Lokalisasi Dolly di Surabaya Sudah Ditutup Sejak 2014, Inilah 4 Fakta yang Perlu Diketahui
Sejak pertengahan tahun 2014 lokalisasi terbesar di Surabaya, Gang Dolly resmi ditutup.
Ancaman itu disampaikan seseorang melalui telepon.
Berdasarkan informasi yang dikutip dari Tribunnews, penelpon gelap itu meminta agar Risma membuka kembali lokalisasi Dolly yang telah tutup sejak tahun 2014.
3. PSK Dolly Pindah Operasi ke Lokasi Lainnya
Penutupan lokalisasi Dolly, rupanya tidak membuat praktik prostitusi hilang begitu saja.
Sebab, para pekerja seks yang biasa beroperasi di Gang Dolly, justru berpindah ke kawasan lainnya.
Hal itu disampaikan oleh Marsikan, fasilitator advokasi Yayasan Paramitra Malang, sebuah LSM yang bergerak bidang advokasi penyebaran HIV/AIDS di kalangan PSK di Malang.
"Ada puluhan PSK yang ditolak di Dolly dan memutuskan meninggalkan lokalisasi Dolly, yang kini pindah ke Malang," kata Marsikan, Rabu 15 Januari 2014.
4. Praktik Prostitusi e-Dolly
Praktik prostitusi berkembang dengan menggunakan tekonologi.
Bahkan, Tribunnews.com memberitakan praktik prostitusi berbasis teknologi itu dengan sebutan e-Dolly.
Mereka menggunakan perangkat elektronik dan teknologi informasi menawarkan jasa prostitusi.
“Dagangan (perempuan) mereka masih banyak."
"Cuma sekarang mereka tidak berani ke Dolly," tutur pelanggan Dolly yang tidak mau disebut namanya itu, beberapa waktu lalu.
Menurut pelanggan itu, biasanya para pekerja seks menawarkan diri melalui jejaring internet dengan menunjukkan foto-foto mereka. (TribunJatim.com)