Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pilgub Jatim 2018

Ada Fatwa Fardhu 'Ain dalam Kampanye Pilgub Jatim, Risma: Ndak Boleh, Itu Bahaya Sekali

Jargon 'Fardhu 'ain' pilih 'Khofifah-Emil' pada kampanye Pilgub Jatim membuat Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini angkat bicara.

TRIBUNJATIM.COM/NURUL AINI
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra Sakti

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Jargon 'Fardhu 'ain' pilih 'Khofifah-Emil' pada reklame dan spanduk kampanye Pilgub Jatim membuat Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini ikut angkat bicara.

"Saya pikir ndak bolehlah. Jangan digunakan itu, bahaya sekali," Kata Risma di sela Deklarasi Surabaya Sedulur dan Makmur Bersama Bu Risma, di Surabaya, Minggu (10/6/2018).

Spanduk fatwa fardhu ain untuk mencoblos paslon nomor urut satu yang ditemukan di beberapa daerah.
Spanduk fatwa fardhu ain untuk mencoblos paslon nomor urut satu yang ditemukan di beberapa daerah. (TRIBUNJATIM.COM/ISTIMEWA)

Risma khawatir, jika agama dibawa-bawa demi kepentingan politik akan menimbulkan hal-hal yang sebetulnya tidak dikehendaki Tuhan.

"Itu bahaya sekali kalau kita pakai hukum fardhu 'ain. Tidak bisalah, ya nggak bisa," tegas walikota perempuan pertama di Kota Pahlawan ini.

(Silaturahmi ke Jombang, Mbak Puti Sebut Banyak Programnya Selaras dengan Majelis Aisyiyah)

(Lagunya Dipakai saat Fanmeeting, Taemin SHINee Ungkap Kekecewaannya Lihat Suzy Nyanyikan Move)

Ia juga mengimbau agar penyelenggara pemilihan kepala daerah serentak 2018, menindak tegas dan segera membersihkan spanduk-spanduk yang dapat mengarah ke isu SARA itu.

"Itu bahaya sekali, dampaknya itu, waduh saya tidak bisa membayangkan kalau pakai nama Allah untuk kepentingan sesaat," jelasnya.

Risma menambahkan, seruan dari sejumlah kiai pengasuh pondok pesantren kepada para santri dan alumni untuk memilih pasangan Gus Ipul-Mbak Puti, jelas berbeda dengan fatwa fardhu 'ain.

Pasalnya, selain tidak menggunakan dalil-dalil agama, seruan tersebut dalam rangka untuk kebaikan masalah pemerintahan.

"Jelas beda dengan seruan atau maklumat, kalau ini kan untuk masalah pemerintahan. Tapi kalau kemudian dikaitkan-kaitkan dengan fardhu 'ain, kan tidak bisa," tuturnya.

(Palang Pintu Rusak, Parkir Elektrik Senilai Rp 300 Juta di Pasar Baru Tuban Gunakan Tali Tampar)

(Agensi Minta Kepribadian Asli Ditutupi, Go Ara Ungkap Sempat Disetting Bak Boneka di Awal Karirnya)

Risma mencontohkan persoalan yang lagi banyak dikeluhkan masyarakat Surabaya saat ini adalah menyangkut biaya pendidikan bagi anak-anak yang mau masuk SMA/SMK.

"Kalau dulu masih kewenangan kabupaten/kota, saya bisa menggratiskan biaya pendidikan hingga tingkat SMA/SMK. Makanya, saya imbau supaya memilih Gus Ipul dan Mbak Puti, karena mereka janji akan gratiskan," imbaunya.

Risma menilai, mahalnya biaya pendidikan ikut memancing angka kriminalitas.

Angka kejahatan anak-anak di Surabaya juga meningkat, pelaku banyak yang terpaksa karena ingin membiayai sekolah.

Adapula problem siswa yang sudah lulus, namun tak bisa mengambil ijazah lantara biaya sekolah belum terpenuhi.

"Saya tidak mau hanya orang-orang yang mampu bayar yang dapat mengenyam pendidikan. Saya minta tolong, ini demi generasi kita mendatang agar semua orang berhak menjadi sukses" pungkas Risma.

(Silaturahmi ke Jombang, Mbak Puti Sebut Banyak Programnya Selaras dengan Majelis Aisyiyah)

(Tak Hanya Go Ara, Heechul Super Junior Juga Sebut Kepribadian Aslinya Ditutupi Agensi Usai Debut)

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved