Ingin Abdikan pada Kegiatan Sosial, 3 Gadis Ini Ajak Teman Sebayanya Jualan Pigura
Ketika itu, Catherina, Hayu, dan Leticia yang sama-sama pelajar SMAK St Louis 1 Surabaya mendapat tugas dari sekolah untuk mata pelajaran agama.
Penulis: Achmad Pramudito | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Keterlibatan Catherina Sidarto, Hayu Puspasari, dan Leticia Eddyanto pada kegiatan ‘Creative Entrepreneur’ yang digeber oleh Cancer Awareness Community (CAC) bukanlah sebuah kebetulan.
Tiga gadis belia ini sudah kenal dengan Elisabeth Meliana, pendiri CAC sejak awal tahun 2017.
Ketika itu, Catherina, Hayu, dan Leticia yang sama-sama pelajar SMAK St Louis 1 Surabaya mendapat tugas dari sekolah untuk mata pelajaran agama.
Tugas bertema ‘Sang Guru’ itu menuntut mereka untuk mewawancarai tokoh yang inspiratif bagi masyarakat.
Kalau kemudian mereka pilih nama Elisabeth Meliana juga bukan tanpa alasan. Survivor kanker lidah ini pernah bekerjasama dengan sekolah mereka saat Elisabeth Meliana menggelar acara ama bagi penderita kanker.
“Kebetulan sekolah ikut ambil bagian dari pertunjukan yang diadakan oleh Bu Meliana,” papar Catherina.
Penertiban Rumah Leh PT KAI di Jalan Kalasan Surabaya Ricuh
Dari pertemuan untuk tugas sekolah itulah, Catherina, Hayu, dan Leticia jadi kagum pada sosok Meliana.
“Ketegarannya dan kemampuannya keluar dari sakit kanker yang menakutkan semua orang itu bikin kami menjadikannya sebagai panutan,” imbuh Hayu.
Maka ketika Meliana kembali berencana mengadakan acara amal, ketiga gadis ini spontan mengajukan diri untuk membantu.
“Awalnya kami ditawari, mau jadi peserta atau ikutan membantu jadi panitia. Karena kami ingin berperan lebih maka kami pilih jadi panitia,” ujar Catherina.
Penertiban Rumah Leh PT KAI di Jalan Kalasan Surabaya Ricuh
Catherina dan kedua kawannya menyadari, satu saat mereka pasti akan meninggalkan dunia sekolah dan berbaur dengan masyarakat.
“Ketemu dengan orang baru tentu sangat menyenangkan buat kami. Apalagi mengenal dunia luar yang selama ini tidak dapat perhatian cukup dari masyarakat,” kata Leticia.
Yang mereka lakukan adalah menjaring peserta untuk ikut dalam Frame for Charity Competition. Kompetisi ini bisa diikuti perorangan maupun grup maksimal empat orang usia 15-25 tahun.