Puluhan Pendaftar PPDB Jalur Zonasi Ngluruk ke Dindik Malang, Protes Jarak Rumah-Sekolah Tak Valid
Puluhan Pendaftar PPDB Jalur Zonasi Ngluruk ke Dindik Malang, Protes Jarak Rumah-Sekolah Tak Valid.
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Puluhan orangtua pendaftar PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) jalur zonasi mendatangi Dindik Kota Malang, Rabu (22/5/2019).
Mereka ingin dikoreksi jarak rumah-sekolah karena tidak sesuai kenyataan. Akibatnya, anak-anak mereka sudah tergeser dari SMPN yang mereka pilih.
Mereka diberi nomer antrean bergantian dipanggil masuk ruang rapat VIP terkait pengaduan mereka untuk perbaikan.
• Satpol PP & Dinsos Malang Turunkan Personel, Waspadai Serbuan Gelandangan & Pengemis Jelang Lebaran
• 500 Personel Gabungan Amankan KPU Kota Malang dan 2 Lokasi Lain, Antisipasi Kerusuhan di Jakarta
• Pemkot Malang Beri Peringatan Keras Hotel Atria Terkait Video Viral Ada Miras di Acara Buka Bersama
Selain ada yang datang sendiri, juga ada yang datang berombongan. Mereka adalah para ibu dari siswa SDN Bumiayu 3 Kota Malang. Mereka juga ditemani guru kelas 6, Arifin.
"Dari 56 siswa kami, sebanyak 23 siswa bermasalah di jarak rumah ke sekolah di PPDB zonasi. Semuanya di beralamat Jl Mayjen Sungkono," jelas Arifin, guru kelas 6 saat di Dindik Kota Malang, Rabu (22/5/2019).
Namun itu tidak terjadi pada 23 siswa lainnya yang beralamat di Jl Kiai Parseh Jaya. "Sejauh ini tidak ada masalah di SMPN 7," jelas Arifin.
Kawasan ini masuk zona 5 meliputi Kelurahan Bumiayu, Mergosono, Buring, Wonokoyo, Tlogowaru dan Arjowinangun. Di zona ini ada SMPN 7,10 dan 23.
Rupiatin menyatakan anaknya sudah tergeser dari SMPN 10 dan 7 karena jarak rumah sekolah yang tertera lebih dari 3 km.
Padahal rumahnya di depan SMPN 10. Hal sama juga disampaikan Rika. Anaknya juga sudah tergeser jauh sehingga peluang masuk SMPN 10 masih tanda tanya.
Dalam print out pendaftaran, jarak rumah Rika ke SMPN 10 yaitu 3660 meter. Sedang SMPN 23 jaraknya 976 meter dan jarak ke SMPN 7 adalah 4453 meter.
Padahal jarak rumahnya sangat dekat dengan SMPN 10. Rupiatin, Rika juga ibu-ibu dari walimurid siswa SDN Bumiayu 3 yang bermasalah sudah mengurus sejak hari pertama. Tapi ternyata tidak ada koreksi jarak sehingga anak mereka sudah terlempar jauh.
"Hari pertama sudah protes karena data tidak valid dan bukan jarak rumah saya," jawab Rupiatin.
Sedang Rika menyatakan, alamat rumahnya sebenarnya ada nomer rumahnya, nomer 7. Tapi di KK tidak dicantumkan.
Sehingga ia menduga mungkin itu juga ada koneksinya. "Sejak lama nomer rumah saya 7. Tapi di KK gak ada," jawabnya. Mereka ingin anak mereka bisa masuk SMPN. "Belum ada bayangan jika ke SMP swasta," jawab Rika.
Hal sama juga dirasakan Yuli, warga JL Simpang Sukun. Ia mendapat nomer antrean 75 untuk mengadu di Dindik perihal jarak rumah sekolah yang tidak valid.