Berita Viral
Hukuman Pratu RH yang Bikin Ibu Persit Sampai Tega Khianati Suami TNI, Karir Sudah di Ujung Tanduk
Ternyata inilah hukuman bagi ibu persit yang sudah ketahuan selingkuh dan mengkhianati suaminya demi seorang anggota TNI lainnya.
Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Peristiwa kepergoknya skandal perselingkuhan antara ibu persit dan sesama anggota TNI belakangan jadi perbincangan.
Setelah kepergok oleh suami sendiri, seorang anggota TNI, ibu persit bernama Hilda Pricillya berakhir malu.
Selain malu, Hilda juga mendapat hukuman karena perbuatannya.
Hukuman bagi para pelaku perselingkuhan yang melibatkan sesama anggota TNI akhirnya muncul.
Komandan Detasemen Polisi Militer (Denpom) XIV/3 Kendari, Letkol CPM Haryadi Budaya Pela, membenarkan bahwa pihaknya tengah melakukan penyelidikan atas dugaan perselingkuhan dan tindak pidana asusila (KBT).
Pratu RH telah ditahan untuk menjalani proses penyidikan lebih lanjut, seperti dipantau TribunJatim.com dari laporan terakhir diSerambinews.com, Rabu (8/10/2025).
Letkol Haryadi juga menegaskan bahwa informasi yang beredar di publik masih dalam tahap pendalaman dan belum dapat dikonfirmasi sepenuhnya.
Pihak Denpom berkomitmen untuk menyelesaikan kasus ini sesuai prosedur hukum militer yang berlaku.
Kasus ini tidak hanya mencoreng nama baik institusi TNI, tetapi juga memicu diskusi luas di masyarakat mengenai etika dan moralitas di lingkungan militer.
Baca juga: Sosok Asli WFT yang Dituding Polisi Sebagai Bjorka Dibongkar Pakar Siber, Terlihat dari Jawabannya
Banyak pihak menyoroti pentingnya pembinaan mental dan spiritual bagi anggota TNI dan keluarganya agar kejadian serupa tidak terulang.
Media sosial menjadi ruang utama penyebaran informasi dan opini publik, dengan berbagai narasi yang berkembang seputar skandal ini.
Beberapa pihak menyerukan agar proses hukum dilakukan secara transparan dan adil, sementara yang lain menyoroti perlunya perlindungan terhadap keluarga prajurit dari pengaruh negatif lingkungan.
Skandal perselingkuhan antara Hilda Pricillya dan Pratu Risal H menjadi pelajaran penting bagi institusi militer dan masyarakat luas.
Di tengah tuntutan profesionalisme dan integritas, kasus ini menunjukkan bahwa pengawasan internal dan pembinaan karakter tetap menjadi aspek krusial dalam menjaga kehormatan dan stabilitas keluarga prajurit.

Siasat licik Ibu Persit
Modus yang digunakan HP untuk menyembunyikan perselingkuhannya cukup licik.
Ia berpura-pura meminta izin kepada suaminya untuk pergi ke pasar, namun justru menuju hotel tempat Pratu RH telah menunggu.
Kecurigaan Serka MFB terhadap istrinya muncul karena perubahan sikap HP yang mulai menjauh dan menghindar.
Pada 21 September 2025, Serka MFB memeriksa ponsel istrinya, HP, saat sedang mandi.
Ia menemukan nomor asing yang ternyata milik Pratu RH.
Setelah konfrontasi dengan istrinya dan laporan kepada komandan pleton, kasus ini akhirnya diteruskan ke perwira intelijen batalyon dan kemudian ke komandan batalyon untuk dilakukan pendalaman dan pemeriksaan.

Kasus dugaan perselingkuhan yang melibatkan oknum anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) kembali mencuat dan menjadi sorotan luas di media sosial.
Kali ini, skandal tersebut menyeret nama seorang ibu Persit bernama Hilda Pricillya, istri dari Serka Muh Farid Batjo (MFB), dan Pratu Risal H (RH), yang diketahui merupakan junior dari sang suami di satuan tugasnya.
Peristiwa ini disebut terjadi di wilayah Sulawesi Tenggara dan telah menimbulkan berbagai reaksi dari masyarakat, termasuk dari lingkungan militer.
Unggahan-unggahan terkait dugaan hubungan terlarang itu ramai beredar di media sosial, memicu diskusi hangat di kalangan warganet.
Baca juga: Siasat Ibu Persit Demi Selingkuh dengan Junior Suaminya, Ngaku ke Pasar Ternyata Pergi ke Hotel
Kronologi Awal Mula Dugaan Hubungan Terlarang
Hubungan antara Hilda alias HP dan Pratu RH diduga bermula dari kegiatan gabungan antara prajurit TNI dan anggota Persit, khususnya dalam tim penari yang dibentuk untuk persiapan serah terima jabatan (sertijab) komandan batalyon.
Kedekatan mereka semakin intens setelah saling berinteraksi di media sosial, dimulai dari komentar di InstaStory hingga bertukar nomor WhatsApp.
Komunikasi yang semakin intens tersebut berujung pada pertemuan di sebuah hotel di Kelurahan Baruga, Kecamatan Baruga, Kota Kendari.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, hubungan layaknya suami istri antara RH dan HP terjadi sebanyak tiga kali dalam satu pertemuan, dan berlangsung hampir setiap hari Minggu sejak Juli hingga September 2025.
Karir Pratu RH kini di ujung tanduk
Dalam struktur militer Tentara Nasional Indonesia (TNI), terdapat perbedaan mendasar antara jabatan Pratu (Prajurit Satu) dan Serka (Sersan Kepala), yang mencerminkan perbedaan tingkat kepangkatan, tanggung jawab, serta pengalaman dinas.
Pratu termasuk dalam golongan Tamtama, yakni golongan pangkat paling rendah di TNI, dan umumnya baru memiliki masa dinas 1–2 tahun setelah lulus pendidikan dasar militer.
Tugas seorang Pratu bersifat pelaksana murni, yakni menjalankan perintah dari atasan tanpa memiliki tanggung jawab kepemimpinan atau komando.
Dalam pelaksanaan tugas, Pratu biasanya menjadi anggota dalam satu regu dan masih dalam tahap pembinaan serta pengembangan keterampilan dasar militer.
Baca juga: Momen Akrab Kapolres Magetan Beri Kejutan HUT ke-80 TNI Bareng Prajurit SECATA di Hutan Ngariboyo
Sebaliknya, Serka adalah bagian dari golongan Bintara, yang memiliki posisi lebih tinggi dibanding Tamtama.
Bintara bertugas sebagai penghubung antara Perwira dan Tamtama, dan Serka merupakan salah satu pangkat senior dalam golongan ini.
Seorang Serka biasanya telah menjalani masa dinas yang cukup panjang, sekitar 10 tahun atau lebih, dan telah melewati berbagai jenjang kepangkatan sebelumnya, seperti Sersan Dua (Serda) dan Sersan Satu (Sertu).
Dalam tugasnya, Serka memiliki wewenang kepemimpinan terbatas, seperti menjadi Komandan Regu (Danru), Wakil Komandan Peleton, atau instruktur dalam kegiatan pelatihan.
Mereka juga bertanggung jawab atas pembinaan dan pengawasan prajurit berpangkat lebih rendah, khususnya Tamtama.

Secara kualifikasi, Pratu hanya memerlukan pendidikan dasar militer, sementara Serka harus melalui pendidikan pengembangan Bintara serta seringkali memiliki keahlian teknis atau spesialisasi tertentu.
Dari sisi jabatan struktural, Pratu belum memiliki jabatan tetap dan hanya bertindak sebagai pelaksana, sedangkan Serka dapat menduduki berbagai jabatan fungsional yang memerlukan pengalaman dan kepemimpinan.
Gaji dan tunjangan seorang Serka juga lebih tinggi dibandingkan Pratu, sebanding dengan tanggung jawab dan masa dinas yang lebih lama.
Jika dianalogikan dalam dunia sipil, Pratu mirip dengan staf junior atau pegawai baru, sementara Serka lebih menyerupai supervisor atau manajer lapangan tingkat bawah yang telah matang secara pengalaman dan memiliki otoritas dalam satuan kecil.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
ibu persit
Suami TNI
Letkol CPM Haryadi Budaya Pela
perselingkuhan
Nasib karir TNI
berita viral
Multiangle
meaningful
TribunJatim.com
Direktur Wanita Habis Rp 6,6 Miliar Agar Karyawan Ceraikan Istri dan Berpaling, Habis di Pengadilan |
![]() |
---|
Sosok Asli WFT yang Dituding Polisi Sebagai Bjorka Dibongkar Pakar Siber, Terlihat dari Jawabannya |
![]() |
---|
Keadaan Indonesia Imbas 14 Anak di India Meninggal usai Minum Obat Sirup, BPOM: Tidak Beredar |
![]() |
---|
Menu MBG Kentang Rebus dan Pangsit Goreng Dipertanyakan, BGN Berikan Alasan: Mengurangi Food Waste |
![]() |
---|
Tiap Hari Guru SMPN 7 Sebrangi Sungai untuk ke Sekolah karena Tak Ada Jembatan, Anggota DPRD Miris |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.