Kisah Mantan Murid Aman Abdurrahman, Perjuangan Lepas Cengkeraman Ideologi ‘Halalkan Darah Aparat’
Nama Aman Abdurrahman kini tengah ramai diperbincangkan. Ia merupakan terdakwa kasus peledakan bom di Jalan MH Thamrin pada awal 2016 lalu.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM - Nama Aman Abdurrahman kini tengah ramai diperbincangkan.
Ia merupakan terdakwa kasus peledakan bom di Jalan MH Thamrin pada awal 2016 lalu.
Dikutip dari Kompas.com, Aman dianggap sebagai pihak yang bertanggung jawab saat aksi teror di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Kini dalam persidangan, Aman dituntut hukuman mati.
Baca: Singgung Soal ‘Pangling’ Saat Royal Wedding, Raisa Dibilang Masih Sakit Hati, Netizen Pecah Dua Kubu
Aman didakwa sebagai sebagai aktor intelektual lima kasus teror, yaitu Bom Gereja Oikumene di Samarinda tahun 2016, Bom Thamrin (2016), dan Bom Kampung Melayu (2017) di Jakarta, serta dua penembakan polisi di Medan dan Bima (2017).
Di kalangan kelompok JAD, Aman bahkan mendapat julukan sebagai 'Singa Tauhid'.

Tak hanya dalang di balik insiden bom Thamrin, Aman juga disebut sebagai pimpinan ISIS Indonesia.
Sosoknya disebut sebagai 'otak' teror bom di Indonesia.
Baca: Bergelimang Harta, Intip Rumah Artis India Ichcha ‘Uttaran’, Tak Kalah Mewah dari Punya Dewi Perssik
Kali pertama Aman ditetapkan sebagai teroris adalah ketika dirinya ditangkap di rumah kontrakannya di kawasan Cimanggis, Depok, karena terjadi ledakan bom.
Kejadian ini terjadi pada 21 Maret 2004.
Polisi pun menangkapnya dan menyebut Aman sedang melakukan latihan merakit bom.
Baca: Bahaya Kanker Kulit, Disebut Sebabkan Adara Taista-Mantu Hatta Rajasa Meninggal, Waspadai Gejalanya!
Alhasil, Aman divonis hukuman penjara selama tujuh tahun karena melanggar Pasal 9 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP tentang Kepemilikan Bahan-bahan Peledak.
Usai divonis hukuman 7 tahun penjara, Aman bebas pada tahun 2010.

Namun, selang beberapa lama, Aman kembali ditangkap oleh pihak Kepolisian.
Hal ini lantaran Aman memberikan biaya pelatihan kepada kelompok teroris di Jantho, Aceh Besar.
Baca: Mengenal Sosok Abraham Ortelius, Penemu Atlas Modern yang Jadi Google Doodle Hari Ini!
Ia memberikan sumbangan dana sebesar Rp 20 juta dan 100 USD.