Dinas Perkebunan Jawa Timur Dorong Petani Jual Kopi di Hilir Agar Dapat Untung Berkali-kali Lipat
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur, Karyadi mendorong para petani kopi agar bisa berproduksi baik di hulu maupun hilir.
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Ani Susanti
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra Sakti
TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur, Karyadi mendorong para petani kopi agar bisa berproduksi baik di hulu maupun hilir.
Hal ini menurut Karyadi dirasa perlu karena permintaan kopi Jawa Timur terutama Arabica masih sangat tinggi.
"Ini melaksanakan program Pak Gubernur juga untuk menarik hilir itu ke hulu, karena nilai tambah yang tinggi itu ada hilir," kata Karyadi saat ditemui di Gapoktan Maju Mapan, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember, Selasa (29/1/2019).
• Menjamurnya Coffee Shop jadi Peluang Tingkatkan Potensi Kopi Arabica di Jawa Timur
Karyadi mencontohkan, ketika petani menjual kopi setelah diroasting maka margin keuntungannya bisa lebih dari tiga kali lipat dibandingkan menjual biji kopi yang baru dipetik dari pohonnya.
"Tantangannya adalah bagaimana petani bisa menyediakan kopi yang sudah diroasting sesuai dengan keinginan pasar, karena roasting ini tidak bisa sembarangan," ujar Karyadi.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Perkebunan pun sudah memberikan pelatihan untuk roasting tersebut, sekaligus manajemen pemasaran di hilirnya.
"Kita ajari analisa usaha, berapa nilai tambahnya kalau dijual hilir dan tidak ada ruginya bahkan marginnya lebih tinggi kalau di roasting dan sudah dikemas sedemikian rupa," ucapnya.
• Kopi Mangrove Jadi Sasaran Duta Wisata Pamekasan Dorong Perkembangan Potensi Daerah
Karyadi melanjutkan, produksi kopi di Jawa Timur sendiri untuk Arabica hanya 6 ribu ton per tahunnya.
"Jumlah tersebut kurang berkali-kali lipat, karena permintaannya ini sangat tinggi, dan di seluruh dunia produksi Arabica ini masih defisit," tuturnya.
Untuk itu, Karyadi mengajak agar masyarakat Jawa Timur bergerak membudidayakan kopi Arabica, mengingat permintaan pasar yang sangat tinggi.