HUT TNI
HUT TNI ke-72, 4 Fakta Ini Ungkap Kisah di Balik Seragam Loreng TNI, Nomor 3 Gak Banyak yang Tahu!
Hari Ulang Tahun ke-72 Tentara Nasional Indonesia menjadi momentum untuk mengingatkan kembali posisi institusi militer tersebut di tengah masyarakat.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Dwi Prastika
Hal ini berguna menyembunyikan mereka dari pengamatan dengan mata telanjang.
Sehingga mereka dapat menyatukan diri dengan medan dan akan mengurangi segala bahaya sebagai sasaran tembak musuh.
(Negeri Dongeng Bakal Tayang di Surabaya, Jangan Ngaku Pecinta Alam Kalau Belum Nonton Film Ini!)
3. Menyesuaikan dengan medan perang
Awalnya belum ada yang menggunkan baju loreng, para tentara masih menggunakan warna yang mencolok guna berani menakuti musuh.
Baju loreng pertama kali digunakan pada awal 1800-an oleh sebagian unit militer.
Setiap baju selalu menyesuaikan medan yang ada.
Oleh karena itu, warna seragam tentara di setiap negara berbeda.
(VIDEO: Tak Hanya Alutsista, Pertunjukan Bela Diri Juga Ramaikan HUT TNI ke-72, Yuk Lihat Keseruannya)
Medan perang di wilayah Indonesia lebih dominan dengan pepohonan yang berwarna hijau, tanah, serta kayu yang berwarna cokelat atau hitam.
Maka warna inilah yang dipilih.
Ngomong-ngomong, pemilihan warna itu juga disebut pola m 81 Woodland yang telah populer dari tahun 1981.
4. Maksimal dalam bertugas

Penggunaan baju inilah yang membuat TNI dapat maksimal dalam bertugas.
Meskipun sudah ada teknologi yang lebih canggih dalam mendeteksi posisi manusia (dalam hal ini musuh) dengan menggunakan inframerah dan lain sebainya, namun seiring berjalannya waktu, telah ditemukan metode-metode dan kamuflase yang berbeda.
Satu di antaranya adalah menggunakan baju loreng dengan dominan warna cokelat, hijau, dan hitam sesuai dengan alam Indonesia.