Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Warga Semarang akan Dapat Rp 1 Juta dari Pemkot Jika Mau Vasektomi, ini 5 Daftar Rumah Sakitnya

Program Keluarga Berencana (KB) dengan metode vasektomi belakangan mulai gencar disosialisasikan kepada masyarakat.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Ani Susanti
kcuc.com via Tribunnews
PROGRAM KELUARGA BERENCANA - Foto ilustrasi. Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah, memberikan insentif Rp 1 juta bagi pria yang bersedia mengikuti program Keluarga Berencana (KB) dengan metode vasektomi. 
Ringkasan Berita:

Warga Semarang akan Dapat Rp 1 Juta dari Pemkot Jika Mau Vasektomi, ini 5 Daftar Rumah Sakitnya

TRIBUNJATIM.COM - Program Keluarga Berencana (KB) dengan metode vasektomi belakangan mulai gencar disosialisasikan kepada masyarakat.

Vasektomi adalah metode kontrasepsi permanen untuk pria dengan cara memutus saluran sperma sehingga tidak terjadi pembuahan saat berhubungan badan.

Untuk menarik minat masyarakat, Pemerintah Kota atau Pemkot Semarang, Jawa Tengah, memberikan insentif Rp 1 juta bagi pria yang bersedia mengikuti program ini.

Langkah ini merupakan bagian dari upaya menekan angka stunting sekaligus meningkatkan partisipasi KB pria yang hingga kini masih rendah.

Baca juga: Vasektomi Dinilai Menguntungkan Suami Istri, Dinas KBPPPA Tulungagung Gencar Lakukan Sosialisasi

Berdasarkan data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) periode 2024, baru sekitar 3 persen pria di Indonesia yang mengikuti program KB.

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang, M Abdul Hakam, membenarkan adanya insentif tersebut.

“Informasi tersebut benar (ada insentif Rp 1 juta),” kata Hakam saat dikonfirmasi, Kamis (13/11/2025).

Namun, ia menepis kabar bahwa pelayanan vasektomi sudah bisa dilakukan di seluruh puskesmas.

“Hanya dilayani di rumah sakit yang ditunjuk. Belum ada di puskesmas,” ujarnya.

Daftar 5 Rumah Sakit yang Melayani

Menurut Hakam, saat ini baru lima rumah sakit di Kota Semarang yang melayani KB pria, yakni Rumah Sakit Tentara (RST) Bhakti Wira Tamtama, Rumah Sakit Adhiatma Tugurejo, Rumah Sakit Nasional Diponegoro, Rumah Sakit Hermina Pandanaran, dan Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum.

Di sisi lain, Andy, warga Mijen, Kota Semarang, mengaku belum tertarik mengikuti program tersebut meski ada insentif.

Walaupun sudah memiliki anak dan tak berniat menambah buah hati lagi, Andi tetap khawatir dengan efek pasca vasektomi.

“Masih takut saja efeknya. Belum familiar kan,” kata Andy, melansir dari Kompas.com.

Tentang Vasektomi

Mengutip dari laman AloDokter, vasektomi adalah prosedur kontrasepsi pada pria yang dilakukan dengan cara memutus saluran sperma dari buah zakar (testis).

Dengan demikian, air mani tidak akan mengandung sperma sehingga kehamilan dapat dicegah.

Vasektomi dilakukan melalui operasi kecil dengan pemberian bius lokal pada area testis dan kantung zakar (skrotum).

Dalam prosedur ini, saluran yang dilalui sperma dari testis akan dipotong dan diikat.

Dengan begitu, sperma tidak dapat mencapai air mani.

Hal ini membuat air mani tidak mengandung sperma ketika ejakulasi.

Vasektomi bisa disebut juga sebagai sterilisasi atau kontrasepsi permanen pada pria.

Prosedur ini memiliki risiko komplikasi yang relatif lebih kecil, tidak menghabiskan banyak waktu untuk pemulihan, dan sangat efektif untuk mencegah kehamilan.

Baca juga: Alasan Hendra Jalani Vasektomi, Korbankan Kesuburan Tanpa Ragu Demi Istrinya: Bukan karena Paksaan

Vasektomi dapat dilakukan pada pasien yang tidak berkeinginan memiliki anak lagi.

Metode kontrasepsi ini umumnya hanya membutuhkan waktu yang singkat selama masa pemulihan di rumah sakit.

Keputusan untuk menjalani vasektomi sebaiknya merupakan kesepakatan bersama dengan pasangan. Hal ini karena operasi membuka kembali saluran sperma tidak selalu berhasil dilakukan.

Vasektomi dapat dilakukan pada pria dalam segala kelompok usia.

Namun, dokter biasanya tidak menganjurkan metode ini pada pria usia di bawah 30 tahun atau yang belum memiliki anak.

Pertimbangan khusus juga perlu diberikan pada pria dengan kondisi medis tertentu, seperti:

  • Sedang mengonsumsi obat antikoagulan dan antiplatelet, seperti warfarin atau aspirin
  • Menderita infeksi kulit akibat kecelakaan atau memiliki luka parut pada skrotum
  • Memiliki kelainan pada organ reproduksi, seperti varikokel atau hidrokel yang besar
  • Menderita kelainan darah atau gangguan perdarahan
  • Memiliki alergi atau sensitif terhadap anastesi lokal maupun antibiotik
  • Pernah menjalani operasi pada alat kelamin
  • Mengalami infeksi saluran kemih atau infeksi kelamin yang berulang

Perlu diingat bahwa vasektomi tidak dapat mencegah infeksi menular seksual.

Oleh karena itu, tetap lakukan hubungan seksual yang sehat, yaitu dengan memakai kondom dan tidak bergonta-ganti pasangan.

Baca juga: 2 Kebijakan Dedi Mulyadi Disorot Komnas HAM, Vasektomi hingga Wajib Militer Bagi Pelajar Bermasalah

Sebelum melakukan vasektomi, dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh kepada pasien.

Dokter akan menanyakan alasan pasien ingin melakukan vasektomi, serta kesiapan pasien terhadap prosedur tersebut guna mencegah penyesalan di kemudian hari.

Dokter juga akan menjelaskan seputar prosedur vasektomi, mulai dari persiapan hingga komplikasi yang dapat terjadi.

Sebagai persiapan prosedur, dokter akan meminta pasien untuk melakukan beberapa hal berikut:

  • Tidak mengonsumsi obat pengencer darah, seperti aspirin atau warfarin, selama sekitar 7 hari sebelum vasektomi
  • Membersihkan alat kelamin dan mencukur bulu kelamin di seluruh kantung zakar 1 hari sebelum vasektomi dilakukan
  • Menghindari konsumsi makanan berat dan mengganti dengan kudapan ringan sebelum vasektomi
  • Membawa pakaian dalam yang ketat untuk dipakai setelah vasektomi, guna menopang kantung zakar dan mengurangi pembengkakan
  • Mengajak keluarga atau teman untuk mengantar dan menemani selama vasektomi

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved