Duta Tenun dan Songket Indonesia Bidik Kolaborasi Motif Tenun Bali dengan Motif Batik Surabaya
Duta tenun dan songket Indonesia, DR Hj Anna Mariana SH MH MBA, hadir di Surabaya dan menyatakan keinginannya untuk mengembangkan tenun songket
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Duta tenun dan songket Indonesia, DR Hj Anna Mariana SH MH MBA, hadir di Surabaya dan menyatakan keinginannya untuk mengembangkan tenun songket bercitarasa Surabaya.
Yaitu melalui motif khas Surabaya, yang biasanya ditampilkan di batik. Seperti ujung galuh, tugu pahlawan, mangrove Surabaya dan lainnya.
"Karena tenun dan songket Indonesia sangat dihargai di dunia internasional. Memiliki nilai yang besar sebagai warisan tradisional yang pembuatannya secara hand made (kerajinan tangan)," ungkap Anna pada TribunJatim.com, saat menjadi pembicara dalam diskusi di IBT Expo 2018 dengan tema “Pengembangan Pemasaran Produk UKM Kawasan Timur Indonesia”, Kamis (1/11/2018).
Diakui Anna yang juga sebagai perancang tenun dan songket nusantara ini, bila ditengah persaingan pasar, prospek produk warisan tradisional sebagai salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi yang tahan banting terhadap imbas kondisi ekonomi global.
• Terjebak Macet Jalanan Surabaya Saat Kabur, Jambret Ponsel Nyaris Dimassa
Apalagi warisan tradisional kain tenun dan songket mayoritas adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
"Nah, untuk tidak hanya sekedar menjaga warisan tradisional tenun tapi juga melakukan pendampingan bagi pelaku pengrajin songket. Mengembangkan motif-motifnya, meski tradisional sudah sangat diminati, tapi di era milenial saat ini, perlu sekali pengembangan yang bisa mengikuti selera milenial tanpa meninggalkan nilai tradisionalnya," ungkap Anna pada TribunJatim.com, yang sudah 30 tahun bergelut di segmen tenun dan songket nusantara itu.
Selama ini pasar internasional lebih mengenal tenun Bali. Terutama tenun Gringsing, sebagai tenun yang diketahui memiliki manfaat magis.
• Persiapan Mepet, Djadjang Nurdjaman Beri Skema Khusus untuk Latihan Persebaya Surabaya
"Tenun Bali menjadi sangat populer. Kemudian berkembang ke tenun Lombok dan tenun Sumbawa. Kemudian daerah timur lainnya. Beberapa tahun terakhir, saya kembangkan kolaborasi tenun Bali dan Betawi. Responnya positif," cerita Anna pada TribunJatim.com.
Kolaborasi itu dilanjutkan dengan desain tenun Bali dengan Bandung, tenun Bali dengan Jawa Barat, tenun Bali dengan tenun Sumatera, Kalimantan dan lain-lainnya, dan yang terbaru adalah tenun Bali dan Surabaya ini.
"Surabaya sangat kaya motif khas. Dan itu potensial untuk dikolaborasikan dengan tenun Bali kemudian masuk ke pasar global," lanjut Anna.
Tak hanya desain, Anna dalam kegiatannya mengaku mengajak para pengrajin tenun untuk berkembang dari hulu hingga hilir. Mulai dari desain, proses, kemudian hasil, pemasaran dan peningkatan kapasitas produksi serta mutu.
Per tahun, rata-rata tiga hingga empat kali, Anna keluar negeri untuk melakukan pameran tenun dan songket nusantara. Selalu respon positif didapat.
• Pelaksana Proyek Berjanji Beri Ganti Rugi, Demo Pembangunan Jalur Ganda KA di Jombang Dibatalkan
"Tahun 2019 mendatang, kami juga siapkan empat kegiatan keluar negeri membawa tenun dan songket. Diantara ke Tokyo Jepang, dan Londong, Inggris," tandas Anna.
Dalam kesempatan diskusi itu, hadir pula narasumber lainnya, yaitu perwakilan dari Small and Medium Enterprises and Cooperatives (SMESCO), Pusat Pelatihan dan Ketrampilan (PPK) Sampoerna Pasuruan, dan dari Pemerintah Kabupaten Jombang.(Sri Handi lestari/TribunJatim.com)