Gejala Mengerikan yang Dialami Peminum Miras Oplosan, Pasien Harus Cuci Darah
Peredarann Miras tercatat telah membuat 15 orang di Surabaya tewas dan belasan lainnya dirawat intensif di sejumlah rumah sakit.
Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Anugrah Fitra Nurani
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Nur Ika Anisa
TRIBUMJATOM.COM, SURABAYA - Miras oplosan menjadi sorotan beberapa waktu ini.
Bagaimana tidak, peredarannnya tercatat telah membuat 15 orang di Surabaya tewas dan belasan lainnya dirawat intensif di sejumlah rumah sakit.
Kepala Ruangan Penyakit Dalam RSUD Dr Soetomo dr Poernomo Budi mengatakan, pasien yang dirujuk akibat miras oplosan datang dengan berbagai kondisi.
Mereka kerap mengeluh sesak nafas, lemas, pandangan mata kabur dan kejang.
(Ketika Menteri Susi Ingin Ngebut Saat Sopiri Megawati Naik Mobil Buggy Listrik di Surabaya)
Hal tersebut terjadi gara-gara adanya gangguan keseimbangan asam basah sekaligus efek dari bahan metanol (bahan miras oplosan) yang meracuni organ dalam tubuh.
Para pasien yang dirujuk ke RSUD Dr Soetomo biasanya butuh perawatan khusus seperti cuci darah untuk mengeluarkan racun tersebut.
Bahkan pasien yang sudah dalam kondisi kritis kerap mengalami kebutaan dan akhirnya meninggal dunia.
"Memperbaiki pernafasan dan elektrolit serta mengeluarkan racun. Metanol itu racun," kata dr Poernomo Budi.
(Wonorejo Surabaya akan Punya Kebun Raya Mangrove Pertama di Dunia)
Poernomo menyebut, penanganan pasien yang meminum bahan metanol tidak semudah menangani konsumen miras berbahan etanol.
Menurut Poernomo, para pasien biasanya baru merasakan gejala alkohol yang tak biasa saat 72 jam usai mengonsumsi miras oplosan (berbahan metanol).
Awalnya, mereka hanya menganggap alami mabuk seperti biasa, dan baru menyadari gejala berat beberapa jam setelahya.
Akibatnya, para pasien ini kerap terlambat dirujuk ke rumah sakit, mereka datang disaat mulai mual muntah dan bahkan sudah mengalami gangguan penglihatan.