Longsor Maut di Ponorogo
Takut Terjadi Longsor Susulan, Siswa SD Ponorogo Pilih Belajar di Tempat Suci Ini
Aktivitas belajar mengajar siswa di Desa Banaran, Ponorogo mulai sedikit normal. Tapi tempatnya dipindah ke lokasi khusus.
Penulis: Rahadian Bagus | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Aktivitas masyarakat di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo mulai kembali seperti semula.
Sejak Selasa (4/4/2017), sejumlah siswa SDN Banaran mulai bersekolah.
Namun, karena gedung sekolah sangat dekat dengan lokasi longor, para guru memindah kegiatan belajar ke Masjid Ibadus Sholiqin, yang lokasinya masih berada di desa setempat.
"Karena faktor keamanan, kegiatan belajar kami pindah ke masjid. Takutnya kalau ada longsor susulan bisa sampai sini," ujar Siti Prihatin, guru kelas V SDN Banaran, Rabu (5/4/2017), saat ditemui di lokasi.
Baca: 25 Korban Longsor Belum Ditemukan, Bupati Ponorogo Ajak Warga Lakukan Ini
Dikatakannya, total siswa mulai kelas I hingga kelas VI di SDN banaran, sebanyak 169 siswa. Sejak kebgiatan belajar mengajar dimulai dua hari terakhir, ternyata tidak semua siswa masuk.
"Kemarin yang masuk 40 siswa, hari ini 50 siswa," katanya.
Menurut Siti, karena ruangan yang terbatas dan minimnya siswa yang datang, seluruh siswa dijadikan satu.
Kegiatan sekolah selama dua hari itu juga tidak diisi dengan materi pelajaran.
"Lebih banyak bermain, belajar melipat, sama pemberian motivasi ke mereka," katanya.
Baca: Mapala se-Jombang Galang Dana untuk Korban Longsor Ponorogo
Selama kondisi masih belum dinyatakan aman, maka kegiatan belajar dilakukan di luar sekolah.
Sementara itu, pantauan di lokasi, sejumlah ruang kelas di SD Banaran dimanfaatkan sebagai gudang tempat penyimpanan bantuan. (Surya/Rahadian Bagus)