seperti masih hidup, bisa ia tatap dan ia peluk.

Tapi itu hanya hadir dalam mimpinya.

“Mata saya terbayang-bayang dia masih hidup. Jadi seperti berhalusinasi, di rumah pulang sebentar gak kuat akhirnya ke sini lagi,” tuturnya.

Ia hanya berharap cucunya dapat segera ditemukan.

Apapun kondisinya, ia hanya pasrah kepada Tuhan meski di sudut hati kecilnya mengharap Adam pulang dengan selamat.

“Saya pasrah, yang penting cucu saya ketemu apapun kondisinya. Kalau sudah membusuk semoga bisa dikenali,” pungkasnya.

Hari ini, tim SAR gabungan menemukan delapan jenazah dari reruntuhan puing-puing mushala Al-Khoziny.

Seluruh jenazah belum diketahui identitasnya karena masih dalam proses identifikasi tim DIV Polda Jatim.

Diketahui, bangunan yang difungsikan sebagai mushala tiga lantai di area asrama putra Ponpes Al Khoziny Sidoarjo ambruk dan menimpa para santri saat sedang melakukan shalat Ashar sekitar pukul 15.00 WIB, Senin (29/9/2025).

Berdasarkan analisis tim SAR gabungan, penyebab ambruknya bangunan mushala Ponpes Al Khoziny adalah kegagalan konstruksi akibat ketidakmampuan menahan beban dari kapasitas seharusnya.

Korban runtuhan mushala Al Khoziny hingga kini berjumlah 116 orang. 26 diantaranya berhasil dievakuasi petugas, sementara sisanya evakuasi mandiri.

13 orang dinyatakan meninggal dunia, puluhan lainnya masih dalam proses pencarian.

Kisah proses evakuasi

Tim SAR melakukan evakuasi terhadap korban ambruknya bangunan musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur.

Proses evakuasi cukup dramatis lantaran petugas harus melewati galian sempit dengan diameter 60 cm dan harus dilakukan dengan kehati-hatian.

Perjuangan personel tim SAR evakuasi korban ini diungkap oleh Direktur Operasi Basarnas, Yudhi Bramantyo.

Ia mengungkapkan, metode penyelamatan terpaksa dilakukan dengan membuat galian sempit di bawah beton.

Mengingat saat itu belum bisa digunakannya alat berat untuk proses evakuasi korban yang terjebak di reruntuhan bangunan.

“Galian dalam kondisi terbatas untuk dilewati dari segi diameter galian hanya 60 cm dengan kedalaman 80 cm," ungkap Yudhi dalam keterangannya, Kamis (2/10/2025), dikutip dari kompas.tv.

Atas kondisi tersebut, untuk menjangkau lokasi korban, evakuasi dilakukan tim SAR dengan merayap selama tiga jam.

"Personel harus merayap dalam posisi tengkurap tiga jam setiap shift agar bisa mencapai lokasi korban,” jelasnya.

Baca juga: Polda Jatim Kumpulkan DNA Keluarga Korban Reruntuhan Bangunan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

7 korban berhasil dievakuasi

Proses evakuasi itu membuahkan hasil dengan ditemukannya tujuh korban tambahan pada Rabu (1/10) atau hari ketiga operasi SAR digelar.

Di mana dari tujuh korban yang dapat dievakuasi Rabu kemarin, lima di antarnya dalam kondisi selamat, sementara dua lainnya meninggal dunia.

Dalam kesempatan itu, ia juga mengungkapkan kesulitan dalam melakukan upaya evakuasi tersebut, salah satunya, kondisi reruntuhan yang tidak stabil.

“Setiap getaran berisiko memicu runtuhan tambahan. Karena itu kami mengutamakan kehati-hatian agar korban maupun petugas tetap selamat,” bebernya, dikutip dari Antara.

Petugas SAR gabungan saat mengevakuasi korban reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo.
Petugas SAR gabungan saat mengevakuasi korban reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo. (Dok. SAR Surabaya)

Baca juga: Cerita Alfatih Tertidur 3 Hari Dibawah Reruntuhan Musala Ponpes Al-Khoziny, Saya Mimpi Minum

Proses evakuasi mulai pakai alat berat

Setelah sebelumnya proses evakuasi dilakukan secara manual, pada Kamis siang ini, tim SAR gabungan mulai melakukannya dengan mengerahkan alat berat.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto mengungkap upaya tersebut dilakukan usai tidak ditemukan lagi tanda-tanda kehidupan di bawah reruntuhan bangunan tersebut.

"Mulai tadi malam, setelah penemuan terakhir dalam kondisi selamat, itu kami rapat koordinasi tim gabungan menyatakan menggunakan alat-alat yang canggih, ada yang menggunakan drone termal secara ilmu pengetahuan tidak lagi ditemukan tanda-tanda kehidupan," ucapnya dalam Breaking News KompasTV, Kamis.

"Kami masih memberi waktu kepada tim gabungan dari kemarin sore sampai tadi pagi. Bahkan tadi malam disterilkan lokasi supaya sunyi, di tengah kesunyian itu mudah-mudahan ada kedengaran, tanda-tanda kehidupan. Ternyata sampai tadi pagi tidak ada (tanda kehidupan)," imbuhnya.

Menurut penjelasannya, evakuasi menggunakan alat berat tersebut berdasarkan persetujuan dari keluarga santri.

Baca juga: 3 Hari Tertimbun Runtuhan Ponpes Al Khoziny, Hasil Foto Rontgen Haical Ungkap Kondisi Sesungguhnya

Analisis Ahli ITS: Kegagalan Konstruksi

Pakar Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Muji Himawan menjelaskan, penyebab utama ambruknya mushala adalah kegagalan konstruksi.

“Semua elemen struktur dinyatakan hancur mulai dari beton, pelat, hingga balok,” jelas Muji, Rabu (1/10/2025), dikutip dari Kompas.com.

Jenis keruntuhan yang terjadi, kata Muji, termasuk pancake collapse, di mana seluruh lantai runtuh menimpa satu sama lain.

Kondisi ini membuat proses evakuasi korban sangat sulit dilakukan.

Bangunan terkoneksi dengan gedung sekitar

Muji menambahkan, bangunan musala ternyata memiliki keterhubungan dengan gedung-gedung lain di sekitarnya.

“Jadi ada sebagian elemen-elemen struktur yang mencantol, berhubungan, join, konek dengan beberapa gedung di sebelahnya,” katanya.

Meski demikian, ia menegaskan keruntuhan tidak sampai menarik bangunan lain secara keras.

“Alhamdulillah tidak sampai tertarik dengan keras sehingga langsung putus, tetapi ada yang bersandar ke gedung sebelah duduk di sisi hijau selatan,” terangnya.

PEMBANGUNAN - Proyek pembangunan gedung di kawasan Pondok Pesantren Lirboyo Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis (2/10/2025). Sebelumnya sempat viral video 'Santri Lirboyo Ngecor' dan menuai beragam tanggapan warganet, usai insiden ambruknya musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo.
PEMBANGUNAN - Proyek pembangunan gedung di kawasan Pondok Pesantren Lirboyo Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis (2/10/2025). Sebelumnya sempat viral video 'Santri Lirboyo Ngecor' dan menuai beragam tanggapan warganet, usai insiden ambruknya musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo. (TribunJatim.com/Melia Luthfi Husnika)

Risiko pada proses evakuasi

Kondisi mushala yang runtuh dan terhubung ke bangunan lain membuat tim evakuasi harus bekerja ekstra hati-hati.

“Ini menjadi konsen kita jangan sampai pada saat kita melakukan apabila pergerakan atau pengambilan struktur ini harus diamankan jangan sampai berdampak pada gedung sebelah,” jelas Muji.

Petugas SAR gabungan bersama ahli struktur terus berusaha mengevakuasi korban dengan berbagai teknik, termasuk melalui celah gorong-gorong dan jalur sempit yang sulit dijangkau.

“Kita masih fokus evakuasi korban. Kita tetap komando Basarnas baik itu lewat gorong-gorong, baik itu sesuatu yang sangat sulit mencapai korban, tapi kita akan bantu bila ada pertimbangan teknis akan kita sampaikan,” pungkasnya.

Berdasarkan analisis tim SAR gabungan dan pakar ITS, ambruknya mushala Ponpes Al Khoziny dipicu oleh kegagalan konstruksi yang tidak mampu menahan beban sesuai kapasitasnya.

Keterhubungan struktur mushala dengan bangunan lain turut memperumit kondisi pasca-runtuh, baik dari sisi teknis maupun evakuasi.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved