Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kisah Mantan Murid Aman Abdurrahman, Perjuangan Lepas Cengkeraman Ideologi ‘Halalkan Darah Aparat’

Nama Aman Abdurrahman kini tengah ramai diperbincangkan. Ia merupakan terdakwa kasus peledakan bom di Jalan MH Thamrin pada awal 2016 lalu.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Dwi Prastika
Kolase/Tribunnews
Aman Abdurrahman 

Lepas dari Cengkeraman Ideologi Aman Abdurrahman

Yudi Zulfachri mengungkapkan bahwa ayahnya lah yang membuatnya lepas dari cengkeraman ideologi takfiri dari mantan gurunya itu yang menghalalkan darah aparat penegak hukum di Indonesia.

Ia mengatakan bahwa ayahnya menyuruhnya membaca dua ayat Alquran untuk memberikan perbandingan dengan potongan ayat Alquran yang diindoktrinasi oleh Aman.

Hal itu diungkapkan Yudi usai menjadi pembicara dalam Talkshow Polemik Radio MNC Trijaya Network dengan topik "Never Ending Terrorist" di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (9/5/2018).

Baca: Sepekan Pacca Ledakan Bom di Surabaya, Jemaat GKI Diponegoro: Kami Tetap Mengasihi

"(Peran) Keluarga itu sangat besar, terutama orang tua yang berpendidikan, berilmu. Itu bapak saya yang menghilangkan doktrin ustaz Aman itu bapak saya. Saya didoktrin Almumtahanah ayat 4. Bapak saya datang bawa Alquran, baca ayat 8 dan 9. Saya baca. Wah iya," kata Yudi tersenyum, dikutip dari Tribunnews.

Butuh waktu sekurangnya lima tahun lamanya untuk menghilangkan ajaran-ajaran Aman yang dikenalnya sejak tahun 2007 hingga 2010 tersebut.

Selama lima tahun setelah itu ketika ia tertangkap di Aceh pada tahun 2010 karena kasus pembentukan pelatihan militer, ia dibimbing ke dalam pertaubatan oleh mantan pentolan Jamaah Islamiyah yang juga terlibat di Bom Bali 1 dan Hotel JW Marriot, Ali Imron yang telah lebih dulu dideradikalisasi.

Ia sendiri yang meminta agar Ali Imron yang berbicara dengannya karena begitu bencinya ia dengan kepolisian yang menangkapnya sehingga tidak mau berbicara kepada polisi.

Baca: Seminggu Tewas Usai Aksi Teror Bom di Surabaya, Polisi Ungkap Kondisi Jenazah Dita Kini, Miris

Ia juga menceritakan betapa kala itu ia tidak sudi untuk diambil keterangannya dalam Berkas Acara Pemeriksaan oleh kepolisian.

Yudi mengatakan bahwa selama lima tahun proses pemulihan pemahamannya di penjara tersebut, Ali Imron secara bertahap membuka pikirannya terkait paham keagamaan yang selama ini dia anut.

Ia mengatakan pemahaman Jamaah Islamiyah yang berafiliasi ke Al Qaedah menjadi jembatan bagi proses pemulihannya.

Hingga akhirnya pada suatu saat sekira tahun 2010, ia membaca adanya revisi pemahaman dari Al Qaeda di bawah pimpinan Ayman Mohammed Rabie al-Zawahiri yang menyerukan agar para pengikutnya mengevaluasi dirinya masing-masing.

Baca: Sedih! Paginya Salat Subuh Bersama, Malamnya Putra Hatta Rajasa Jadi Imam Salat Jenazah Sang Istri

Dari sanalah ia memahami bahwa apa yang ia yakini selama ini mungkin salah.

"Itu akhirnya saya membuka tempurung ini. Sehingga masuk yang lain-lain. Sehingga saya kok ditanya, apa inspirasi berubah? Al Qaedah inspirasinya," kata Yudi.

Kini ia tengah kuliah di Universitas Indonesia jurusan pertahanan dan menjadi pembicara dalam diskusi-diskusi mengenai kasus terorisme.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved