Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Korban Tewas Kecelakaan Capai 10 Orang Selama Ramadan, Polisi Awasi 2 Titik Rawan & Pasang Spanduk

Korban Tewas Kecelakaan di Tulungagung Capai 10 Orang Selama Ramadan, Polisi Awasi 2 Titik Rawan & Pasang Spanduk.

Penulis: David Yohanes | Editor: Sudarma Adi
SURYA/DAVID YOHANES
Jembatan kecil di perbatasan Desa Kepuhrejo dan Pulerejo, Kecamatan Ngantru menjadi salah satu titik rawan kecelakaan. 

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Selama Bulan Ramadan, telah jatuh korban kecelakaan sebanyak 10 orang.

Tingginya angka korban ini rata-rata disebabkan perilaku pengendara yang ugal-ugalan di jalan, atau kecerobohan pengendara.

Polisi pun telah menetapkan dua black spot atau titik rawan kecelakaan di Tulungagung.

Sempat Dikira Berisi Bom, Tas di Alun-alun Tulungagung DIkembalikan, Begini Penjelasan Pemilik Tas

H-7 Lebaran, Terminal Gayatri Tulungagung Masih Sepi, Diduga Karena Peralihan Moda Transportasi

Status Hukum Sopir Edet Tewaskan 3 Warga di Tulungagung Belum Ditetapkan, Belum Ketemu Kesalahannya

Dua titik itu adalah di ruas jalan Kepuhrejo, Kecamatan Ngatru dan di jalur Karangrejo-Kauman, tepatnya di Sedayu.

“Dua titik itu mempunyai angka kecelakaan yang tinggi,” ujar Kanit Laka Lantas, Satlantas Polres Tulungagung, Iptu Diyon Fitriyanto, Kamis (30/5/2019).

Untuk mengurangi angka kecelakaan, polisi sudah memasang spanduk peringatan di titik rawan kecelakaan.

Namun menurut Diyon, kecelakaan bermula dari perilaku pengendara.

“Harapannya dengan peringatan yang dipasang, pengendara mengurangi kecepatannya dan berperilaku sopan,” katanya.

Salah satu perilaku yang kerap membuat celaka adalah melaju dengan kecepatan tinggi.

Apalagi saat jalan sudah diperbaiki seperti saat ini, justru merangsang pengendara untuk ngebut.

“Serba salah, kalau jalan rusak celaka karena masuk lubang. Jalan diperbaiki ngebut,” keluh Diyon.

Jalur Kepuhrejo merupakan jalan nasional Tulungagung-Kediri.

Jalan ini sudah diperbaiki dan diperlebar, hingga menjadi empat lajur dari sebelumnya dua lajur.

Kendaraan yang melintas rata-rata berkecepatan tinggi.

Namun sayang ada jembatan kecil yang tidak ikut dilebarkan. Jembatan ini ada di perbatasan desa Kepuhrejo dan Pulerejo.

Kondisi jembatan banyak yang retak, karena terlalu sering diterjang mobil yang melaju kencang.

Kerap terjadi mobil yang terguling karena menabrak jembatan ini.

“Kami berharap semua sadar, patuhi aturan lalu lintas, jaga sopan santun di jalan, agar bisa mengurangi angka kecelakaan,” pungkas Diyon.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved