Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Keluarga Mengeluh Antar Pasien Sesak Nafas Tak Segera Ditangani, Pihak RS Alasan Tak Ada Kamar

Keluarga mengaku pihak RS Maryam kurang sigap dalam memberikan penanganan darurat kepada pasien yang datang dalam kondisi kritis.

|
Penulis: Alga | Editor: Alga W
TRIBUN-TIMUR.COM
PASIEN - Rumah Sakit Maryam, Kabupaten Takalar, yang terletak di Kelurahan Panrannuangku, Kecamatan Polongbangkeng Utara. Keluarga mengeluhkan tidak mendapat pelayanan pertama saat antar nenek sesak napas. 
Ringkasan Berita:

TRIBUNJATIM.COM - Pelayanan di Rumah Sakit (RS) Maryam, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan.

Pasalnya, keluarga pasien mengaku pihak RS kurang sigap dalam memberikan penanganan darurat kepada pasien yang datang dalam kondisi kritis.

Baca juga: Ambulans Menyerah Lewat Jalan Berlumpur, Jenazah Terpaksa Dibawa Naik Sepeda Motor ke Rumah Duka

Keluhan tersebut disampaikan keluarga M Daeng Cu'la (60), warga Kelurahan Panrannuangku.

Ia mengaku bahwa nenek mereka sempat ditolak mendapatkan perawatan karena alasan tempat tidur penuh.

Menurut penuturan salah satu anggota keluarga, Indah, sang nenek datang ke rumah sakit dalam kondisi sesak napas.

Namun, petugas menyampaikan bahwa seluruh tempat tidur di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) telah terisi oleh pasien yang lain.

‎"Kalau memang tidak ada bed, tidak apa-apa," ujar Indah, Kamis (6/11/2025), melansir Tribun Timur.

"Tapi tolong dulu diberi pertolongan pertama. Kasihan, nenek saya sesak napas waktu itu," imbuhnya.

Ia menambahkan, keluarganya hanya berharap tenaga medis bertindak cepat untuk menstabilkan kondisi sang nenek sebelum dirujuk ke rumah sakit yang lain.

Menurutnya, kecepatan penanganan awal sangat penting bagi pasien dengan kondisi darurat seperti sesak napas.

"Biar bagaimana pun, orang datang ke rumah sakit karena butuh bantuan. Jangan sampai dibiarkan begitu saja," tambahnya.

‎Indah menuturkan, pihak RS Maryam mengarahkan neneknya dibawa ke rumah sakit milik pemerintah daerah (pemda) Takalar, RSUD Padjonga Daeng Ngalle.

‎"Petugas di sana akhirnya menyarankan kami langsung ke RSUD Padjonga. Kami buru-buru ke sana supaya bisa segera ditangani," ujarnya.

‎Pihak RS Maryam pun memberikan klarifikasi terkait kejadian ini. 

‎Humas RS Maryam, Kadrianzah, membenarkan bahwa saat pasien M Daeng Cu'la datang, kondisi UGD sedang penuh.

Rumah Sakit (RS) Maryam, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, diduga menolak tangani pasien.
Rumah Sakit (RS) Maryam, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, diduga menolak tangani pasien. (Dok Tribun Timur)

‎"Benar, waktu itu UGD kami full bed," ungkap Kadrianzah melalui pesan pendek.

‎Menurutnya, dalam situasi seperti itu, pihak rumah sakit biasanya tetap memberikan perawatan sementara dengan menggunakan kursi roda.

‎Namun, pada saat kejadian, semua kursi roda juga dalam kondisi terpakai.

‎"Biasanya pasien tetap kami periksa dulu, dicek kondisinya, lalu menunggu sampai ada bed kosong."

"Kalau darurat sekali, kadang kami lakukan tindakan di kursi roda. Tapi waktu itu kursi roda juga penuh," jelasnya.

Kadrianzah menambahkan, pihaknya tidak mungkin mengarahkan ke rumah sakit lain jika fasilitas kesehatan tidak penuh.

"Tidak akan mungkin diarahkan ke RS lain kalau memang kondisinya bisa ditindaki di UGD RS Maryam," ucapnya.

Baca juga: Kisah Wanita Heran Ginjalnya Tiba-tiba Hilang Satu, Bingung saat Ditanya Dokter: Bolak-balik Nyariin

Kejadian lainnya

Video Puskesmas tak melayani pasien yang datang saat dini hari, viral di media sosial.

Pasien tersebut datang dini hari ke Puskesmas Salo, Sulawesi Selatan, sambil muntah-muntah.

Kejadian Puskesmas Salo tak melayani pasien yang datang saat dini hari itu pun jadi sorotan.

Adapun rekaman video yang diambil keluarga pasien.

Dalam video yang kini viral di media sosial tersebut memperlihatkan seorang pria terbaring lemah di kursi tunggu Puskesmas karena tidak ada petugas yang melayani.

Menurut keterangan keluarga pasien, Fika, ia membawa ayahnya ke Puskesmas Salo sekitar pukul 04.00 WITA, karena mengalami gejala sakit perut dan muntah-muntah.

Namun, setibanya di lokasi, gedung Puskesmas tampak sepi dan pintu tertutup dengan penghalang besi.

"Saya mengetuk beberapa kali tapi tidak ada yang menyaut.

Bapak sudah lemas kesakitan tapi tidak ada orang layani ki," katanya, dilansir dari Tribun Timur, Senin (6/10/2025).

Seorang pasien (lingkaran merah) terlihat berbaring di kursi tunggu Puskesmas Salo, Kabupaten Pinrang, Sulsel, karena tidak mendapat pelayanan kesehatan. Kepala Puskesmas minta maaf
Seorang pasien (lingkaran merah) terlihat berbaring di kursi tunggu Puskesmas Salo, Kabupaten Pinrang, Sulsel, karena tidak mendapat pelayanan kesehatan. Kepala Puskesmas minta maaf (Instagram)

Karena tak sanggup menahan sakit, sang ayah akhirnya terpaksa berbaring di kursi tunggu beralaskan sarung sambil menanti pelayanan dibuka.

Tetapi hingga pukul 05.00 WITA, tidak ada satu pun petugas yang datang ke lokasi.

Ia akhirnya membawa ayahnya ke RS Khadijah meski belum mendapat rujukan.

"Petugas rumah sakit minta rujukan, tapi bagaimana dapat rujukan na tidak ada pelayanan di sana.

Ini bapak sudah tidak bisa tahan sakit.

Alhamdulillah rumah sakit bisa mengerti," ungkapnya.

Fika kecewa atas pelayanan di Puskesmas Salo.

Menurutnya, Puskesmas seharusnya melayani 24 jam.

"Setahuku harus melayani 24 jam, itu tertulis di sana.

Tapi kenyataannya seperti.

Kecewa sekali, masih ada pelayanan kesehatan seperti begini," keluhnya.

Baca juga: Usianya Sudah 110 Tahun, Kakek Nikahi Gadis Berusia 83 Tahun Lebih Muda, Acara Digelar Sederhana

Saat dikonfirmasi, Kepala Puskesmas Salo, dr A Ery Nurnawati, mengakui kelalaian petugas jaga dan meminta maaf.

Ia beralasan jika petugas yang berjaga mungkin tidak mendengar ada pasien.

"Saya meminta maaf atas kejadian ini. Barangkali petugas yang berjaga saat itu tidak mendengar karena kelelahan setelah seharian bekerja, sehingga pasien yang datang tidak sempat terlayani," ucapnya.

Lebih lanjut Ery menjelaskan, pintu UGD saat itu memang terkunci demi keamanan.

Sebelumnya, pernah terjadi insiden orang mabuk dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) masuk ke Puskesmas pada malam hari.

"Kami akui ini menjadi kekurangan kami. Untuk solusinya, kami akan segera memasang bel di depan UGD agar pasien yang datang pada malam hari bisa memanggil petugas dengan mudah," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved