PPDB Gelombang Dua Tetap Tidak Diminati, Hanya Dua SMP di Tulungagung Yang Terpenuhi Pagunya
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Tulungagung memperpanjang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMP.
Penulis: David Yohanes | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Tulungagung memperpanjang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMP.
Perpanjangan ini berlaku untuk sekolah-sekolah yang belum terpenuhi pagunya.
Namun hari pertama PPDB perpanjangan, Senin (24/6/2019), minat calon pesert didik juga rendah.
Sebab dari sekitar 29 sekolah yang membuka PPDB perpanjangan, semuanya selama ini berlabel sekolah pinggiran.
Dari jumlah itu, hanya dia SMP Negeri yang bisa terpenuhi pagunya.
Dua SMP itu adalah SMPN 5 Tulungagung dan SMPN 2 Sumbergempol.
“Seharunya PPDB perpanjangan berlaku hari ini sampai pukul 14.00 WIB. Tapi melihat kondisinya, besok mau daftar masih dilayani,” ujar Sekretaris Disdikpora Tulungagung, Haryo Dewanto kepada Tribunjatim.com.
• ABG di Tulungagung Diajak Om-om Berhubungan Intim 4 Kali hingga Ketahuan, Pelaku Hapal Situasi Rumah
• Dewan Pendidikan Kabupaten Tulungagung Banyak Mendapat Keluhan Terkait Zonasi PPDB
• 5 Hektare Lahan Hutan di Kabupaten Bojonegoro Terbakar, Diduga Api dari Rumput Kering
Yoyok, panggilan akrab Haryo mengaku tidak tahu faktor penyebab rendahnya minat di PPDB perpanjangan ini.
Ia menduga para siswa sudah diterima di sekolah-sekolah sebelumnya, atau diperkirakan diterima di MTs.
Yoyok berharap tidak ada lulusan SD yang tidak bisa masuk ke sekolah negeri.
“Kasihan kalau tidak dilayani, mereka mau sekolah dimana. Kami permudah semuanya untuk masuk ke sekolah yang pagunya belum terpenuhi,” ucap Yoyok kepada Tribunjatim.com
.
Diakui Yoyok, ada desa-desa yang dari sisi jarak pasti kalah bersaing.
Ia mencontohkan Desa Pojok Kecamatan Ngantru, Wajak Lor, Kecamatan Boyolangu dan Desa Jatimulyo Kecamatan Kauman.
Anak-anak dari desa-desa ini tidak akan kalah bersaing masuk ke sekolah mana pun, karena jaraknya memang jauh dari semua SMP Negeri.
Jika tidak ada kebijakan khusus, selamanya mereka akan kesulitan mendapat sekolah.