Ngawi Alami Kekeringan, BPBD Jatim Tunggu Hasil Lab ESDM Terkait Pemanfaatan Air Semburan
Kabupaten Ngawi menjadi satu daerah yang mengalami kekeringan dan telah mengajukan bantuan pada BPBD Jatim terkait air bersih.
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Ani Susanti
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra Sakti
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kabupaten Ngawi menjadi satu daerah yang mengalami kekeringan dan telah mengajukan bantuan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jatim.
Bantuan tersebut berupa berupa dropping air bersih.
Namun, dropping air belum bisa dikirim karena berkas pengajuan dari Pemkab Ngawi belum lengkap.
Padahal menurut Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Provinsi Jatim, Satriyo Nurseno, kekeringan di Ngawi harus segera diatasi.
Hal ini karena Ngawi tidak mempunyai anggaran reguler untuk pengadaan air saat musim kemarau.
• Dropping Air dari BPBD Jatim di 8 Kabupaten yang Kekeringan Belum Tersalurkan, Berkas Jadi Persoalan
Sementara itu, di Ngawi sendiri terjadi fenomena semburan air setinggi lebih dari 20 meter yang sudah menutupi beberapa hektar lahan warga.
"Kami melihat semburan air itu bukan bencana. Karena belum mengarah ke sana dan kita sudah berkoordinasi dengan BPBD Ngawi dan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) provinsi terkait semburan air itu, apakah bisa digunakan atau tidak, berbahaya atau tidak," kata Satriyo, Senin (13/8/2018).
Namun sampai saat ini BPBD Jatim belum mendapatkan laporan dari Dinas ESDM Jatim terkait kandungan dari air tersebut.
"Kalau air ini ada laporan dari ESDM bisa ya bisa segera kita kerjakan. Jadi kita tergantung dari ESDM bagaimana," ucapnya.
• Setelah Seminggu Jadi Tontonan Warga, Semburan Air di Ngawi Akhirnya Surut