Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kembangkan Alat Deteksi Pengemudi Ngantuk dari Kedipan Mata, Dosen ini Akan Patenkan Temuannya

Temuan ini sangat beda dengan sistem pemandu pengemudi yang telah ada dan diproduksi massal oleh industri.

Editor: Mujib Anwar
SURYA/NENENG USWATUN HASANAH
Dosen ITN, Dr Eng Aryuanto Soetedjo 

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Intelligent transportation systems (ITS) saat ini telah berkembang di dunia.

Meliputi infrastruktur jalan raya, lalu lintas, termasuk kendaraan misalnya autonomous mobile vehicle yang dikembangkan oleh Google.

Salah satu jenis ITS adalah driver assistant system yaitu pemandu pengemudi agar aman dalam berkendara.

Selama ini, sistem pemandu pengemudi telah ada dan diproduksi oleh industri namun menggunakan peralatan canggih dan hanya diproduksi vendor mobil besar.

"Algoritma yang digunakan sangat kompleks dan membutuhkan biaya yang besar, sehingga agak sulit digunakan segala jenis mobil," ujar dosen ITN, Dr Eng Aryuanto Soetedjo, Jumat (26/5/2017).

Baca: Sudah Dianggarkan Rp 10 Miliar, Pembangunan Pasar Sayur Batu Malah Tak Jelas

Oleh karena itu, Aryuanto coba mengembangkan penyederhanaan algoritma sistem pemandu pengemudi.

Penyederhanaan itu kemudian dimasukkan ke dalam single board komputer Raspberry Pi yang hanya seukuran kartu kredit.

"Komputer mini dengan sistem pemandu pengemudi itu kemudian bisa ditanam ke sistem di dalam mobil apapun," jelas Aryuanto pada Suryamalang.com.

Alat tersebut akan mendeteksi kelelahan pada pengemudi menggunakan dual kamera.

"Kamera akan mendeteksi kedipan mata, apakah mata pengemudi tersebut mengantuk atau tidak," kata dosen Teknik Elektro ITN.

Ketika terdeteksi mata mengantuk, maka sistem pemandu yang mengingatkan berupa alarm atau getaran.

Baca: Ramai-ramai Sidak Pasar Cek Harga, Temuan Tim Gabungan Bikin Mata Melotot

Sebenarnya deteksi mata mengantuk bisa juga dilakukan dengan denyut jantung dan tekanan darah menggunakan sensor yang ditanam di tubuh namun cenderung tidak praktis.

Maka dirinya mengembangkan sistem menggunakan kamera.

Penelitian Aryuanto mendapatkan hibah kompetensi dari Dikti selama tiga tahun sejak 2016.

"Tahun ini kami akan lanjut mengembangkan deteksi rambu lalu lintas dan deteksi marka jalan dan obyek di depannya," ujar Aryuanto.

Luar biasanya dari penelitian ini adalah proceeding di seminar internasional di Nagoya Jepang pada Agustus 2016, dan jurnal internasional bereputasi.

"Selanjutnya akan diupayakan mengajukan draft paten," tegasnya.

Dengan penyederhanaan algoritma dan alat yang hanya berupa komputer mini dan dual kamera, biaya yang dibutuhkan hanya berkisar Rp 1 juta. (Surya/Nenenh Uswatun Hasanah)

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved