Nestapa Kepsek Siswanya Belajar Masih Numpang, Sekolah Tak Punya Gedung & Gaji Guru dari Urunan Ortu
Selama ini, siswa SMAN 12 menumpang tiga ruangan milik SMPN 22 di Kecamatan Nasal, Kepsek Japilus pilu.
Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu, Usin Abdisyah Putra Sembiring, dalam kunjungan ke lokasi mengatakan, akan mengawal usulan para guru dan siswa agar mereka mendapatkan unit sekolah baru (USB).
"Kami sudah koordinasi dengan dinas, usulan USB sudah disampaikan ke kementerian pendidikan dan kebudayaan. Kami akan kawal agar SMA ini mendapat ruang baru dan permanen," janjinya.
Ia melanjutkan, apabila SMAN 12 memiliki gedung baru, maka sekitar sembilan desa terdekat dapat menyekolahkan anak-anak tidak perlu jauh.
"Ada sembilan desa anak-anaknya bisa sekolah di SMA Negeri 12 kalau gedung barunya tersedia," kata Usin.
DPRD, kata dia, akan mengawal usulan USB ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menyelesaikan hibah tanah gedung dan pematangan lahan.
Pada kunjungan tersebut, DPRD memberikan seperangkat komputer dan printer.
"Selama ini para guru menggunakan monitor komputer lawas dan CPU rusak yang mereka rakit sendiri untuk memenuhi kebutuhan administrasi sekolah," tutup Usin.
Baca juga: Geger Siswi SMA Tiba-tiba Melahirkan Bayi Perempuan di Sekolah, Selama Ini Tak Sadar Hamil
Sekolah yang berlokasi di Desa Bukit Indah, Kecamatan Nasal, Kabupaten Kaur, tersebut berada di wilayah terpencil dengan akses jalan tanah kuning yang rusak.
Selama tiga tahun terakhir, kegiatan belajar mengajar dilakukan di gedung milik SMPN 22 Nasal.
"Ada 130 siswa, kelas X 53 siswa, kelas XI 50 siswa, kelas XII 25 siswa," kata Usin, melansir Kompas.com.
"Saat kami mengunjungi sekolah diketahui sekolah mereka masih menumpang dengan SMP 22 Nasal," ujar Usin.
Sekolah tersebut dipimpin seorang pelaksana tugas (Plt) kepala sekolah yang juga merupakan guru tetap di SMKN 4 Kaur.
Menurut Usin, total ada 22 guru di sekolah tersebut, terdiri dari ASN, PPPK, paruh waktu, dan honorer.
"Dari situ kami temukan ada 16 honorer sekolah yang digaji Rp12.000 per jam," ucap Usin.
"Uang gaji para guru honorer sekolah itu didapat dari urunan para wali murid," ungkapnya.
Meski digaji dari urunan wali murid, para guru honorer mengaku tetap ikhlas menjalani tugasnya karena ingin anak-anak di daerah tersebut terus bersekolah.
"Jadi, karena SMA jauh sebelum ada SMAN 12, siswa tamat SMP kalau harus melanjutkan SMA harus kos karena SMA terdekat jauh dari desa," tuturnya.
"Untuk tamatan SMP yang tidak melanjutkan SMA maka menikah cepat," jelas Usin.
| Meski Dibayar Rp12.000 per Jam dari Urunan Wali Murid, 16 Guru Honorer Tetap Ikhlas Mengajar |
|
|---|
| Bupati Syok Rica Bocah 12 Tahun Rawat Ayah Lumpuh Bukannya Sekolah, Pemerintah Langsung Turun |
|
|---|
| Rezeki Rica Bocah 12 Tahun yang Tak Sekolah karena Rawat Ayah Lumpuh, Bupati Turun Tangan |
|
|---|
| Siswa Kantongi Lauk Telur di Menu MBG, Ungkap Alasan Bawa Pulang ke Rumah: Saya Ingat Ayah |
|
|---|
| Berangkat Jam 3 Pagi Demi Salat Idul Adha di Desa Terpencil, Bupati Kecewa Tak Ada Pejabat Hadir |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/Kepsek-curhat-siswanya-masih-belajar-masih-numpang-gaji-guru-dari-urunan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.