Survivor di Surabaya Ini Beri Tips Bagaimana Hadapi Tekanan dan Pikiran untuk Bunuh Diri
International Association for Suicide Prevention (IASP) dan RS Dr. Soetomo mengadakan event di taman Apsari Surabaya, Senin (10/9/2018).
TRIBUNJATIM.COM,SURABAYA - International Association for Suicide Prevention (IASP) dan RSUD Dr. Soetomo mengadakan event di taman Apsari Surabaya, Senin (10/9/2018).
Event ini digelar untuk memperingati hari pencegahaan bunuh diri (world suicide prevention day).
150 peserta berpakaian putih hitam diajak menyalakan lilin Acara nyala lilin hingga akhir acara.
Suasana mulai emosional saat salah satu korban selamat dari cengkraman keinginan bunuh diri, dia pun berkesempatan menceritakan kisahnya bagaimana bisa survive.
(Polisi Bekuk Komplotan Jambret Remaja di Surabaya Barat)
(BWS Tak Bisa Putuskan Perizinan Sertifikasi Tanah Warga Gadukan Morokrembangan Surabaya)
Korban selamat bunuh diri, bernama Siska mengatakan bahwa perjalananya untuk sembuh dari keinginan untuk bunuh diri (suicidal) tidaklah mudah.
"Untuk bisa survive hingga saat ini its not easy for me (tidak mudah bagi saya), setiap hari setiap saya bangun yang saya hadapi terus berusaha untuk melawan suara- suara di kepala saya, keinginan-keinginan untuk mengakhiri hidup," Tuturnya di taman Apsari, Senin (10/9/2018).
Siska mengatakan dirinya kerap memikirkan keluarga dan anak-anaknya saat akan melakukan aksi tersebut, hingga akhirnya dapat mengurungkan niatnya.
"Tapi saya tetap berusaha push my self to the limit (mendorong diri saya sampai batas) untuk melawan suara-suara di kepala saya tentang suicide (bunuh diri)," ucapnya.
Siska juga berpesan untuk siapapun yang sedang melewati gejala sepertinya untuk mewurungkan niatnya karena akan berdampak pada orang-orang yang mereka tinggalkan.
(PNS Kemenkes Raih IPK 4.00 Dalam Wisuda Unair Surabaya)
"Jangan pernah menyerah dari pikiran-pikiran untuk mengakhiri hidup, karena itu adalah hal yang sangat egois ketika kita suicide (bunuh diri). Semua yang berkenaan dengan kita selesai, tapi bagaimana dengan orang-orang disekitar yang kita tinggalkan," Ucapnya.
Spesialis Kedokteran Jiwa Damba Bestari mengatakan, ada tiga hal yang dapat dilakukan untuk membantu mencegah bunuh diri.
Pertama mencari bantuan, kedua menunjukkan empati dan simpati, dan menggunakan aplikasi "Curhatin Online" (C-Online).
"Cara ke dua seringkali saat mereka mencari bantuan, malah mendapat stigma, bukannya didengarkan malah disalah-salahkan. Mereka (penderita suicidal) tahu itu dosa, tapi semakin mereka dibilang dosa, semakin stress, maka pikiran bunuh diri semakin tinggi," Tuturnya.
Reporter: Felicia Sugianto
(Bongkar Pesta Narkoba di Rutan Salemba, Najwa Shihab Temukan Ruangan Khusus untuk Dugem)
(PNS Kemenkes Raih IPK 4.00 Dalam Wisuda Unair Surabaya)