Mahfud MD Sebut Penyebar Hoaks sebagai Pengacau, Soal Golput di Pemilu 2019 Lain Lagi
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menyebut pembuat maupun penyebar hoax adalah setan pengacau.
Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Melia Luthfi Husnika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Nur Ika Anisa
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menyebut pembuat maupun penyebar hoaks adalah setan pengacau.
Hal ini ditegaskannya lantaran merasa prihatin terhadap perkembangan situasi politik yang disertai hoaks secara terus menerus untuk mengacau Pemilu 2019.
"Menurut saya yang bikin hoaks itu setan, anaknya iblis pembuat hoaks itu," tegas Mahfud MD usai acara Gerakan Suluh Kebangsaan di Stasiun Gubeng Surabaya, Kamis (21/2/2019).
Pasalnya, meski sudah dikonfirmasikan berita bohong atau hoaks itu tetap dikembangkan.
• Jelajah Kebangsaan, Mahfud MD Mampir Jember
• Mahfud MD Sebut Ada Upaya Mengadu Domba Rakyat dan Ganggu Pileg-Pilpres
"hoaks itu satu gerakan untuk menyebarkan informasi sesat yang semakin dijelaskan bahwa itu sesat semakin dikembangkan. Nah itu gerakan untuk mengacaukan," lanjut Mahfud MD.
Oleh sebab itu, melalui penggagasan Gerakan Suluh Kebangsaan pihaknya meminta kesadaran masyarakat untuk menjauhi berita hoaks. Selain itu, juga mengajak masyarakat untuk tidak golput Pemilu 2019.
"Begini, orang yang golput itu biasanya orang idealis, ingin yang terbaik betul, tetapi calon-calon kita kok tidak baik. Saya golput saja. Nah itu justru rugi, karena nanti yang akan terpilih dari calon-calon yang tersedia itu yang terpilih pasti yang lebih jelek," kata Mahfud MD.
• Mahfud MD: Toleransi Ialah Menerima Perbedaan Sebagai Fakta dan Tidak Saling Mengganggu
• Toleransi Ala Masyarakat Madura, Ini Kata Mahfud MD
Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan ini mengatakan akan melakukan perjalanan yang diberi nama Jelajah Suluh Kebangsaan dengan moda transportasi kereta api dari Merak, Jawa Barat ke Banyuwangi Jawa Timur.
"Kami disini tidak mengkampanyekan siapa, kami disini menganjurkan untuk memilih siapa saja, pokokya memilih. Jangan sampai golput karena itu hak esklusif konstitusi yang diberikan kepada WNI untuk memilih," pungkasnya.