7 Fakta Seputar Difteri, Penyakit Ganas yang Muncul Lagi di Indonesia dan Makin Menyerang Manusia
Penyakit ini sudah menjadi momok menakutkan bagi masyarakat Indonesia. Lantas apa itu penyakit difteri?
Penulis: Pipin Tri Anjani | Editor: Alga W
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Pipin Tri Anjani
TRIBUNJATIM.COM - Difteri merupakan penyakit yang sudah mewabah di berbagai wilayah di Indonesia.
Penyakit ini telah menyerang anak-anak dan orang dewasa.
Bahkan kasus terinfeksi difteri ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh Kementarian Kesehatan.
Dilansir dari Tribun Jabar, kasus infeksi difteri di Jawa Barat mencapai 109 kasus sejak November 2017, dengan 13 orang di antaranya meninggal dunia.
Mengenal Hipoksia, Kondisi Menurut Medis yang Sebabkan Kiper Persela Choirul Huda Meninggal Dunia
5 Kejanggalan Aksi Death Drop Demian yang Berakhir Fatal, dari MC Keceplosan Sampai Ekspresi Pesulap
Difteri adalah infeksi bakteri yang bersumber dari Corynebacterium diphtheriae, yang biasanya mempengaruhi selaput lendir dan tenggorokan.
Penyakit ini sudah menjadi momok menakutkan bagi masyarakat Indonesia.
Lantas apa itu penyakit difteri?
Dilansir dari beberapa artikel, berikut beberapa hal yang perlu kalian ketahui seputar difteri.
Kelanjutan Kasus Guru yang Dipolisikan Usai Cubit Muridnya, Orangtua Siswi Sampai Ambil Langkah Ini
1. Penyakit lama
Difteri bukanlah penyakit yang baru baru muncul menyerang masyarakat.
Penyakit ini merupakan penyakit lama yang sudah ada vaksin penangkalnya, DPT.
Dilansir dari Tribunnews.com, Direktur Surveilans dan Karantina Kementerian Kesehatan, Jane Soepardi menjelaskan sejak tahun 1990-an, kasus difteri di Indonesia ini sudah hampir tidak ada, baru muncul lagi pada tahun 2009.
Deretan Selebriti Korea Berikut Tempati Urutan Teratas Artis Terkontroversial Sepanjang Tahun 2017
2. Bisa menyebabkan kematian
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, difteri merupakan penyakit yang berasal dari Corynebacterium diphtheriae.
Penyakit ini menyebabkan sakit tenggorokan, demam, kelenjar bengkak, dan lemas.
Ngopi-ngopi Bareng Menteri, Casing HP Presiden Jokowi Saat Selfie Jadi Rebutan Netizen Pengin Punya
Bahkan dalam tahap yang lebih serius, difteri dapat menyebabkan kerusakan pada jantung, ginjal, dan sistem saraf.
Keruskan pada organ-oragn tersebut bisa berakibat fatal dan berujung pada kematian.
Orang yang selamat dari penyakit ini akan menderita kelumpuhan otot-otot tertentu dan kerusakan permanen pada jantung dan ginjal.
Hampir 4 Bulan Rasakan Bui, Begini Kabar Bos First Travel Anniesa Hasibuan dan Suami, No 1 Ngeri!
3. Menyerang anak dan orang dewasa
Penyakit difteri dapat menyerang anak dan orang dewasa.
Penyakit ini banyak terjadi terhadap anak-anak, namun Kementerian Kesehatan juga menemukan meningkatnya kasus difteri yang terjadi pada orang dewasa.
Penampilan Ki Joko Bodo Kini Setelah Kabarnya Tinggalkan Dunia Paranormal Bikin Netizen Pangling
Dilansir dari nakita.grid.id, difteri pada anak merupakan penyakit yang disebabkan bakteri C. diphtheriae.
Biasanya menular melalui cairan dari mulut atau hidung orang yang terinfeksi, dari jari-jari atau handuk yang terkontaminasi, atau dari susu yang terkontaminasi.
Biasanya anak yang berumur 1-10 tahun sangat peka terhadap penyakit ini.
Selain itu, ada beberapa orang-orang yang berada pada risiko tertular.
Seperti anak-anak dan orang dewasa yang tidak mendapatkan imunisasi terbaru, orang yang hidup dalam kondisi tempat tinggal penuh sesak atau tidak sehat, orang yang memiliki gangguan sistem kekebalan, dan siapapun yang bepergian ke tempat atau daerah endemik difteri.
Dari Pesinetron Banting Setir Jualan Sembako dan Merias Jenazah, Artis Ini Hidupnya Penuh Perjuangan
4. Gejala
Seseorang yang terserang penyakit ini akan menimbulkan gejala awal.
Dilansir dari Kompas.com, penderita akan merasakan sakit tenggorokan dan suara serak, nyeri saat menelan, pembengkakan kelenjar (kelenjar getah bening membesar) di leher.
Selain itu, juga akan terbentuk sebuah membran tebal abu-abu menutupi tenggorokan dan amandel, sulit bernapas atau napas cepat, demam, dan menggigil.
Heboh Okan Cornelius Dituding Akun Bernama Sammy Penyuka Sesama Jenis, Intip Fotonya Bareng Pacar
Biasanya, gejala ini akan muncul 2-5 hari setelah seseorang menjadi terinfeksi.
Selain itu, difteri dapat menyebabkan nyeri kemerahan dan bengkak yang khas terkait dengan infeksi bakteri kulit lainnya.
Infeksi difteri juga akan mempengaruhi mata, namun kasus ini jarang terjadi.
Seleb yang Hadiri Pernikahan Lee Jeong Hoon dan Moa Aiem, dari yang Bawa Berlian Sampai MC Mahal
5. Penularan
Penyakit difteri ditularkan oleh manusia pembawa difteri.
Sumber penularan penyakit difteri ini adalah manusia, baik sebagai penderita maupun sebagai carrier.
Hal Menyedihkan Inilah yang Terjadi Saat Pria Ditinggal Wanita Belanja, Lihat 8 Foto Kocaknya!
Ada beberapa cara penularan penyakit ini.
Dilansir dari Kompas.com, penularan dapat menyebar melalui bersin dan kontaminasi barang pribadi seperti gelas, sendok,dan barang lainnya.
Selain itu, difteri juga dapat menyebar melalui barang rumah tangga seperti handuk dan mainan yang dipakai bersama, namun kasus ini jarang terjadi di masyarakat.
Tak hanya itu, ada beberapa orang yang terkontaminasi lantaran menyentuh luka seseorang yang sudah terinfeksi difteri.
Orang yang telah terinfeksi bakteri difteri dan belum diobati, dapat menginfeksi orang non immunized selama enam minggu-bahkan jika mereka tidak menunjukkan gejala apapun.
Aktor Era 2000-an Yogi Finanda dan Clara Ladian Resmi Menikah, Netizen Jadi Nostalgia ke Zaman SMA
6. Pencegahan
Penyakit difetri dapat dicegah penularannya.
Pencegahan penyakit difteri bisa dengan cara melakukan vaksinasi.
Berlinang Air Mata Tanggapi Omongan Miring, Mulan Jameela Blak-blakan Ungkap Kondisi Ekonomi Dhani
Dilansir dari Pos Kupang, vaksinasi DPT dapat mencegah terjadinya difteri.
Biasanya, vaksinasi DPT untuk difteri dilakukan pada anak usia 2 bulan, atau saat anak memasuki usia 4 dan 6 bulan.
Pemberian vaksinasi sudah dapat dilakukan saat masih bayi dengan lima tahapan yakni, 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 12-18 bulan, dan 4-6 tahun.
Telah Jalani Pernikahan Beda Agama 16 Tahun yang Harmonis, Kabar Duka Datang dari Pasangan Artis Ini
7. Pengobatan
Ada beberapa perawatan dan pengobatan bagi penderita difteri.
Dilansir dari Kompas.com, pemberian antitoksin diberikan untuk seseorang yang telah didiagnosa terinfeksi difteri.
Tak Banyak yang Sadar, Inikah Posisi Demian Aditya Saat Panik Peti Terjatuh di Aksi Death Dropnya?
Antitoksin itu disuntikkan ke pembuluh darah atau otot untuk menetralkan toksin difteri yang sudah terkontaminasi dalam tubuh.
Selain itu, penderita akan diobati dengan antibiotik yakni penisilin atau eritromisin.
Antibiotik ini membantu membunuh bakteri di dalam tubuh dan membersihkan infeksi.
Seseorang yang positif terinfeksi difteri, akan diisolasi untuk meminimalisir penyebaran penyakit ke orang-orang sekitarnya.
Aksi Death Drop Demian Aditya Dikabarkan Makan Korban, Reaksi Histeris Sara Wijayanto Disorot Netter