Jalani Ritual, Ratusan Siswa SMA Sulap Perbukitan Jadi Bendera Merah Putih Raksasa
Bendera merah putih membentang dan menutupi bukit yang menjulang dari kejauhan ini, hingga ...
Penulis: David Yohanes | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Gema paduan suara mengalun dari Lapangan Desa Ngubalan, Kecamatan Kalidawir, Rabu (13/12/2017) pagi.
Sementara di atas bukit yang jaraknya sekitar dua kilometer dari lapangan itu, ratusan siswa SMAN 1 Kalidawir, Tulungagung bersiap-siap membuat konfigurasi.
Begitu lagu selesai, para siswa bergerak membentangkan kain merah dan kain putih di atas bukit.
Lokasinya tepat di belakang gedung SMAN 1 Kalidawir.
Butuh upaya keras untuk menutupi bukit setinggi 200 meter ini dengan kain merah putih.
Luar Biasa, Siswa SMK ini Ubah Ikan Tongkol jadi Body Lotion, Caranya Sederhana Baget
Selain terjal, medannya penuh tanaman semak dan bebatuan.
Butuh sekitar 30 menit hingga kain membentang sempurna.
Bendera merah putih membentang dan menutupi bukit yang menjulang dari kejauhan ini.
Bentang horisontal sekitar 50 meter, dan bentang vertikalnya sekitar 60 meter.
Kegiatan ini merupakan bagian dari perayaan Dies Natalis ke-18 ini.
Minggat dari Rumah, Cewek Cantik ini Malah Jadi Pemandu Lagu Layanan Kopi Pangku, Begini Kisahnya
Pengarah acara sekaligus guru seni budaya, Huda Faujan mengatakan, butuh 84 gulung kain.
"Ada 250 siswa yang terlibat membentangkan bendera, sementara latihannya 10 hari," terang Huda.
Huda menambahkan, Dies Natalis ini menekankan nilai nasionalisme bagi para siswa.
Usulan tema ini diajukan oleh para siswa, dengan mengusung tema "Aku Indonesia".
"Acara ini juga didukung Komunitas Rumah Cinta Indonesia. Selain itu ada sejumlah seniman yang terlibat merancang acara," tambah Huda.
Sakit Hati Istrinya Jadi TKW, Pria ini Culik Keponakan Sendiri yang Masih Bocah
Sebelum pengibaran bendera, di lapangan Ngubalan berlangsung acara yang dirancang panitia.
Mulai dari senam massal, reog gendang dan paduan suara.
Seksi acara Dies Natalis SMAN 1 Rejotangan, Izah Krisdiantoro mengatakan, kesulitan terbesar adalah mengkoordinasikan dua lokasi yang berjauhan.
"Antara lapangan Ngubalan dan lokasi pengibaran bendera jaraknya 2 kilometer. Koordinasinya yang cukup sulit," terang Izah.
Siswa kelas XI IPS2 ini mengatakan , butuh waktu satu bulan untuk mempersiapkan acara.
Menelusuri Candi Simping, Peninggalan Majapahit yang Ramai Dikunjungi Pejabat Jelang Pilkada
Total ada 350 siswa yang terlibat, 100 siswa di lapangan dan 250 siswa di atas bukit.
"Koordinasinya dengan HP dan HT, karena jaraknya sangat jauh," tegas Izah. (Surya/David Yohanes)