Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Siswa SMP Nekat Jual Teman Demi Untung Rp 100 Ribu, Kasus Terkuak Jelang Pelajaran Olahraga

Sebagian anak bahkan mulai berpacaran, saling mengirim foto dan video tidak senonoh.  Dari dunia maya, hubungan itu kemudian berlanjut ke dunia nyata.

Editor: Torik Aqua
Pexels/Thallen Merlin
JUAL TEMAN - Kasus siswa SMP jual temannya demi dapat imbalan. Kasus terkuak menjelang pelajaran olahraga. 

TRIBUNJATIM.COM - Kasus siswa SMP jual teman dalam praktik prostitusi antar anak-anak terjadi di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Prostitusi merupakan kegiatan menjual jasa seksual kepada orang lain demi uang atau barang yang termasuk tindakan yang dilarang, terutama jika melibatkan anak di bawah umur, perdagangan orang, atau eksploitasi seksual.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Kupang, dr. Marciana Halek menjelaskan sudah ada delapan sekolah di Kota Kupang yang terpapar kekerasan seksual berbasis elektronik. 

"Delapan SMP di Kota Kupang sudah terpapar kekerasan seksual berbasis elektronik," kata Marciana, mantan Direktur RSUD S.K. Lerik ini diruang kerjanya, Rabu 8 Oktober 2025.

Marciana menambahkan jika kasus itu bermula dari laporan satu sekolah.

Baca juga: Petugas Gabungan Gelar Razia di Rumah Kos Nganjuk, Cegah Praktik Prostitusi

Saat itu, murid laki-laki dilaporkan menunjukkan tubuhnya kepada teman perempuan ketika berganti pakaian jelang pelajaran olahraga.

Perilaku itu dianggap aneh, hingga akhirnya pihak sekolah melapor ke Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA).

Dari sinilah semuanya terbuka.

Petugas menemukan sebuah grup WhatsApp besar bernama "Grup SMP Se-Kota Kupang." 

Di dalamnya, ratusan siswa dari berbagai Sekolah Menengah Pertama (SMP) bergabung, saling berbagi gambar, stiker dan bahasa yang berbau pornografi.  

Grup itu bahkan sudah terlalu penuh hingga tak bisa menampung anggota baru.

 "Anak-anak ini tidak merasa bersalah. Mereka menganggap percakapan seperti itu hal biasa," ujar Marciana.

Yang lebih mengejutkan, dari grup besar itu kemudian muncul grup-grup kecil.

Di sana, percakapan lebih intens, lebih berani, dan mulai mengarah ke aktivitas seksual berbasis elektronik. 

Sebagian anak bahkan mulai berpacaran, saling mengirim foto dan video tidak senonoh.  

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved