Mengintip Masjid Unik dan Sarat Nilai Sejarah di Surabaya yang Bentuknya Seperti Perahu Terbalik
Di tengah gemerlapan kota metropolitan, mungkin tidak banyak warga Surabaya yang mengetahui bangunan masjid berbentuk perahu terbalik.
Penulis: Adeng Septi Irawan | Editor: Januar
Perjalanan Sunan Ampel dimulai dari Keraton Majapahit, Trowulan, Mojokerto.
Kemudian beliau menyusuri sungai Brantas, pertama kali dirinya singgah di Kembang Kuning.
Di sana dirinya menikahi putri Mbah Karimah tokoh ulama setempat.
Di tempat itu aa juga mendirikan masjid yang saat ini dikenal di Surabaya dengan nama Masjid Tiban Rahmat Kembang Kuning.
Melanjutkan perjalanan lagi melewati Kalimas hingga tibalah di pinggir Peneleh.
Sunan Ampel pun melihat kondisi daerah Peneleh yang kala itu dihuni masyarakat.
Masyarakat yang terdiri dari beragam komunitas ini tampak hidup rukun dan damai.
Hanya saja warga disini punya kebiasaan buruk yaitu suka sabung ayam.
Untuk mengubah perilaku masyarakat yang bertolak belakang dengan Islam diputuskan Raden Rahmat singgah ditempat ini untuk beberapa waktu.
Peneleh dulunya adalah daerah dengan keberagaman agama yang cukup tinggi.
Di sini juga ada komunitas kecil agama Islam, akan tetapi belum mampu menyentuh perilaku warganya yang suka sabung ayam
Kedatangan Sunan Ampel dengan misi dakwah ini dilakukan dengan cara mengikuti kebiasaan warga terlebih dahulu.
Raden Rahmat ikut serta melakukan sabung ayam dengan warga.
Tetapi anehnya tidak satupun ayam milik warga Peneleh yang mampu mengalahkan ayam milik Raden Rahmat.
Warga menjadi bertanya-tanya dan coba mengenali sosok pemilik ayam tersebut.