HUT Kemerdekaan RI
Demi Bendera Raksasa, Petani di Desa Terpencil ini Patungan Lima Ribuan
Demi bendera raksasa, secara suka rela, warga di desa terpencil ini melakukan patungan sebesar Rp 5000 per keluarga.
Penulis: Rahadian Bagus | Editor: Mujib Anwar
(Ingin Nikah Tak Direstui Orang Tua, Pemuda Ini Tabrakan Diri ke Kereta Api)
Lokasi upacara sengaja dipilih di areal persawahan karena sawah menjadi tempat bagi petani mengais rezeki.
"Kegiatan upacara bendera tidak hanya digelar di lapangan. Sawah juga bisa menjadi tempat berkhidmat untuk upacara bendera dalam hari kemerdekaan," kata Cholik
Cholik menuturkan, kebersamaan warga desa Desa Lembah merupakan bentuk cinta Tanah Air dan jiwa nasionalisme. Para petani merelakan waktu untuk berlatih dan mengikuti latihan baris berbaris dan bernyanyi.
Dikatakannya, tidak mudah melatih para petani untuk baris berbaris. Dibutuhkan waktu sekitar dua pekan untuk berlatih secara intensif, hingga akhirnya pasukan pengibar bendera siap.
"Ada sekitar 50 petani yang menjadi pasukan pengibar bendera dan paduan suara," jelas dia.
Seorang petugas pengibar bendera, Usman Nugroho awalnya mengaku kesulitan saat berlatih baris berbaris. Sebab, ia tidak pernah melakukan gerakan baris berbaris.
Meski demikian, sebagai bentuk kecintaan terhadap Indonesia, ia rela berlatih sebagai petugas pengibar bendera.
"Kami sangat mencintai Indonesia. Dan ini merupakan lambang rasa nasionalisme kami," kata pria yang sehari-hari bekerja sebagai petani ini. (Surya/Rahadian Bagus)