Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sosok Wildan Salim, Lulusan Teknik Mesin UGM yang Jualan Baju hingga Dapat Omzet Rp 1 Miliar

Inilah kisah sukses Wildan Salim, lulusan Teknik Mesin Universitas Gajah Mada (UGM) yang jadi pebisnis sukses.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Ani Susanti
KOMPAS.COM/WISANG SETO PANGARIBOWO
KISAH SUKSES - Lulusan Teknik Mesin Universitas Gajah Mada (UGM), Wildan Salim, sukses membangun Fadhkera, brand fesyen muslim pria dengan ratusan mitra di berbagai daerah. Ia pernah meraih omzet hingga Rp 1 miliar. 
Ringkasan Berita:

TRIBUNJATIM.COM - Inilah kisah sukses Wildan Salim, lulusan Teknik Mesin Universitas Gajah Mada (UGM) yang jadi pebisnis sukses.

Wildan Salim adalah pemilik Fadhkera, brand fesyen muslim pria dengan ratusan mitra di berbagai daerah.

Kini, ia bisa mendapat omzet hingga Rp 1 miliar.

Bakat Wildan dalam dunia desain, sudah muncul sejak ia duduk di bangku SMA.

Baca juga: Kisah Sukses Mira dan Muti Dapat Omzet Rp 150 Juta dari Jualan Donat Mochi, Awalnya Dagang di Rumah

Guru seni rupa yang mengajarnya saat itu menilai desain-desain buatannya memiliki karakter sendiri dan dapat dijual.

Lepas SMA, ia merantau ke Yogyakarta untuk melanjutkan studi di UGM jurusan teknik mesin.

Namun setelah lulus pada 2010, ia tak menggeluti dunia teknik mesin, dan justru membuka usaha di bidang desain grafis memanfaatkan keterampilannya.

“Awal menekuni desain grafis, buat desain undangan dan desain web,” kata Wildan, Selasa (18/11/2025).

Dari desain grafis, Wildan dan temannya mencoba peruntungan membuat jenama fesyen khusus busana muslim laki-laki, yang saat itu masih jarang dibuat jenama terkenal.

“Saat kuliah, saya di UGM dan lulus kuliah saya bilang ke orangtua mau menekuni bisnis. Setelah lulus 2010 sampai 2015 berdiri Fadhkera. Bersama (partner) adik angkatan saya dan akhirnya bersama-sama mendirikan Fadhkera,” kata Wildan, melansir dari Kompas.com.

Saat awal merintis, mereka harus bersaing dengan produk baju muslim lain yang dijual sekitar Rp 100.000.

“Tapi saya obsesi punya produk yang harganya Rp 200.000-an,” kata dia.

Wildan kemudian membuat baju muslim yang tidak hanya untuk ibadah, tetapi juga bisa dipakai bekerja, kuliah, hingga nongkrong.

“Cocok untuk kerja, kuliah, hangout juga bisa. Potongan bawah kemeja, dan pakai kerah kecil, karena biasanya kan baju koko pakai kerah Shanghai. Itu tantangan mendobrak pasar, dari sisi produk juga berbeda,” kata dia.

Awalnya hanya satu jenis baju muslim yang dijual, sebelum berkembang menjadi produk lain seperti celana kantor.

“Kita punya keinginan baju daily use, baju koko seperti kemeja, dan untuk membangun produk market 3 tahun. 2018-2022, hanya jualan satu tipe baju, tapi ganti-ganti desain. Karena repeat ordernya tinggi,” ucap Wildan.

Kini produknya meliputi baju koko modern, celana denim, rompi, hingga kaos.

Baca juga: Kisah Sukses Project 1945: Hadirkan Identitas Nusantara dalam Setiap Botol Parfum

Saat pandemi Covid-19, tantangan muncul berupa kesulitan bahan baku. Namun tantangan itu justru dimanfaatkan sebagai peluang oleh Wildan.

"Alhamdulillah kita masuknya ke online. Kita jualannya melalui keagenan, dan saya cek dari Shopee bisa,” kata dia.

Agen Fadhkera kini tersebar dari Sumatera hingga Papua.

“Seluruh Indonesia, agen dari ujung barat sampai timur, papua juga ada. Salah satu yang bagus dari Makassar, itu masuk di top 3 kita,” sambung dia.

Pasca pandemi, perubahan tren akibat munculnya Gen Z juga menjadi tantangan.

“Tantangan terbaru, setelah COVID-19 tren berubah. 10 tahun lalu kita dapat gen milenial, dan sekarang Gen z. Karena itu jadi tantangan baru kita,” kata dia.

Omzet Tembus Rp 1 Miliar

Fadhkera kini memproduksi 6.000-8.000 busana per bulan.

Menjelang Ramadhan dan Idul Fitri, produksi mencapai 40 ribu.

Wildan memiliki sekitar 30 karyawan tetap, ditambah tenaga lepas yang dibutuhkan untuk pameran atau membuka booth di mal.

Omzet penjualan online mencapai Rp 100 juta dan pernah menembus Rp 1 miliar.

“Nembus Rp 100 juta, dan pernah Rp 1 Miliar untuk omzet, itu untuk lewat e-commerce,” kata dia.

Ke depan, Wildan menargetkan pasar di negara tetangga Malaysia.

“Kemarin ada event di Jakarta, ada brand lokal kolaborasi sama Malaysia pameran di Jakarta. Saat itu jastip (jasa titip) dari Malaysia mereka bisa bawa Rp 300 juta,” ujar dia.

Baca juga: Kisah Sukses Petani di Bondowoso Budidaya Melon Pakai Teknologi Kontrol Panel Tenaga Surya

Dalam kisah sukses lainnya, ada sosok Nita Erlina, yang berkarya lewat brand Zenea Lukis hingga menembus pasar mancanegara.

Produk UMKM asal Surabaya ini diminati pembeli dari berbagai negara, mulai Texas, Amerika Serikat, Jepang, hingga Australia.

Zenea Lukis dikenal menghadirkan produk unik berupa tas, mukena, jilbab, baju dress, kebaya, coat, vest, outer, hingga scarf dengan sentuhan lukisan handmade.

Setiap produknya dipenuhi detail motif bunga, pemandangan, dan berbagai corak khas yang membuatnya berbeda dari produk massal.

“Beberapa pelanggan kami ada di luar negeri. Mereka membeli produk dari sini lalu dijual kembali di sana. Jadi, saya belum bisa menyebutnya ekspor resmi,” ungkap Nita Erlina kepada TribunJatim.com, Jumat (5/9/2025).

Karya Zenea Lukis juga tampil di berbagai pameran, termasuk di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).

Menurut Nita, konsumen luar negeri menyukai produknya karena bersifat all size seperti tunik, serta dibuat sepenuhnya dengan tangan.

Tak hanya itu, produk mukena lukis karyanya bahkan sudah dilirik distributor dari Filipina dan tengah dipersiapkan untuk dipasarkan lebih luas di negara tersebut.

Dengan rentang harga mulai Rp 5 ribu untuk gantungan kunci hingga Rp 2–3 juta untuk busana, Zenea Lukis mampu meraup omzet rata-rata Rp 65 juta hingga Rp 100 juta per bulan.

Kini, Zenea Lukis tak hanya menjadi UMKM lokal, tetapi juga simbol kreativitas yang mampu menarik hati pasar internasional.

“Alhamdulillah, peminat produk handmade terus bertambah. Itu yang membuat kami terus bersemangat menghadirkan karya baru,” tambah Nita.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved