Hari Pahlawan
Simak 6 Fakta Bung Tomo, Pembakar Semangat para Pejuang di Pertempuran 10 November 1945!
Tanggal 10 November tak lepas dari sosok Bung Tomo. Berikut 6 fakta menarik Bung Tomo! Simak ya!
Penulis: Pipin Tri Anjani | Editor: Agustina Widyastuti
HBS adalah pendidikan menengah pada zaman penjajahan Belanda.
Pendidikan di HBS berlangsung selama 5 tahun, sehingga setara dengan SMP+SMA.
( Tak Ada Lagi Zlatan Ibrahimovic, Gianluigi Buffon Sebut Swedia Justru Diuntungkan )
Biasanya diperuntukkan khusus untuk orang Belanda, Eropa, atau Elite Pribumi.
Bahasa pengantarnya adalah Bahasa Belanda.
2. Seorang jurnalis
Sosok Bung Tomo dikenal sebagai pahlawan dan pemimpin perjuangan pertempuran 10 November di Surabaya.
Namun, sosok Bung Tomo ini rupanya pernah menjadi seorang jurnalis yang sukses.
Ia bekerja di satu kantor berita dengan Abdul Wahab, seorang jurnalis yang mengabadikan foto saat perjuangan arek-arek Surabaya.
( Cepat Tangani Kasus yang Ditujukan pada Pimpinan KPK, Polisi Menolak Disebut Istimewakan Setnov )
3. Jadi pejabat
Setelah pertempuran di Surabaya, Bung Tomo sempat terjun ke dunia politik tahun 1950-an
Ia pernah menjabat sebagai Menteri Negara Urusan Bekas Pejuang Bersenjata/Veteran sekaligus Menteri Sosial Ad Interim pada 1955-1956 di era Kabinet Perdana Menteri Burhanuddin Harahap.
Bung Tomo juga tercatat sebagai anggota DPR pada 1956-1959 yang mewakili Partai Rakyat Indonesia.
Namun, hal itu tidak bertahan lama.
Pasalnya, ia tidak merasa bahagia dan kemudian menghilang dari dunia politik.
Langsung Kerja Setelah Hajatan, Netizen Tak Habis Pikir Penampakan Rombongan #Jokowi di Jalan Raya! https://t.co/tl3nx14G1c #JokowiMantu #KahiyangBobby
— Tribun Jatim (@tribunjatim) November 9, 2017
4. Pernah dipenjara
Bung Tomo awalnya mendukung pemerintahan Soeharto pada awal Orde Baru.
Namun, ia mulai mengkritik kebijakan Soeharto sejak tahun 1970.
Bung Tomo membuat sebuah artikel kritikan kepada Presiden Soeharto, Gubernur Ali Sadikin, dan Bulog.
Selain itu, bung Tomo juga kerap mengkritik adanya korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan di Orde Baru.
( Bawa Kabur Perhiasan Milik Majikan, Seorang Cleaning Service Dibekuk Polsek Wiyung Surabaya )
Pada 11 April 1978, ia ditahan oleh pemerintah Indonesia yang tampaknya khawatir akan kritik-kritiknya yang keras.
Setahun kemudian ia dilepaskan oleh Soeharto.
5. Meninggal di Padang Arafah
Bung Tomo sempat menunaikan ibadah haji.
Namun, pada pada 7 Oktober 1981, ia meninggal dunia di Padang Arafah saat menunaikan ibadah haji.
Jenazah Bung Tomo dibawa kembali ke tanah air dan dimakamkan bukan di Taman Makam Pahlawan, melainkan di Tempat Pemakaman Umum Ngagel di Surabaya.
( LIVE STREAMING Inggris vs Jerman - Musuh Bebuyutan Saling Bertatap Muka, Lihat Laganya di Sini! )
6. Gelar pahlawan
Bung Tomo baru mendapat gelar Pahlawan Nasional pada tahun 2008.
Gerakan Pemuda (GP) Anshor dan Fraksi Partai Golkar (FPG) mendesak pemerintah agar memberikan gelar pahlawan kepada Bung Tomo pada 9 November 2007.
Akhirnya, pemerintah memberikan gelar pahlawan nasional ke Bung Tomo pada tanggal 10 November 2008.
Hal itu bertepatan pada Hari Pahlawan Nasional yang diperingati setiap tanggal 10 November.
Keputusan ini disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Kabinet Indonesia Bersatu, Muhammad Nuh pada tanggal 2 November 2008 di Jakarta.
( Bhayangkara FC Menang Penuh Drama, Fans Bali United Pertanyakan Dua Keanehan Ini )