Berita Viral
Pembelaan Kades Wastoni soal Kasus Setyaningsih Tewas Membusuk hingga Anak Telantar, Bupati Miris
Kepala Desa tempat tinggal Setyaningsih wanita yang ditemukan meninggal dunia dengan dua anak yang telantar membantah menelantarkan warganya.
Penulis: Ignatia | Editor: Ignatia Andra
Ringkasan Berita:
- Kades Wastoni membantah tak peduli dengan warganya yang ditemukan tewas membusuk dan menelantarkan dua anaknya
- Kondisi kedua anak Setyaningsih memprihatinkan, baik fisik maupun mental menurut pakar
- Suami Setyaningsih sudah meninggal dunia sejak tahun 2017
TRIBUNJATIM.COM - Sebuah peristiwa tak biasa terjadi di Dukuh Somopuro RT 7 RW 7 Desa Bebengan Kecamatan Boja Kabupaten Kendal.
Seorang ibu rumah tangga bernama Setianingsih (51) ditemukan meninggal di rumahnya, Sabtu (1/11/2025).
Peristiwa ini menjadi sorotan publik setelah diketahui bahwa almarhumah meninggalkan dua anak, Putri Setia Gita Pratiwi (23) dan Intan Ayu Sulistyowati (17), yang tidak menyadari kematian ibunya.
Selama beberapa hari, keduanya dikabarkan menutup rapat rumah dan hanya keluar sesekali untuk berbelanja.
Bahkan, sejak awal Oktober hingga jasad sang ibu ditemukan, mereka hanya bertahan hidup dengan meminum air rebusan dari sumur tanpa makan nasi.
Kisah tragis ini viral di media sosial dan menuai banyak komentar pedas.
Warganet mempertanyakan kepedulian warga sekitar dan aparat desa yang dinilai abai terhadap kondisi keluarga tersebut.
Pembelaan Kades
Kepala Desa Bebengan, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal, Wastoni, angkat bicara menanggapi ramainya komentar warganet di media sosial terkait meninggalnya Setianingsih (51), warga Dukuh Somopuro RT 7 RW 7, yang ditemukan tewas dalam kondisi sudah membusuk pada Sabtu (1/11/2025).
Menanggapi hal itu, Kepala Desa Wastoni menegaskan bahwa tudingan tersebut tidak benar.
Menurutnya, masyarakat dan perangkat desa tidak pernah menelantarkan keluarga Setianingsih.
"Di medsos itu sempat ramai katanya tetangga tidak peduli dan sebagainya," kata Wastoni.
Ia menjelaskan, keluarga Setianingsih dikenal cukup mampu secara ekonomi dan aktif bersosialisasi di lingkungan sekitar.
Baca juga: Akal-akalan Mbah Tarman Tampung 5 Wanita Lain untuk Kerja Cari Cengkeh, Ngaku Kenalan Bos Djarum
Bahkan, setiap bulan selalu terlihat becak datang membawa barang belanjaan ke rumahnya.
Selama ini almarhumah juga dikenal aktif dalam kegiatan desa, termasuk kegiatan PKK
"Itu enggak benar kalau tidak peduli. Bahkan proses mengurus jenazah pun kami sucikan sebagaimana mestinya," ungkapnya.
Menurut Wastoni, Putri sempat beli roti sebanyak Rp 100 ribu di toko kelontong dekat rumah pada Jumat (3/10/2025).
Roti itu, katanya akan dimakan bersama adik dan ibunya.
Baca juga: Rincian Harga Seafood Pesanan Pengunjung Habis Rp16 Juta, Lobster Rp3 Juta, Pedagang: Minta Diskon
Namun setelahnya, tetangga tak lagi melihat Putri keluar rumah lagi. Rumah Setianingsih selalu tertutup, dengan lampu yang menyala saat malam hari.
"Katanya ibunya sudah tidak mau makan, la terus dibelikan roti itu, ada tetangga yang lihat,"
"Warga tahunya keluarga ibu Setianingsih itu orang mampu, tapi sejak itu tidak keluar rumah. Lampu nyala pas malam, setelah pukul 9 malam, lampu dimatikan lagi." paparnya.
Tanggapan Bupati
Sementara itu, Bupati Kendal Dyah Kartika Permanasari mengimbau agar perangkat desa lebih memperhatikan warga yang mulai menampilkan gelagat perubahan dalam bersosial.
Ia meminta agar Pemdes meningkatkan pengawasan ke setiap lini masyarakat.
"Saran dan masukan, terutama perangkat desa dari RT RW jika ada warga yang menutup diri, masyarakat harus ada empati. Jangan sampai malah tidak diketahui," tuturnya.
Kronologi
Jenazah Setianingsih baru ditemukan warga pada Sabtu (1/11/2025) di dalam rumah dalam keadaan membusuk. Warga yang curiga penghuni rumah tidak menampakkan diri, kemudian mencoba masuk.
Saat akan masuk, warga mulai mencium bau tak sedap disertai kerumunan lalat dari di kaca jendela.
Warga pun langsung berusaha membuka pintu. Akan tetapi, pintu itu dalam keadaan terkunci dan diganjal kursi dari dalam.
Warga kemudian terkejut mendapati sosok Setianingsih sudah tak bernyawa dengan kondisi jasad yang sudah membusuk.
Peristiwa tragis itu terjadi di Dukuh Somopuro RT 7 RW 7 Desa Bebengan Kecamatan Boja Kabupaten Kendal.
Baca juga: Dipandang Tetangga Orang Mampu, Setyaningsih Tewas Membusuk, 2 Anaknya Kurang Gizi Sebulan Tak Makan
Korban meninggal, Setianingsih dikenal sebagai orang yang mudah bergaul dan aktif dalam kegiatan desa.
Namun, sejak beberapa hari terakhir, Wastoni menemukan gelagat berbeda dari kedua anaknya.
Setianingsih mulai jarang keluar rumah.
"Kalau keluarga itu warga melihatnya sebagai orang mampu. Karena biasanya sebulan sekali beli bahan makanan satu becak dibawa ke rumah," katanya ditemui, Senin (3/11/2025) sore.
Selang beberapa hari kemudian, Wastoni mendapati laporan warga bahwa Setianingsih telah meninggal dalam kondisi jenazah yang sudah membusuk.
Kejadian itu terungkap setelah warga mencium aroma busuk dari dalam rumah.
Warga juga melihat kerumunan lalat berada di dekat jendela kaca rumah.
Baca juga: Tinggal Sendirian, Pria 58 Tahun di Blitar Ditemukan Meninggal Membusuk Dalam Rumah Kontrakan
Namun saat akan masuk, ternyata pintu rumah dikunci dan diganjal menggunakan kursi. Setelah dibuka perlahan, warga kemudian bertanya ke Putri Setia Gita Pratiwi untuk melihat ibunya yang diduga mengalami sakit.
"Ditanya sama warga, ibunya di mana. Terus dijawab itu didalam, tapi pas dilihat itu ibu Setianingsih sudah meninggal dan membusuk," terangnya.
Wastoni pun langsung memanggil pihak kepolisian serta warga untuk mengevakuasi jenazah. Setelah dievakuasi, kedua anak Setianingsih juga kini dirawat di RSI Boja Kendal dengan kondisi tubuh yang terkulai lemas kekurangan nutrisi.
"Itu langsung saya panggil pak polisi, dan ramai," imbuhnya.
Ditemui di RSI Boja, Putri Setia Gita Pratiwi mengaku keluarganya hanya mengkonsumsi air putih sejak 4 Oktober hingga Setianingsih ditemukan meninggal.
Dia mengatakan, tetangganya juga tidak ada yang tahu kondisi rumah dalam rentan waktu tersebut.
"Minum air putih direbus pakai kompor sampai ibu meninggal. Tetangga tidak tahu, tahunya ya itu tanggal 1 November. Saya sama adik minum air," katanya.
Diterangkannya, Putri tidak meminta bantuan ke warga karena dilarang oleh ibunya.
Dia bercerita, agar tidak ada yang mengetahui kondisi keluarganya dengan alasan tidak mau merepotkan tetangga.
"Enggak bilang ke tetangga, ibuk enggak ngebolehin. Dan harus nurut ibu. Karena ya enggak mau ngerepotin tetangga, gitu," paparnya.
Putri menuturkan, ayahnya telah lebih dulu meninggal sejak tahun 2017 di Kalimantan.
Sejak saat itu, ia beserta keluarga yang awalnya tinggal di Semarang, kemudian pindah rumah ke Boja Kendal pada 2019.
"Ibu di Semarang ga kerja cuma masak bantu Budhe. Kalau ayah sudah meninggal," tuturnya.
Hingga kini, putri dan adiknya Intan Ayu Sulistyowati masih menjalani perawatan di RSI Boja Kendal.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Kades Wastoni
Desa Bebengan
Kabupaten Kendal
wanita membusuk 28 hari
Minum Air
berita viral
Multiangle
meaningful
TribunJatim.com
| Anggota DPRD Tersangka Pembakaran Mobil Milik Anak Buah AHY, Korban Heran Kelakuan Pelaku |
|
|---|
| Akal-akalan Mbah Tarman Tampung 5 Wanita Lain untuk Kerja Cari Cengkeh, Ngaku Kenalan Bos Djarum |
|
|---|
| Rincian Harga Seafood Pesanan Pengunjung Habis Rp16 Juta, Lobster Rp3 Juta, Pedagang: Minta Diskon |
|
|---|
| Sosok Arjuna Tamaraya yang Tewas Dikeroyok di Masjid, Pemicunya Sepele, Keluarga Tuntut Keadilan |
|
|---|
| Pemkot Minta Maaf usai Tuduh Warung Bakso di Solo Berbahan Non Halal, Pemilik Merugi |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/Kades-bantah-menelantarkan-warganya-hingga-mati-membusuk-di-rumah.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.