Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Gemas Lihat Ibu-ibu Kompleks Nganggur, Luciana Ubah Sampah Jadi Uang, Tiap Tahun Dapat Sembako

Ibu-ibu kompleks yang bekerja sebagai ibu rumah tangga dimanfaatkan Luciana untuk bisa menghasilkan uang.

Penulis: Ignatia | Editor: Ignatia Andra
TribunJabar.ID
SAMPAH JADI UANG - Seorang ibu dari Bank Sampah Saring Seroja sedang menujukkan gudang yang digunakan untuk menyimpan sampah kering dari warga. Luciana berhasil menjadi pionir ibu-ibu hasilkan uang dari limbah 
Ringkasan Berita:
  • Luciana seorang warga yang ada di Kampung Seroja gemas melihat ibu ibu kompleks yang hanya menganggur dan urus anak.
  • Sebagai ibu rumah tangga ternyata memilah dan mengumpulkan sampah bisa menjadi hal bermanfaat dan cuan
  • Kini ibu-ibu di kampung Seroja tampak berpenghasilan bahkan tiap tahum dapat sembako

 

TRIBUNJATIM.COM - Ada seorang warga yang memiliki jalan pikiran yang unik namun berhasil menyatukan para ibu-ibu di kompleks rumahnya.

Kegiatan positif dilakukan oleh para ibu-ibu di kompleks tersebut.

Sekelompok ibu rumah tangga di Kelurahan Rancaekek Kencana, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, memiliki cara unik dalam membantu perekonomian keluarga sekaligus menjaga kebersihan lingkungan. 

Melalui Bank Sampah Saring Seroja, mereka mengubah sampah-sampah rumah tangga menjadi tabungan yang bisa dimanfaatkan menjelang bulan Ramadan.

Di mana, Bank Sampah Saring Seroja berdiri sejak tahun 2017 atas inisiatif dari salah seorang ibu rumah tangga yaitu Luciana Saptarini.

Berawal lihat ibu-ibu 'nganggur'

Itu semua berawal dari seorang warga bernama Luciana.

Luciana melihat, banyak ibu rumah tangga di sekitarnya yang tidak memiliki kegiatan di luar rumah. 

Dari situlah muncul keinginan untuk menciptakan sebuah wadah yang bisa memberdayakan para ibu agar tetap produktif.

"Di kawasan sini kebanyakan memang ibu-ibu karir, tapi ada juga beberapa yang ibu rumah tangga. Nah, mereka tidak memiliki berkegiatan dan saya pengin ada kegiatan. Disitulah muncul ide untuk mengadakan kelompok sosialisasi sampah," ujarnya kepada Tribun Jabar, Jumat (7/11/2025), seperti dikutip TribunJatim.com, Sabtu (8/11/2025).

Sebagai Ketua Bank Sampah Saring Seroja, Luciana menceritakan, kegiatan ini dimulai dengan edukasi sederhana kepada warga untuk memilah sampah basah dan kering.

Baca juga: Material Longsor di Kota Batu Tutup Saluran Drainase, Luapan Air Sebabkan Rumah Warga Tergenang

Namun setelah kegiatan pemilahan berjalan, muncul pertanyaan baru, yaitu ke mana sampah hasil pilahan itu akan dibuang.

"Awalnya memang kami melakukan edukasi untuk pemilahan. Tapi setelah itu, kami berpikir setelah dipilah harus dikemanakan. Mulai dari situ, lalu kami membuat bank sampah," katanya. 

Meskipun begitu, karena keterbatasan tenaga, kegiatan bank sampah difokuskan kepada sampah kering. Oleh karena itu, nama "Saring" diambil untuk dijadikan nama dari singkatan "sampah kering". 

Yang mana, mereka hanya menerima sampah anorganik yang sudah dipilah di rumah, tanpa harus dipisahkan lagi berdasarkan jenis. 

"Apapun itu sampah keringnya mereka bisa jual ke sini. Tapi kami hanya menerima sampah dari warga yang sudah memilahnya dari sampah kering dan basah," ucapnya.

Baca juga: Gelagat Sugiri Sancoko sebelum Terjaring OTT KPK, Sindir Soal Sogokan saat Mutasi 138 Pejabat Pemkab

Peserta lama kelamaan semakin banyak

Warga yang sudah memilah, nanti bisa membawa sampah tersebut ke lokasi Bank Sampah Saring Seroja seminggu sekali untuk ditimbang.

Setiap kilogramnya, sampah waega akan dihargai Rp1.000 dan hasilnya dicatat dalam buku tabungan masing-masing nasabah.

"Sampahnya nanti kami bayar dan uangnya itu kami masukan ke dalam tabung, jadi tidak langsung dibayarkan. Barulah ketika menjelang bulan Ramadan, kami bayarkan sesuai catatan tabungan sampah mereka," ujarnya.

Pada awalnya, nasabah atau warga yang ikut ke Bank Sampah Saring Seroja tersebut hanya tujuh orang. Namun, seiring waktu nasabah ke bank sampah tersebut semakin banyak 

Selain menimbun sampah untuk nanti dijual kembali ke pengepul, Luciana mengatakan dirinya dan para anggotanya membuat sejumlah karya seni dari sampah-sampah bekas tersebut.

"Kami juga memilah sampah seperti botol-botol plastik atau bahan lainnya untuk nanti diolah jadi karya seni agar nanti harganya bisa naik. Lalu ada juga karya yang nanti dipamerkan juga ke acara-acara, itu semua karya ibu-ibu," ucapnya.

ILUSTRASI Sampah. Berita pemulung bisa dapat Rp 15 juta dalam seminggu.
ILUSTRASI Sampah. Berita pemulung bisa dapat Rp 15 juta dalam seminggu. (altus.mif.il)

Cara mendapatkan uang

Luciana menjelaskan, keuntungan yang diperoleh dari penjualan sampah ke pengepul nantinya akan dibagi ke dalam beberapa pos, selain untuk warga yang menabung.

Salah satunya digunakan untuk memberikan reward kepada warga berupa sembako tahunan.

"Jadi warga yang misalnya nabung, kami kasih reward berupa sembako setiap tahunnya. Jadi buat termotivas, agar mereka tambah senang memilah. Lalu, kami sedekahkan ke masjid dan ke kaum duafa," ujarnya.

Barulah yang terakhir, sisa hasil penjualan sampah ke pengepul akan digunakan untuk biaya operasional dan membayar jasa para pengurus Bank Sampah Saring Seroja.

Lebih lanjut, Luciana mengungkapkan, seluruh kegiatan Bank Sampah Saring Seroja dijalankan secara swadaya tanpa bantuan dana dari pemerintah. 

Di mana awalnya, bangk sampa tersebut hanya mencakup tingkat RW, tetapi seiring berjalannya waktu, kegiatan ini semakin dikenal hingga mendapat surat keputusan (SK) dari kelurahan.

"Seiring waktu, kami mulai dikenal dan mendapat SK dari Kelurahan Rancaekek Kencana. Disitu mulailah nama kami naik dan alhamdulillah sekarang sudah beroperasi satu kelurahan dengan nasabah hingga 115 orang," katanya.

Berharap gerakan semakin masif

Dengan semua aktifitasnya selama ini, Luciana berharap ke depannya setiap RW di wilayahnya dapat memiliki bank sampah sendiri agar pengelolaan tidak hanya bergantung pada Saring Seroja. 

Sebab menurutnya, dampak nyata terlihat sejak program Bank Sampah Saring Seroja berjalan. Di mana, volume sampah berkurang, pengelolaan di TPS 3R menjadi lebih mudah, dan lingkungan lebih bersih.

"Kami sebenernya tidak berharap kalau warga menjadi nasabah kami atau tidak. Yang kami inginkan, warga disini bisa memilah sampah. Karena sampah terbesar itu dari rumah tangga. Jika bisa dipilah dengan baik, saya yakin lingkungan menjadi bersih," ucapnya.

Melalui Bank Sampah Saring Seroja, mereka tidak hanya menjaga kebersihan lingkungan, tetapi juga membantu sesama dan membangun semangat kemandirian di tengah masyarakat.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved