Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Belajar dari Enaque Surabaya: Meneruskan Usaha Kue Lumpur Yang Santai

Enaque adalah nama usaha kue lumpur yang berada di Surabaya. Anwar Rudin adalah owner generasi kedua dari usaha tersebut. Ibu sang istri adalah yang

Penulis: Hefty Suud | Editor: Yoni Iskandar
hefty Suud/Tribunjatim.com
Kue Lumpur 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Hefty's Suud

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Meneruskan usaha keluarga kerap kali dianggap sebagai sesuatu yang mudah dan menyenangkan. Namun, menurut owner Enaque, usaha keluarga tidak akan berarti, apabila penerusnya tidak melakukan apa-apa.

Enaque adalah nama usaha kue lumpur yang berada di Surabaya. Anwar Rudin adalah owner generasi kedua dari usaha tersebut. Ibu sang istri adalah yang sudah memulai udaha kue lumpur yang diperkirakan Anwar sejak 20 tahun lalu.

"Meneruskan usaha keluarga itu bukan berarti bisa santai saja. Menurut saya, kalau penerusnya nggak bisa mengembangkan, usaha itu akan berhenti di situ saja atau bahkan hilang," ujar Anwar.

Ia sendiri mengaku berusaha mengembangkan usaha tersebut dengan cara nekat dan terus belajar. Sebagai lulusan SMA dari pondok pesantren, pengetahuan mengenai bisnis adalah sesuatu yang sama sekali tidak ia kantongi.

Nama Enaque, diceritakan Anwar dibuatnya pada 2015. Nama tersebut sebenarnya berasal dari kalimat Kue Enak, namun agar tak tampak mencolok, ia menyamarkan kalimat itu menjadi Enaque.

"Dulu nggak ada namanya, pokoknya jualan kue lumpur saja.Terus saya melihat kok banyak customer itu yang bilang kue lumpur buatan mertua saya enak, saya pun kepikiran untuk memberi nama. Juga kan adanya nama produk itu supaya orang lebih mudah kalau orang mau pesan," ujarnya kepada Tribunjatim.com.

HUT ke 726, Pemkot Surabaya Gelar Rally Areal Drone Competition 2019

Ada Salah Input Data, 5 TPS di 2 Kecamatan di Lamongan Terpaksa Lakukan Hitung Ulang

Dua Anggota Linmas di Lumajang Meninggal Dunia Saat Pemilu 2019

Berbarengan dengan itu, Anwar pun nekat membuat toko untuk produk kue lumpurnya. Ia menawarkan diri untuk gabung pada toko yang baru saja dibeli seorang temannya.

Hal iti dilakukannya bukan tanpa alasan. Menurutnya, pembeli akan lebih percaya dan yakin pada suatu produk apabila ada toko yang dapat menunjukkan produknya secara langsung. Pembeli pun dapat mengecek produk itu sendiri di toko.

Sebelumnya, produk kue lumpur itu sudah lebih dulu dijual melalui pemesanan online. Facebook menjadi media sosial yang ampuh untuk menjual produk itu.

"Sebelum buka toko, pesanannya itu ya by order saja. Kami melayani pemesanan secara online, facebook waktu itu. Terus saya membaca kalau sepertinya punya toko offline dan produk ready stock itu bagus juga, akhirnya ya itu saya nekat gabung sama teman buat," papar pria asli Lampug itu.

Untuk fokus meneruskan usaha mertuanya, Anwar memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya di bidang IT satu tahun sebelumnya. Tepatnya pada tahun 2014.

"Karena usaha ini ditanggungkan kepada istri saya, kan nggak mungkin urusan produksi sampai pemasaran dan pengembangan usaha semua diurus dia. Akhirnya saya putuskan untuk membantu di pemasaran dan pengembangan, istri saya di bagian produksi," paparnya.

Namun, di awal-awal 2015, Anwar mengaku ia dan istrinya saja yang mengurus usaha kue lumpur itu. Ia pun tak jarang ikut membantu memproduksi kue lumpu, maka ia pun belajar untuk memasaknya.

Tiga bulan pertama pembukaan toko Enaque menurut Anwar menjadi masa-masa tersulit. Dalam kurun waktu itu, ia mengaku hampir tidak ada keuntungan penjualan yang dapat dirasakan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved