Bermodal Isu Kritis, Pengamen Asal Gresik ini Sukses Menjadi Pengusaha Kaus Sukses
Para pengamen sering kali mendapat cibiran dan dianggap sampah masyarakat. Padahal banyak diantara mereka yang bisa jadi pengusaha.
TRIBUNJATIM.COM - Para pengamen dan anak jalanan sering kali mendapat cibiran. Mereka dianggap sebagai sampah masyarakat, karena dinilai mengganggu dan tidak memiliki masa depan yang jelas.
Namun hal itu tidak terjadi pada Arif Ridwan atau yang akrab disapa Amja (43). Upaya dan usaha kerasnya mengikis persepsi buruk tersebut berhasil.
Ia seakan mencoba mengingatkan kepada semua pihak bahwa tidak semua anak jalanan adalah sampah masyarakat.
Melalui ide kreatif yang ditumpahkan melalui media kaos, Amja coba mengubah paradigma negatif akan keberadaan anak jalanan.
Inilah 10 Fakta Wanita Jepang, Nomor 5 Bikin Pria di Indonesia Bangga dan Makin Berharga
Kaos hasil karyanya didesain dengan tulisan-tulisan berupa pesan moral, ketimpangan sosial dan isu aktual saat ini.
“Saya dulu sempat menjadi pengamen jalanan, cukup lama juga. Dari saya berada di jalanan itulah saya kemudian mendapatkan ide untuk membuat desain kaos yang berisikan pesan moral ini, setelah melihat ketimpangan sosial yang banyak terjadi di masyarakat,” ujar Amja, Senin (7/5/2018).
Usaha kaos mulai ditekuni Amja sejak dua tahun lalu, dengan menggunakan brand "Esson Gresik".
Konten kaus yang diproduksinya sebagian besar mengkritik ketimpangan sosial dan seputar isu yang ada di Kabupaten Gresik.
Ngaku Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak, Komplotan Alimudin Dengan Mudah Dapat Ratusan Juta
“Awalnya hanya isu-isu yang ada di sekitar Gresik saja, mulai dari polusi akan banyaknya pabrik, keadaan alam dan masyarakat yang mulai berubah, kebijakan pemerintah daerah yang tidak pro dengan rakyat kecil, hingga isu-isu lain yang intinya banyak merugikan masyarakat kecil,” jelasnya.
Lambat laun, kaos produksi Amja tersebut berhasil menarik minat para calon pembeli, khususnya dari kaum muda.
Dengan tarif yang dikenakan untuk setiap kaos beragam, mulai dari yang termurah seharga Rp 80.000 hingga yang termahal senilai Rp 110.000.
“Untuk sekarang, saya cuma pasarkan dari komunitas ke komunitas maupun secara online. Sebab saya sudah tidak kuat lagi membayar lapak,” tutur Amja yang tercatat sebagai warga Jalan Gubernur Suryo, Gresik.
Terbaru, dalam beberapa bulan terakhir, Amja memutuskan, kaos yang diproduksinya tidak hanya sebatas pesan moral di lingkup Gresik, tetapi mulai merambah isu nasional.
Demi Main Sepakbola Tarkam, WNA Pantai Gading Rela Datang ke Jatim Pakai Visa Bisnis
“Seperti desain kaos hoax yang kami kombinasi dengan hoex ini. Kami ingin memberikan pesan moral kepada para pembeli dan semua orang, sekarang masyarakat sudah mulai pintar dan tidak gampang terprovokasi. Jadi jangan sekali-kali membuat berita hoax, karena masyarakat pasti akan muntah dan itu kita beri label hoex,” beber Amja.
Pesan moral yang disampaikan Amja dalam desain kaos menarik calon pembeli. Salah satunya adalah Kiki (26), yang mengaku membeli lantaran pesan moral yang disampaikan kaos-kaos karya Amja relevan dengan yang terjadi saat ini.