Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Polsek Tegalsari Surabaya Dibakar

Massa Tak Dikenal Serang Pos dan Markas Polisi di Surabaya, Warga Berinisiatif Jaga Keamanan

Warga Surabaya berinisiatif menjaga keamanan permukiman tempat tinggalnya masing-masing, untuk cegah aksi anarkis.

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Dwi Prastika
TribunJatim.com/Luhur Pambudi
MEMBERSIHKAN - Pengendara ojol secara swadaya membantu membersihkan puing di Pos Polisi di Surabaya yang dibakar massa, Sabtu (30/8/2025). Warga asli Kota Pahlawan berinisiatif menjaga keamanan permukiman tempat tinggalnya masing-masing.  

Poin Penting:

  • Warga ikut menghalau massa tak dikenal yang akan menyerang Mapolsek Wonokromo Surabaya.
  • Warga Surabaya berinisiatif menjaga keamanan permukiman tempat tinggalnya masing-masing. 
  • Warga berinisiatif membuat komunitas yang bergerak secara langsung berprinsip pada 'Warga Jaga Warga' sebagai respons atas aksi anarkis yang terjadi.

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Momen demonstrasi yang berujung kerusuhan selama dua hari di Kota Surabaya, Jawa Timur, memantik kepedulian warga asli Kota Pahlawan untuk berinisiatif menjaga keamanan permukiman tempat tinggalnya masing-masing. 

Siasat tersebut dilakukan oleh warga yang bermukim di Kelurahan Kali Rungkut, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya.

Mereka secara swadaya membentuk sebuah komunitas bernama 'Warga Rungkut Cinta Damai.'

Salah satu warga sekaligus penggagas komunitas, Rojab mengaku prihatin melihat situasi yang tak terkendali bahkan berujung kericuhan dan berakhir perusakan fasilitas publik termasuk markas kepolisian, belakangan ini. 

Ia tak menyangka ekspresi menyuarakan aspirasi di depan publik yang selama ini dapat berlangsung damai, aman dan tertib, belakangan malah berujung pada keributan, kericuhan, hingga pembumihangusan fasilitas publik.

Oleh karena itu, warga berinisiatif membuat komunitas yang bergerak secara langsung berprinsip pada 'Warga Jaga Warga' sebagai respons atas aksi anarkis yang sempat terjadi di beberapa wilayah Kota Surabaya, dengan tujuan mendukung Polri dalam mengantisipasi potensi kerusuhan agar tidak meluas.

"Warga Rungkut mengaku resah jika kota yang mereka cintai porak-poranda akibat ulah perusuh tak dikenal. Mereka sepakat menjaga lingkungan mulai dari lingkup terkecil, demi terciptanya ketenteraman bersama. Komunitas ini kami bentuk setelah bersama warga dari kelurahan lain memiliki tujuan yang sama, yaitu menciptakan situasi aman, dan dimulai dari lingkungan sekitar," ujarnya pada Senin (1/9/2025).

Salah satu bentuk kampanye mendukung keamanan dan ketertiban masyarakat sebagai antisipasi dampak domino kerusuhan tersebut, adalah dengan memasang spanduk kampanye yang menyuarakan kekompakan masyarakat bersatu melawan tindakan anarkisme. 

Baca juga: Demo di Surabaya, Pos Polisi Hingga 25 Unit Motor Terbakar, Unjuk Rasa Berlangsung Hingga Petang

Satu di antara spanduk yang dipasang di salah satu sudut wilayah Kecamatan Rungkut Kota Surabaya, bertuliskan 'AYO BERSATU UNTUK SURABAYA, HENTIKAN KEKERASAN LAWAN ANARKISME.'

Kemudian, ada juga kalimat kampanye yang ditulis menggunakan frasa bahasa daerah khas 'Suroboyoan,' yakni 'REK OJOK WEDI LAWAN GERAKAN ANARKIS.'

Dan, ada juga yang bertuliskan semacam ini 'WES WAYAHE BANGKIT CAK. SUROBOYO KUDU TETEP AMAN.'

"Pesan itu menekankan pentingnya solidaritas sosial agar warga tidak mudah terhasut oleh provokator," pungkas Rojab. 

Warga lain, Gatot menjelaskan, tulisan kampanye perdamaian yang dipasang melalui spanduk itu, diharapkan dapat memberikan pesan agar masyarakat tidak takut menghadapi tindakan merusak dari oknum kelompok tak bertanggung jawab. 

Gerakan swadaya ini menjadi bentuk nyata solidaritas warga Kota Surabaya dalam menjaga keamanan kota. 

Melalui semangat 'Warga Jaga Warga', masyarakat Rungkut berharap mampu menciptakan lingkungan aman dan damai, sekaligus memperkuat sinergi dengan aparat kepolisian dalam menjaga ketertiban.

"Kami membuat spanduk seruan yang dipasang di titik-titik strategis wilayah Rungkut. Kami juga mengajak masyarakat agar bersama-sama melawan aksi anarkisme jika sampai terjadi di lingkungan kami," ujar Gatot usai memasang spanduk. 

Di lain sisi, partisipasi aktif masyarakat Kota Surabaya menghalau kedatangan massa tak dikenal yang bermaksud merusuh juga ditunjukkan oleh kekompakan warga Joyoboyo, Wonokromo, Surabaya

Viral di media sosial video amatir yang merekam momen puluhan warga Surabaya berusaha menghalau kedatangan kelompok perusuh yang diduga hendak menyerang Mapolsek Wonokromo Polrestabes Surabaya, pada Minggu (31/8/2025) dini hari. 

Video tersebut diunggah oleh akun Instagram (IG) milik Humas Polrestabes Surabaya @humaspolrestabessby, pada Minggu (31/8/2025). 

Terekam momen kejadian tersebut berada di ruas Jalan Joyoboyo atau tepat depan Mapolsek Wonokromo dan pada sisi baratnya terdapat Gedung Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ) Surabaya

Tampak, puluhan warga berlarian seraya berteriak-teriak mengarah ke ruas jalan kawasan selatan menuju ke Jembatan Joyoboyo. 

Ada yang berlarian dengan menenteng kayu lalu diacung-acungkan ke udara.

Namun, ada yang berlarian ke arah yang sama cuma sekadar mengepalkan tangan tanpa menenteng senjata dalam bentuk apapun. 

"Woy woy woy," teriak warga berlarian seperti dalam video berdurasi 1 menit 55 detik yang dilihat TribunJatim.com, pada Senin (1/9/2025). 

WARGA LINDUNGI FASUM - Warga Wonokromo, Surabaya, saat menjaga fasilitas umum di wilayahnya, Minggu (31/8/2025). Mereka menghalau sejumlah orang tak dikenal yang datang.
WARGA LINDUNGI FASUM - Warga Wonokromo, Surabaya, saat menjaga fasilitas umum di wilayahnya, Minggu (31/8/2025). Mereka menghalau sejumlah orang tak dikenal yang datang. (Instagram/ini_surabaya)

Lalu, terdengar suara si perekam video yang menyebutkan bahwa momen tersebut merupakan aksi warga yang bermukim di dekat Mapolsek Wonokromo berusaha menghalau kedatangan massa tak dikenal diduga hendak merusuh dan menyerang Mapolsek Wonokromo. 

"Warga sekitar Polsek Wonokromo ikut membantu bolo (saudara), warga sekitar polsek ikut membantu bersama Bapak Kapolsek Wonokromo," ujar si perekam video tersebut.

Sementara itu, Kapolsek Wonokromo Polrestabes Surabaya, Kompol Hegy Renanta membenarkan, momen tersebut diduga kuat kelompok massa tak dikenal yang berniat menyerang Mapolsek Wonokromo. 

Namun, kedatangan kelompok massa tak dikenal itu, berhasil dihalau oleh kesigapan dan keberanian para warga Joyoboyo yang bermukim di sekitar Mapolsek Wonokromo. 

Oleh karena itu, anggota Mapolsek Wonokromo menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh warga Wonokromo, terutama yang bermukim di dekat markas dan membantu menghalau kedatangan para massa tak dikenal tersebut. 

"Kami keluarga besar Polsek Wonokromo menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh warga Wonokromo, khususnya Joyoboyo, yang telah dengan sigap, tulus, dan penuh kepedulian membantu jajaran kepolisian dalam menghadapi serta menggagalkan aksi penyerangan dari kelompok anarkis," ujarnya saat dihubungi TribunJatim.com, pada Senin (1/9/2025). 

Menurut Hegy, ini merupakan bukti bahwa keamanan dan ketertiban masyarakat juga dapat dicapai dengan bantuan partisipasi seluruh elemen masyarakat. 

"Solidaritas, keberanian, dan kebersamaan yang ditunjukkan warga menjadi bukti nyata bahwa keamanan bukan hanya tugas aparat, melainkan hasil dari kekompakan seluruh elemen masyarakat," pungkas mantan Kapolsek Asemrowo Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya itu. 

Ternyata, upaya serupa dari warga melawan perusuh juga tampak di depan Mapolsek Karang Pilang Surabaya, pada Minggu (31/8/2025) dini hari. 

TribunJatim.com, mendapati belasan remaja tampak berkerumun memblokade dua lajur Jalan Raya Mastrip, Karang Pilang, Surabaya, sekitar pukul 03.45 WIB.

Diduga kuat merupakan sisa gerombolan massa yang baru terlibat aksi demonstrasi dadakan di Jalan Gubernur Suryo Surabaya, dan berniat hendak menyerang Mapolsek Karang Pilang. 

Ternyata, sekitar pukul 04.15 WIB, massa tak dikenal yang membawa kayu panjang dan bendera merah putih di ujungnya berlarian menuju ke arah kerumunan warga dan polisi depan pagar Mapolsek Karang Pilang. 

POS POLISI - Pos Pantau Lalu Lintas di tengah jalan putar balik (U-turn) dekat dinding sisi belakang Kebun Binatang Kota Surabaya (KBS) terbakar, Jumat (29/8/2025). Kericuhan demonstrasi di depan Gedung Grahadi Surabaya meluas.
POS POLISI - Pos Pantau Lalu Lintas di tengah jalan putar balik (U-turn) dekat dinding sisi belakang Kebun Binatang Kota Surabaya (KBS) terbakar, Jumat (29/8/2025). Kericuhan demonstrasi di depan Gedung Grahadi Surabaya meluas. (TribunJatim.com/Luhur Pambudi)

Namun, massa perusuh tersebut berhasil dipukul mundur oleh kekompakan warga dan polisi.

Mereka kocar-kacir berlarian ke arah utara di pertigaan Jalan Mastrip. 

Tapi, mereka tak menyadari bahwa satu di antara massa perusuh tersebut, berhasil ditangkap dan digelandang ke teras depan Mapolsek Karang Pilang. 

"Benar kami mengamankan satu orang, tadi mereka menyerang kami, alhamdulillah berhasil kami lawan berkat bantuan warga sekitar, terima kasih," ujar Kanit Reskrim Polsek Karang Pilang, Iptu Lutfi, saat ditemui TribunJatim.com di lokasi, pada Minggu (31/8/2025) pagi. 

Bahkan sebelum itu, pascaperistiwa pembakaran dan perusakan 21 Pos Polisi di Kota Surabaya hingga Kabupaten Sidoarjo yang dilakukan oleh massa tak dikenal pada Jumat (29/8/2025) malam, sejumlah warga Surabaya dan pengendara ojek online (ojol) membersihkan puing sisa perusakan, pada Sabtu (30/8/2025) sore. 

Pantauan TribunJatim.com, upaya perbaikan tersebut, tampak di tiga lokasi Pos Polisi. Mulai dari Pos Polisi Taman Pelangi di Jalan Ahmad Yani Surabaya

Pos berukuran 3 m x 5 m tersebut mengalami kerusakan pada bagian kaca dan pintunya.

Bahkan, dua tenda di depan terasnya lenyap karena dibakar, cuma menyisakan abu dan sisa plastik. 

Lalu, Pos Polisi seberang timur putar balik (U-Turn) Kebun Binatang Surabaya (KBS) Jalan Raya Wonokromo Surabaya. Hampir seluruh bangunan posnya hangus karena dibakar massa. 

Kobaran api tak cuma melumat bangunan utama Pos Polisi tersebut. Namun, juga melumat separuh layar videotron berukuran 3 m x 4 m tepat di atas atap Pos Polisi tersebut. 

Terakhir, Pos Polisi depan Taman Bungkul, di Jalan Darmo, Wonokromo, Surabaya. Pos Polisi tersebut berukuran luas lebih besar dari dua pos sebelumnya. Pos Polisi ini dibuat dari bahan tiga susunan tumpukan peti kemas berukuran 3 m x 14 m. 

Pos tersebut, selama ini tidak cuma difungsikan sebagai tempat pemantauan arus lalu lintas semata, melainkan juga untuk melayani keperluan perpanjangan SIM yang dapat diakses masyarakat sejak pagi hingga malam hari. 

Kondisinya, nyaris tak berbentuk. Lantaran berbahan besi yang dapat memuai dinding bangunan Pos Pelayanan Polisi itu tampak meleyot.

Mengenai kondisi bagian dalam ruangannya, tentu dapat ditebak, benda-benda di sana lenyap, terutama berbahan mudah terbakar, cuma menyisakan abu.

Sedangkan benda-benda berbahan besi atau partikel tak mudah terbakar, seperti AC dan mesin pendingin makanan, tampak hangus.

Warga dan ojol tersebut berusaha membersihkan sisa puing pecahan kaca, arang sisa benda yang terbakar dan mengecat ulang dinding bangunan pos yang menghitam karena hangus terdampak jilatan api. 

Proses pengerjaannya dilakukan secara simultan dengan membagi jumlah personel pengendara ojol. Setiap Pos Polisi diisi oleh 10 hingga 20 orang pengemudi ojol.

Pengemudi ojol, Eko Setiawan (50) mengatakan, aksi membantu membersihkan dan membenahi Pos Polisi terdampak kerusuhan, merupakan bentuk keprihatinan atas kerusakan Pos Polisi yang diakibatkan ulah pihak tak bertanggung jawab. 

Menurutnya, demonstrasi menyampaikan aspirasi tidak pernah dilarang di Indonesia, namun ia berharap pelaksanaannya, dapat berlangsung dengan tetap mengedepankan ketertiban umum. 

"Demo boleh, tapi tolong jangan rusak kota ini. Surabaya ini rumah kita, tempat kita mencari nafkah," ujarnya saat ditemui di teras Pos Polisi dekat KBS Surabaya, pada Sabtu (30/8/2025). 

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved