Setahun Menderita Penyakit Kulit, Pria di Situbondo ini Hidup di Bekas Posko
Nawara, warga asal Desa Wonokoyo, Kecamatan Kapongan, Kabupaten Situbondo, Jawa Tmur harus melawan penyakit kulit yang dideritanya
Penulis: Izi Hartono | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, SITUBONDO - Nawara, warga asal Desa Wonokoyo, Kecamatan Kapongan, Kabupaten Situbondo, Jawa Tmur harus melawan penyakit kulit yang dideritanya.
Penyakit kulit telah menggerogoti kulit hampir di seluruh badannya.
Pria berusia sekitar 70 tahun tersebut, kini hidup di gubuk bekas pokso berukuran 1.5 metet yang ada di depan rumah keponakannya di Dusun Laok Bindung, Desa Landangan, Kecamatan Kapongan, Situbondo.
Salah seorang keponakan Nawara mengatakan, penyakit kulit yang diderita pamannya itu, sebenarnya sudah cukup lama.
" Kalau tidak salah, ada satu tahun ini paman saya terjangkit penyakit kulit," ujar Biangse saat ditemui Surya (tribunjatim.com) di rumahnya, Selasa (10/4/2018).
Baca: Datangi Balai Kota Malang, Panja Pilkada DPR RI Tohok Aksi KPK yang Tangkapi Para Pejabat
Bianse mengaku dirinya tidak pernah membawa pamannya untuk berobat ke dokter maupun puskesmas, karena tidak memiliki biaya.
" Ya saya hanya menanggung makannya setiap harinya," katanya.
Sebelum ditempatkan digubuk, kata Bianse, pamannya sempat ditempatkan di belakang rumahnya. Namun karena sering buang air kecil, akhirnya pamannya di pindah ke depan rumahnya.
"Paman saya pulang sendiri ke saya. Bahkan sempat dikembalikan ke rumahnya dan paman saya kembali serta ingin bersama keluarga saya," kata Bianse menjelaskan.
Sementara itu, Kepala Pushkesmas Kapongan, M Saleh Hidayat mengatakan, setelah sempat beredar di media sosial, pihaknya bersama petugas puskesmas mendatangi untuk melihat situasi dan kondisi warga itu.
Baca: Penjelasan KPI Soal Teguran Tertulis untuk Acara Brownis Trans TV karena Bermuatan Transgender
" Dia bukan orang pendatang, akan tetapi orang Kapongan asli. Ya kita manusiawi saja, sebab sesuai infornasinya warga itu tidak terurus," ujar M Saleh Hidayat kepada Surya di kantornya.
Selian melihat kondisi penyakitnya, kata M Saleh, pihaknya melihat kondisi kebersihan tempatnya. Bahkan, pihaknya bersama staf memandikan dan memusnahkan pakainya yang sudah tidak layak pakai.
"Usai dimandikan, kita beri pakaian yang layak,"tukasnya.