Pilgub DKI
Pengamat Sebut Kekalahan Ahok Disebabkan Hal Ini
Pasangan incumbent Ahok-Djarot jatuh suaranya tak mampu ungguli Anies-Sandi pada Pilkada DKI Jakarta putaran kedua Rabu (19/4/2017) lalu.
Penulis: Adeng Septi Irawan | Editor: Januar
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Adeng Septi Irawan
TRIBUNJATIM.COM,SURABAYA - Pasangan incumbent Ahok-Djarot jatuh suaranya tak mampu ungguli Anies-Sandi pada Pilkada DKI Jakarta putaran kedua Rabu (19/4/2017) lalu.
Dilansir dari KPU RI pada aplikasi hitung (situng) menjelaskan hasil perolehan suara terpaut cukup jauh.
Ahok-Djarot mendapatkan 43,57 persen, sementara Anies-Sandi mendapatkan 56,43 persen.
Hasil tersebut mengalami lonjakan yang cukup signifikan dari putaran pertama.
Pengamat politik Universitas 17 Agustus (Untag) Surabaya Andik Matulessi menyebutkan kekalahan ini tidak fair.
Baca: Pelayanan TIKI Mengecewakan! Dua Minggu Kirim HP Tak Kunjung Sampai
Pasalnya salah satu penyebab kekalahan Ahok-Djarot karena adanya permasalahan SARA yang sempat mencuat selama Pilkada berlangsung.
"Problem suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA) itu tidak pas jika dihubungkan dengan permasalahan pilkada, ada ketimpangan disini," kata Wakil Rektor Untag tersebut kepada Tribunjatim.com, Sabtu (22/4/2017)
Andik melanjutkan, beberapa bulan Ahok tak kelihatan, karena dirinya tersandung masalah penistaan agama yang menyebabkan dia harus bolak-balik di ruang persidangan.
Lalu tim sukses Ahok memunculkan sosok Djarot.
padahal menurutnya nama Ahok masih sangat menjual di kalangan masyarakat Jakarta dibanding Djarot.
"Secara head to head ini tidak fair dalam pertarungan pilkada, karena adanya satu calon yang tersandung masalah hukum," ujarnya.
Pada akhirnya hasil quick count menyatakan pasangan Ahok-Djarot kalah.
Sementara Agus Sukristyanto pengamat politik dari Untag mengatakan masyarakat Jakarta sudah sangat rasional soal memilih calon yang pantas memimpin Jakarta.