Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Imbas Dana TKD Dipotong Rp 370 Miliar, Bupati Blora Rapat Hanya Diberi Air Putih dan Permen: Nyoba

Adanya pengurangan dana transfer ke daerah (TKD) pada tahun 2026 kini dirasakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora, Jawa Tengah.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Ani Susanti
Instagram @ariefrohman838
EFISIENSI ANGGARAN - Air putih dan semangkok permen dalam rapat di lingkungan Pemkab Blora. Bupati Blora, Arief Rohman, mengatakan pihaknya kini sedang melakukan pembahasan final bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dan Badan Anggaran (Banggar) DPRD terkait pengurangan alokasi TKD tersebut. 

Ringkasan Berita:
  • Pemkab Blora melakukan penghematan setelah proyeksi alokasi dana TKD diperkirakan berkurang sekitar Rp 370 miliar
  • Bupati Blora mengaku rapat hanya dihidangkan air putih dan permen
  • Dampak efisiensi TKD di daerah lainnya

TRIBUNJATIM.COM - Adanya pengurangan dana transfer ke daerah (TKD) pada tahun 2026 kini dirasakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora, Jawa Tengah.

Bupati Blora, Arief Rohman menyebut pihaknya mulai melakukan penghematan kegiatan rutin setelah proyeksi alokasi dana TKD diperkirakan berkurang sekitar Rp 370 miliar.

Arief Rohman mengatakan pihaknya kini sedang melakukan pembahasan final bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dan Badan Anggaran (Banggar) DPRD terkait pengurangan alokasi TKD tersebut.

"Bagaimana Rp 370 miliar yang kepotong ini nantinya tidak mengganggu pelayanan untuk masyarakat," ucap dia saat ditemui di GOR Mustika Blora, Jawa Tengah, Selasa (18/11/2025).

Baca juga: TKD Pemkab Ponorogo Dipotong Rp 243 Miliar, DPRD Wanti-wanti dalam Menyusun Skala Prioritas Anggaran

Meski menghadapi pengurangan anggaran yang cukup besar, Arief menegaskan bahwa Pemkab Blora tetap memprioritaskan pembayaran utang pinjaman daerah serta melanjutkan program-program visi dan misinya dengan anggaran yang tersedia.

Sebagai langkah efisiensi, kegiatan rutin seperti rapat dan perjalanan dinas akan dikurangi, baik dari segi jumlah maupun biaya.

"Saya minta sekarang rapat-rapat sudah tidak ada snack. Saya kemarin nyoba rapat hanya permen sama air putih saja. Itu salah satu contohnya," terang dia, melansir dari Kompas.com.

Arief juga mencontohkan efisiensi pada perjalanan dinas yang kini dilakukan tanpa ajudan.

"Termasuk perjalanan. Saya sekarang kalau perjalanan kalau perlu saya sendiri enggak pakai ajudan ya saya sendiri aja. Jadi ajudan merangkap jadi humas dan sebagainya. Nah ini bentuk efisiensi yang akan kita jalankan di 2026 karena ini kita harus menyesuaikan," imbuh dia.

Ia tidak menampik bahwa penghematan serupa juga akan diberlakukan bagi jajaran legislatif.

"Ya, kita nanti minta sama, kita koreksi semua. Kita koreksi bahwasanya seperti kemungkinan WFH (work from home) seperti dulu zaman Covid," kata dia.

Arief menyebut sejumlah kepala daerah lain bahkan sudah menerapkan langkah efisiensi tersebut akibat dampak pemangkasan dana TKD.

"Ada beberapa teman saya wali kota, bupati ini sudah nanti menerapkan WFH. Biar hemat listrik dan sebagainya. Ini jadi nanti rapat sudah enggak ada makan lagi. Permen sama air putih. Kalau mau snack, bawa snack dari rumah masing-masing," ujar dia.

Efisiensi TKD di Pemkab Lamongan

Sementara itu, berkurangnya dana transfer ke daerah (TKD) juga mengharuskan Pemkab Lamongan putar otak untuk tetap bisa mempercepat program peningkatan infrastruktur di Lamongan, termasuk Jamula.

Pada pemerintahan  yang pertama, Yuhronur Efendi dihadapkan dengan musibah global Covid-19 yang memaksanya harus pinjam ke Bank Jatim sebesar Rp 250 miliar. 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved