Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Respon Menteri ESDM Bahlil setelah SPBU Swasta Kompak Batal Beli BBM Base Fuel dari Pertamina

Menurut Bahlil, hal itu adalah urusan bisnis antar-perusahaan. Ia menambahkan jika pemerintah saat ini perannya hanya sebagai penghubung.

Editor: Torik Aqua
Tribunnews.com/ Taufik Ismail
BATAL - Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia merespon soal kompaknya SPBU swasta batal beli BBM ke Pertamina. 

TRIBUNJATIM.COM - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI (ESDM) Bahlil Lahadalia menjelaskan soal batalnya SPBU swasta membeli bahan bakar minyak (BBM) dari PT Pertamina (Persero).

Menurut Bahlil, hal itu adalah urusan bisnis antar-perusahaan.

Ia menambahkan jika pemerintah saat ini perannya hanya sebagai penghubung.

Sedangkan detail dari transaksi menjadi ranah Pertamina dan badan usaha terkait.

Baca juga: Alasan Bahlil Lahadalia Resmi Didaulat Jadi Ketua Dewan Pembina Pemuda Masjid Dunia

“B to B-nya lagi dikomunikasikan. Saya kan sudah katakan bahwa B to B itu kolaborasi antara swasta dengan swasta. Jadi masih berjalan ya,” ujar Bahlil dikutip tayangan KompasTV, Jumat (3/10/2025).

Ia memastikan, stok BBM nasional saat ini dalam kondisi aman.

Pasokan mulai dari RON 90 (Pertalite), RON 92, RON 95, hingga RON 98 diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan 18–21 hari ke depan.

“Kewajiban pemerintah memastikan stok BBM kita cukup. Jadi tidak ada alasan dan tidak ada satu persepsi bahwa ketersediaan BBM kita menipis. Enggak ada. Udah penuh. Semuanya ada. Kuota impornya pun kita sudah berikan sesuai dengan apa yang disampaikan sebelumnya,” kata Bahlil.

Sebelumnya, Wakil Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Achmad Muchtasyar membeberkan alasan Vivo dan BP-AKR membatalkan rencana pembelian base fuel dari Pertamina.

Salah satunya karena adanya kandungan etanol.

“Secara regulasi diperkenankan etanol itu sampai jumlah tertentu, kalau tidak salah sampai 20 persen. Sedangkan ini ada etanol 3,5 persen," ujarnya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi XII DPR RI, Rabu (1/10/2025).

"Nah ini yang membuat kondisi teman-teman SPBU swasta tidak melanjutkan pembelian karena ada konten etanol tersebut,” lanjut Achmad.

Selain Vivo dan BP-AKR, Pertamina juga sempat melakukan pembicaraan dengan Shell.

Namun, menurut Achmad, negosiasi belum mencapai kesepakatan awal.

SPBU swasta kompak batal beli

SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) swasta kompak batal beli bahan bakar minyak (BBM) dari PT Pertamina (Persero).

SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) adalah tempat resmi untuk mengisi dan membeli bahan bakar kendaraan bermotor, biasanya dikelola oleh Pertamina atau perusahaan swasta.

BBM yang dimaksud adalah BBM base fuel.

BBM base fuel adalah bahan bakar minyak dasar hasil olahan kilang minyak sebelum dicampur aditif.

Baca juga: Pengakuan Bos Shell Soal Penjualan BBM di SPBU Swasta, Alasan Belum Mengimpor dari Pertamina Dikuak

Base fuel ini kemudian diberi campuran tertentu (seperti zat aditif untuk meningkatkan kualitas pembakaran atau menjaga mesin) sehingga menjadi produk akhir yang dijual di SPBU, misalnya Pertalite, Pertamax, atau Solar.

Vivo dan BP-AKR yang semula sudah menyepakati pasokan base fuel dari Pertamina akhirnya membatalkan pembelian. 

Sementara itu, Shell Indonesia belum pernah mencapai kesepakatan business to business (B2B) dengan Pertamina.

Etanol Jadi Kendala

Wakil Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Achmad Muchtasyar, mengatakan kandungan etanol dalam base fuel menjadi penyebab pembatalan pembelian.

“Secara regulasi diperkenankan etanol itu sampai jumlah tertentu, kalau tidak salah sampai 20 persen. Sedangkan ini ada etanol 3,5 persen. Nah, ini yang membuat kondisi teman-teman SPBU swasta tidak melanjutkan pembelian karena ada konten etanol tersebut,” ujar Achmad dalam rapat dengan Komisi XII DPR, Rabu (1/10/2025) dikutip dari Kompas.com.

Vivo Batalkan 40.000 Barrel

Perwakilan Vivo membenarkan keputusan membatalkan pembelian.

Sebelumnya, Vivo berencana membeli 40.000 barrel base fuel dari Pertamina sesuai saran Kementerian ESDM.

“Karena ada beberapa hal teknis yang tidak bisa dipenuhi oleh Pertamina, sehingga apa yang sudah kami mintakan itu dengan terpaksa dibatalkan. Tapi tidak menutup kemungkinan kami akan berkoordinasi dengan Pertamina untuk saat-saat mendatang, apa yang kami minta mungkin bisa dipenuhi Pertamina,” sebut perwakilan Vivo.

BP-AKR Soroti Compliance dan Spesifikasi

Presiden Direktur BP-AKR, Vanda Laura, menjelaskan pihaknya belum bisa membeli base fuel Pertamina karena alasan compliance dan spesifikasi.

Ia menyebut salah satu syarat yang diajukan adalah dokumen Certificate of Origin untuk memastikan produk tidak berasal dari negara yang terkena embargo internasional.

“Ini penting karena salah satu shareholder kami beroperasi di lebih dari 70 negara. Kami harus mengadopsi standard internasional dan meminimalkan risiko terkena trade sanction,” kata Vanda.

Selain itu, kandungan etanol 3,5 persen juga dipersoalkan.

“Pada awal pembicaraan belum ada konfirmasi jelas soal etanol, namun belakangan terungkap ada kandungan tersebut,” tambahnya.

Shell Masih Pertimbangkan

Sementara itu, Shell Indonesia menyatakan belum mengambil keputusan.

President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia, Ingrid Siburian bilang, saat ini pihaknya masih dalam koordinasi dengan internal.

Namun Shell juga tetap melakukan pembahasan B2B dengan Pertamina terkait arahan pemerintah untuk memasok BBM dari Pertamina.

“Pertamina bersedia menyediakan produk dalam bentuk base fuel dan kami mengapresiasi hal itu. Saat ini pembahasan B2B masih berlangsung sesuai anjuran pemerintah,” jelas Ingrid. 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved