Relawan Konservasi PenyuTaman Kili-kili Sulap Tempat Gersang Jadi Lokasi yang Disukai Penyu
Ari Gunawan (48), Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Pusat Konservasi Penyu Taman Kili-kili dan kawan-kawan juga mengintervensi lingkungan
Penulis: David Yohanes | Editor: Melia Luthfi Husnika
TRIBUNJATIM.COM, TRENGGALEK - Bukan hanya melakukan penyadaran ke masyarakat, Ari Gunawan (48), Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Pusat Konservasi Penyu Taman Kili-kili dan kawan-kawan juga mengintervensi lingkungan agar disukai Penyu.
Kawasan Taman Kili-kili yang panas dan gersang, mulai ditanami pohon cemara udang dan kelapa.
Hasilnya, kawasan konservasi Penyu ini menjadi rimbun dan nyaman untuk berwisata.
Satu di antara yang dijaga adalah tanaman pandan laut. Pandan merupakan sinyal bagi Penyu, bahwa kawasan itu cocok untuk bertelur.
Namun akar tanaman ini kerap diburu warga untuk tali pengikat.
• Demi Selamatkan Penyu, Ari Menggunakan Uang Pribadi untuk Tebus Telur Penyu dari Para Pemburu
“Berkat upaya keras teman-teman, tahun 2014 kami menjadi juara tingkat Provinsi. Di tingkat nasional kami hanya kalah dengan tempatnya Bu Susi, meski jumlah Penyu kami lebih banyak,” ungkap Ari.
Area konservasi ini meliputi garis pantai sepanjang 1,5 kilometer. Ari dan para relawan secara rutin harus membersihkan kawasan ini dari sampah. Sebab jika saat Penyu naik ke darat dan saat menggali sarang ia bertemu sampah, maka Penyu itu batal bertelur dan balik ke laut.
Selain sampah, musuh lain telur Penyu adalah akar tanaman kotong. Akar tanaman ini bagaikan parasit tali putri. Meski hanya serambut, akar ini bisa berkembang cepat di dalam pasir dan membelit telur-telur Penyu.
Jika sudah dicengkeram akar ini, telur Penyu dipastikan gagal menetas. Karena itu relawan konservasi dengan teliti menyaring pasir agar tidak sedikit pun ada akar kotong.
• Taman Kili-kili di Kecamatan Panggul Tenggalek Jadi Barometer Baru Konservasi Penyu di Jawa Timur
“Ke depan kami akan buatkan tempat penetasan khusus dengan dasar dari plester, agar tidak diganggu akar kotong. Kemudian dibuatkan jalur khusus agar tukik-tukik itu bisa lari ke laut,” katanya.
Ke depan Ari juga akan membuat taman edukasi seputar Penyu. Selain itu juga merintis wisata terbatas, mengintip Penyu yang bertelur hingga balik ke laut.
Selain itu ada wisata adopsi tukik, dan melepaskannya ke laut. Wisata ini untuk memberi pemasukan tempat konservasi ini.
Ari menjelaskan, Penyu sangat vital bagi ekosistem laut. Binatang ini pemakan ubur-ubur yang merusak ekosistem laut. Penyu juga memakan parasit yang tumbuh di terumbu karang.
Karena migrasinya sangat jauh, area yang dibersihkan Penyu juga sangat luas. Jika terumbu karang sehar, maka ikan-ikan akan semakin banyak.
“Dimana ada Penyu, di situ terumbu karang sehat dan ikan-ikan berkembang biak dengan pesat. Itulah sebabnya Penyu dilindungi, bukan hanya di Indonesia, tapi juga di dunia,” pungkas Ari.