Monyet -Monyet ini Mahir Memancing Kepiting di Taman Pendidikan Mangrove Bangkalan
Mereka datang secara bergerombol dari pesisir mangrove desa sebelah, Desa Lembung Pesisir, Kecamatan Sepulu.
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Yoni Iskandar
"Memakan daun muda dan buah mangrove, ikan, kerang, dan kepiting. Monyet-monyet itu menggunakan ekornya untuk memancing keluar kepiting," jelasnya.
Kehadiran para pengunjung di TMP juga semakin membuat kera-kera semakin kerasan. Pasokan makanan alternatif menjadi semakin melimpah. Itu diperoleh dari makanan sisa pengunjung yang dikumpulkan di tempat penampungan sampah sementara.
Menurutnya, keberadaan kera-kera merupakan fenomena alamiah yang bisa memperkuat sistem rantai makanan di kawasan konservasi mangrove tersebut.
"Kera ini sangat adaptif dan termasuk hewan liar yang mampu mengikuti perkembangan peradaban manusia," terang pria dengan satu anak itu.
Ia menegaskan, saat ini yang perlu dijaga adalah keberlangsungan hidup predator anak kera yakni burung Elang Ular Bido. Elang dengan bahasa latin Spilornis Cheela itu berada di urutan teratas dalam rantai makanan di kawasan mangrove tersebut.
"Elang itu satu-satunya predator kera yang mampu memperlambat populasi kera. Sehingga, ekosistem di mangrove tetap seimbang," tegasnya.
https://t.co/X3Vv5YboCg Usai 13 Hari Tertidur, Gadis Ini Akhirnya Membuka Mata, Tapi Sang Ayah Ungkap Fakta Memilukan #MotoGP #tribunjatim
— Tribun Jatim (@tribunjatim) October 22, 2017
Pantauan Agus, perilaku kera maupun interaksi antara kera dengan pengunjung sejauh ini masih dalam batas alamiah. Itu terlihat dari reaksi kera ketika melihat pengunjung.
"Kera takut dan memilih kabur. Itu adalah respon alami satwa liar. Jadi, pengunjung tidak perlu membiasakan beri makanan kera. Biar tidak terbiasa dan akhirnya merampas makanan pengunjung," pungkasnya.
Lokasi TMP setiap hari dibuka untuk umum mulai 07.00 hingga 17.00. Pengunjung mendirikan tenda di camp area hingga memantau perilaku burung migran dari tower.
Sejak 2015, tercatat sebanyak 13 kampus di Pulau Jawa melakukan penelitian sejak tahun 2015. Mahasiswa menjadikan TMP sebagai objek penelitian untuk keperluan bahan skripsi. (Surya/Ahmad Faisol)