Raih Best Delegate ESOGÜ MUN 2018, Mahasiswa ITS Lakukan Riset Kebijakan Perlindungan Perempuan
Ghazy Dicky harus melakukan riset terkait kebijakan perlindungan terhadap perempuan, baik dari negara yang diwakilinya maupun kebijakan internasional.
Penulis: Samsul Arifin | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Syamsul Arifin
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Ghazy Dicky berhasil meraih penghargaan Best Delegate pada ESOGÜ Model United Nation (MUN) 2018 yang digelar di Eskisehir Osmangazi University Turki selama empat hari, mulai 29 November-2 Desember 2018 lalu.
Sebelumnya, ia harus melakukan riset terkait kebijakan perlindungan terhadap perempuan, baik dari negara yang diwakilinya maupun kebijakan internasional.
Permasalahan yang belum dapat diselesaikan oleh kebijakan ini pun harus ia pelajari sebagai bekal wawasan.
Dalam sidang, Ghazy bertindak sebagai wakil dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT).
• Wakili Indonesia, Mahasiswa ITS Surabaya Jadi Best Delegate pada ESOGÜ MUN 2018 di Turki
“Dengan menganalisa permasalahan tersebut, ide-ide yang mungkin diterapkan untuk memecahkan masalah tersebut saya kemukakan dalam sidang,” papar pria yang hobi mengikuti ajang debat ini, Senin (10/12/2018).
Ditanya mengenai kendala, menurut Ghazy, media penyampaian setiap delegasilah yang menjadi sedikit hambatan dalam persidangan.
Terutama karena banyak delegasi asal Turki yang menggunakan bahasa setempat dalam sidang nonformal, sehingga topik yang sedang diperbincangkan sulit dipahami oleh peserta lain yang tidak menguasai bahasa tersebut.
• Pengamat Politik Unair Surabaya Sebut Mahasiswa adalah Pengawal Demokrasi di Kompetisi Pemilu 2019
• ITS Surabaya & Badan Litbang Kemenhub Gelar FGD Bahas Upaya Pencegahan Kecelakaan Transportasi Udara
Bagi Ghazy, yang terpenting dalam kompetisi internasional adalah adanya jaringan (networking) dengan mahasiswa-mahasiswa berbagai negara.
Adanya saling tukar informasi mengenai negara masing-masing sangat menambah wawasan baginya.
Selain itu, kemampuan public speaking dan kemampuan berdiplomasi akan terlatih dengan mengikuti kompetisi ini, sebab para delegasi pada ESOGÜ MUN 2018 ini cukup kompetitif.
• Peternak Kesulitan Jagung, Bulog Tulungagung Dapat Alokasi 30.000 Jagung Impor
• Sambangi Pasar Lawang Malang, Tim Satgas Pangan Sita Boraks dan Barang Kedaluwarsa
“Delegasi lain umumnya memang mempelajari ilmu hubungan internasional dalam kampus masing-masing, berbeda dengan saya sebagai mahasiswa teknik,” ujarnya pria asal Tabanan ini.
Pada persidangan ini, Ghazy memang sangat aktif dalam berargumentasi dan berdiskusi.
Dibandingkan delegasi lain pula, Ghazy dinilai paling diplomatis dan mampu bernegosiasi.
• Bejo Sugiantoro Mengundurkan Diri untuk Duet Pelatih Persebaya Surabaya dengan Djanur Musim Depan
• Harga Paket Wisata Luar Negeri Melonjak Dua Kali Lipat Menjelang Akhir Tahun
Berkat performa yang sangat baik inilah, Ghazy meraih penghargaan Best Delegate dalam ESOGÜ MUN 2018.