4 Fakultas Unisma Kolaborasi Gelar Konferensi dan Hadirkan Peneliti dari Berbagai Negara
Empat fakultas di Universitas Islam Malang (Unisma) berkolaborasi menyelenggarakan konferensi internasional.
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Empat fakultas di Universitas Islam Malang (Unisma) berkolaborasi menyelenggarakan konferensi internasional.
Yaitu Fakultas Pertanian, Fakultas Teknik, Fakultas MIPA dan Fakultas Peternakan.
Konferensi dilaksanakan pada 10-11 September 2018 dengan judul "The 1st Internasional Conference on Science Technology and Engineering for Sustainable Development".
Sedang tema yang diangkat adalah "Towards Enhancement of Agriculture and Animal Husbandry Natural Resource and the Environment and Engineering in the ASEAN."
• PAW Anggota DPRD Kota Malang Dilantik, Mahasiswa Demo Darurat Korupsi, Ini 4 Tuntutannya
Kolaborasi empat fakultas dilakukan karena topik bahasannya membutuhkan bidang ilmu lainnya.
"Semoga lewat konferensi ini ada ide-ide baru di penelitian," kata Nurhidayati, Ketua Panitia yang juga Dekan Fakultas Pertanian Unisma, Senin (10/9/2018).
Untuk itu, panitia menghadirkan peneliti dari luar negeri agar bisa berkontribusi dalam pembangunan.
Pembicara yang dihadirkan antara lain, Inocencio dari University of Philippine Los Banos; Pramote Paengkum dari Suranaree University of Technology, Thailand.
• Foto Mahasiswa Baru UMM Bentuk Formasi #2019GantiPresiden Dipastikan Hoaks
Kemudian Thanda Aye dari Yangon University, Myanmar, ada juga Wu Jiunn-Chi dari National Central University, Taiwan.
Lalu Rawshan Ara Begum dari Kumamoto University, Jepang; Sutiman Bambang Sumitro dan Agus Sugianto dari Universitas Brawijaya Malang.
Di acara itu, Inocencio yang merupakan profesor bidang botani, sains dan ekologi menyatakan, ASEAN memiliki keragaman hayati.
• Berikut Daftar 40 Nama Calon Anggota DPRD Kota Malang Hasil PAW yang akan Dilantik
Menurutnya, hal itu menjadi tantangan dan peluang bagi ilmuwan dan perguruan tinggi.
“Sumber daya ASEAN sangat melimpah. Ada segitiga karang, dinding laut dan aliran sungai panjang yang hanya dimiliki tiga negara ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia dan Filipina," ujarnya.
Karena itu, ia mengatakan, keragaman hayati ASEAN harus diaplikasi ke penelitian.
Hasilnya bisa disampaikan ke kolega masing-masing di ASEAN sehingga bisa bermanfaat bagi pengelolaan sumber daya alam. (Sylvianita Widyawati)