Pria yang Tewas Akibat Petasan di Jember Diketahui Rakit Bondet untuk Hajatan Tetangga
Kapolsek Sumberbaru AKP Subagio mengimbau kepada masyarakat tidak memakai petasan dalam perayaan kegiatan keagamaan maupun hajatan.
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Anugrah Fitra Nurani
TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Kapolsek Sumberbaru AKP Subagio mengimbau kepada masyarakat tidak memakai petasan dalam perayaan kegiatan keagamaan maupun hajatan (biasanya acara pernikahan dan khitanan).
Pemakaian petasan dinilai membahayakan diri sendiri, dan orang lain.
Imbauan ini disampaikan Subagio ketika diwawancarai wartawan paska meledaknya petasan di dapur rumah Muhlas alias Pak Suartik (50), di Desa Karangbayat Kecamatan Sumberbaru, Jember.
Akibat ledakan itu, Suartik tewas dengan kondisi tubuh mengenaskan pada Selasa (11/12/2018) malam.
Warga setempat mengenal Suartik kerap membuat petasan dan mercon bantingan alias bondet.
(Mengenal Eril Arioristanto Dardak, Adik Ipar Arumi Bachsin yang Meninggal Muda di Usia 21 Tahun)
(Sempat Masuk Bursa Pengganti Tri Rismaharini, Dyah Katarina Tak Tergoda untuk Jadi Wali Kota)
Saat petasan yang dibuatnya meledak, Suartik rupanya tengah mengerjakan pesanan tetangganya yang sedang menggelar hajatan.
Duartik hanya sendirian di rumahnya, sementara istri dan anaknya bantu-bantu di rumah tetangga yang sedang hajatan.
Tetangga yang punya hajat itu pula yang memesan petasan ke dirinya.
Dari olah tempat kejadian perkara, selama empat malam berturut-turut, Suartik mengerjakan petasan itu.
Menurut AKP Subagio, selama tiga malam berturut-turut pukul 19.00 Wib, terdengar bunyi letusan dari dapur rumah Suartik.
"Semuanya terjadi pukul 19.00 Wib, selepas adzan Isya'. Semalam itu yang terbesar suara ledakannya, bahkan sampai menewaskan orang yang membuat petasan dan merusak rumah," kata Subagio ketika dikonfirmasi, Rabu (12/12/2018).
(Nikmati Liburan, Makan Konate Dipulangkan Manajemen Arema FC ke Mali)
(Mengintip Tongkrongan Vintage Gaya Kakek-Kakek ala Kafe Grandfather Surabaya)
"Saat kami olah TKP, kami menemukan petasan yang sudah jadi, juga ada satu bondet kecil. Kami amankan semua," lanjut Bagio.
Subagio lantas menghimbau masyarakat Sumberbaru tidak memakai petasan untuk merayakan hari besar keagamaan maupun hajatan.
"Dengan kejadian yang sudah pernah terjadi, dan kali ini terjadi lagi, mengingat bahayanya petasan dan sudah memakan korban. Kami mengimbau untuk tidak memakai petasan lagi baik untuk perayaan hari besar keagamaan maupun hajatan, karena bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain," tegas Bagio.
Reporter: SURYA.CO.ID/Sri Wahyunik
(Sempat Masuk Bursa Pengganti Tri Rismaharini, Dyah Katarina Tak Tergoda untuk Jadi Wali Kota)
(Coffee Toffee Berharap Dapat Bekerjasama dengan Dinas Perkebunan Kembangkan Kopi Indonesia)